TRADISI
MITONI PADA IBU HAMIL di Desa GAJAH Kec Gajah Kab Demak
Siang hari tanggal 17 maret 2015 saat cuaca sedang cerahnya terdapat satu keluarga kecil sedang melaksanakan tradisi “mitoni”yaitu keluarga dari Bapak Ridwan dengan Ibu Maryam yang sedang hamil anak pertamanya. Mitoni adalah tradisi orang jawa dari kata pitu berarti tujuh. Tradisi mitoni ini dilakukan saat kandungan ibu sudah berumur tujuh bulan. Kata ibu muda yang sedang mengandung mengatakan tradisi mitoni ini dilaksanakan dengan bertepatnya tanggal tujuh,tujuh belas, dan dua puluh tujuh. Sedangkan tradisi Bapak Ridwan tersebut dilaksanakan pada tanggal tujuh belas. Acara ini berfungsi sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah karena
sudah deberikan rizki berupa hamil yang sudah menginjak tujuh bulan dan memohon keselamatan serta kelancaran untuk ibu maryam dalam melahirkan si jabang bayi.[1]
Menurut ibuMardiyah, ibu dari ibu
Maryam makna dari mitoni atau tujuh bulan ini sang jabang bayi dalam perut Ibu
Maryam sudah mempunyai tubuh yang sempurna, jadi proses penghidupanya sudah
nyata dan sempurna, oleh sebab itu keluarga dari Bapak Ridwan melakukan tradisi
mitoni ini selain mengikuti tradisi pada zaman dulu juga berniat untuk memohon
keselamatan si ibu maryam dan si jabang bayi yang sedang memngandung.
Tradisi
mitoni ini sudah ada sejak zaman dahulu, tradisi ini dilakukan secara
turun-menurun dari keluarga satu kekeluarga yang lain, termasuk pada keluarga
bapak Ridwan yang sedang melakukan tradisi mitoni tersebut.
adapun
yang menyiapkan acara mitoni tersebut adalah kaum wanita atau ibu-ibu, ibu-ibu
tersebut membantu memasak untuk acara nanti malam yaitu kumpulan yang
dimaksudkan untuk keselamatan si jabang bayi dan ibu Maryam.
Adapun
makanan yang wajib ada dalam acara mitoni berupa rujak, ketupat dan lemper, dan
“gemblong abang ijo”. Rujak tersebut isinya mentimun, buah mengkudu, buah nanas
kemudian diiris kecil-kecil kemudian dibuat rujak berkuah. Pembuatan ketupat
dan lemper sama seperti biasanya hyaitu dengan menyediakan wadah ketupatnya
terlebuh dahulu dengan daun kelapa kemudian dibuat ketupat, lalu diidi dengan
beras yang sudah disediakan, untuk pembuatan lemper diisi dengan beras ketan
yang telah dicampurkan dengan kacang hijau, kemudian setelah semuanya selesai
ketupat dan lemper tersebut dimasak menjadi satu sekalian. Kemudian untuk
pembuatan gemblong abang ijo tersebut menggunakan nasi ketan yang sudah matang
kemudian ditumbuk biar halus agar menjatu satu, kemudian dipisahkan menjadi
beberapa bagian untuk diwarnai. Warna yang dipakai adalah warna hijau, merah,
kuning dan putih.[2]
Lalu setelah semua makanan tersebut sudah matang digabungkan dengan berkat yang
isinya berupa nasi dan lauk pauk, lauk pauk tersebut isinya ada bermacam-macam
yaitu lauk ayam, mie, tumisan buncis, dan telur. Setelah semuanya persiapanya selesai makanan
yang sudah jadi tersebut dibungkus menggunakan plastik hitam yang dinamai
dengan berkat.
Pada malam hari setelah maghrib
dirumah Bapak Ridwan mengadakan acara selamatan acara mitoni. Dalam selametan
tersebut dihadiri oleh beberapa tamu yang diundang oleh Bapak Ridwan. Acara
selametan tersebut hanya berdoa untuk keselamatan si jabang bayi dandiberi
kemudahan pada ibu Maryam untuk melahirkan si jabang bayi. Setelah acara
selametan tersebut sudah selesai tamu-tamu undangan diberikan satu buah berkat
pada masing-masing tamu.
Dapat
diambil kesimpulan bahwa acara mitoni atau tujuh bulan pada ibu hamil ini
tujuanya untuk keselamatan bayi saat masa-masa akan dilahirkanya didunia, dan
untuk keselamatan ibu yang mengandung agar dimudahkan saat masa-masa
melahirkan. Dalam acara mitoni ini juga tumbuh rasa kepedulian bagi sanak
saudara yang membantu dalam acara mitoni tersebut.
NILAI-NILAI
PENDIDIKAN
Dari
tradisi mitoni di atas terdapat nilai-nilai pendidikan islam diantaranya dapat
menjalin silaturrahim antara sanak saudara kerabat dan tetangga karena
diadakanya selametan mitoni tersebut masyarakat akan makin dekat dan akrab karena
bisa saling sharing mengobrol satu sama lain.
Untuk keluarga yang membantu dalam
acara mitoni tersebut saling tolong menolong dan membantu dalam pembuatan
makanan. Dan juga dalam tradisi mitoni tersebut isinya hanya mendoakan si
jabang bayi dan ibu agar dimudahkan dalam persalinan.
Untuk ibu yang sedang hamil agar
bahagia dan bisa diterima dalam hidupnya baik dilingkungan keluarga dan
masyarakat.
Sebagai ucapan rasa terimakasih
kepada Allah SWT karena telah dikarunia calon bayi yang akan lahir.
by. Yuni Triana Ulfa/trianay50@yahoo.com&trianna.ulfaa@gmail.com
[1] Wawancara langsung dengan Ibu Mardiyah pada tanggal 20 april 2015
[2] Wawancara langsung dengan Ibu Iis mawati sebagai perewang saat upacara mitoni pada tanggal 20 april 2015
No comments:
Post a Comment