Monday, November 2, 2015

TRADISI MITONI PADA IBU HAMIL di Desa GAJAH Kec Gajah Kab Demak


TRADISI MITONI PADA IBU HAMIL di Desa GAJAH Kec Gajah Kab Demak

           
yuni triana ulfa
Siang hari tanggal 17 maret 2015 saat cuaca sedang cerahnya terdapat satu keluarga kecil sedang melaksanakan tradisi “mitoni”yaitu keluarga dari Bapak Ridwan dengan Ibu Maryam yang sedang hamil anak pertamanya. Mitoni adalah tradisi orang jawa dari kata pitu berarti tujuh. Tradisi mitoni ini dilakukan saat kandungan ibu sudah berumur tujuh bulan. Kata ibu muda yang sedang mengandung mengatakan tradisi mitoni ini dilaksanakan dengan bertepatnya tanggal tujuh,tujuh belas, dan dua puluh tujuh. Sedangkan tradisi Bapak Ridwan tersebut dilaksanakan pada tanggal tujuh belas. Acara ini berfungsi sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah karena
sudah deberikan rizki berupa hamil yang sudah menginjak tujuh bulan dan memohon keselamatan serta kelancaran untuk ibu maryam dalam melahirkan si jabang bayi.[1]

            Menurut ibuMardiyah, ibu dari ibu Maryam makna dari mitoni atau tujuh bulan ini sang jabang bayi dalam perut Ibu Maryam sudah mempunyai tubuh yang sempurna, jadi proses penghidupanya sudah nyata dan sempurna, oleh sebab itu keluarga dari Bapak Ridwan melakukan tradisi mitoni ini selain mengikuti tradisi pada zaman dulu juga berniat untuk memohon keselamatan si ibu maryam dan si jabang bayi yang sedang memngandung.

Tradisi mitoni ini sudah ada sejak zaman dahulu, tradisi ini dilakukan secara turun-menurun dari keluarga satu kekeluarga yang lain, termasuk pada keluarga bapak Ridwan yang sedang melakukan tradisi mitoni tersebut.

adapun yang menyiapkan acara mitoni tersebut adalah kaum wanita atau ibu-ibu, ibu-ibu tersebut membantu memasak untuk acara nanti malam yaitu kumpulan yang dimaksudkan untuk keselamatan si jabang bayi dan ibu Maryam.

Adapun makanan yang wajib ada dalam acara mitoni berupa rujak, ketupat dan lemper, dan “gemblong abang ijo”. Rujak tersebut isinya mentimun, buah mengkudu, buah nanas kemudian diiris kecil-kecil kemudian dibuat rujak berkuah. Pembuatan ketupat dan lemper sama seperti biasanya hyaitu dengan menyediakan wadah ketupatnya terlebuh dahulu dengan daun kelapa kemudian dibuat ketupat, lalu diidi dengan beras yang sudah disediakan, untuk pembuatan lemper diisi dengan beras ketan yang telah dicampurkan dengan kacang hijau, kemudian setelah semuanya selesai ketupat dan lemper tersebut dimasak menjadi satu sekalian. Kemudian untuk pembuatan gemblong abang ijo tersebut menggunakan nasi ketan yang sudah matang kemudian ditumbuk biar halus agar menjatu satu, kemudian dipisahkan menjadi beberapa bagian untuk diwarnai. Warna yang dipakai adalah warna hijau, merah, kuning dan putih.[2] Lalu setelah semua makanan tersebut sudah matang digabungkan dengan berkat yang isinya berupa nasi dan lauk pauk, lauk pauk tersebut isinya ada bermacam-macam yaitu lauk ayam, mie, tumisan buncis, dan telur.  Setelah semuanya persiapanya selesai makanan yang sudah jadi tersebut dibungkus menggunakan plastik hitam yang dinamai dengan berkat.

            Pada malam hari setelah maghrib dirumah Bapak Ridwan mengadakan acara  selamatan acara mitoni. Dalam selametan tersebut dihadiri oleh beberapa tamu yang diundang oleh Bapak Ridwan. Acara selametan tersebut hanya berdoa untuk keselamatan si jabang bayi dandiberi kemudahan pada ibu Maryam untuk melahirkan si jabang bayi. Setelah acara selametan tersebut sudah selesai tamu-tamu undangan diberikan satu buah berkat pada masing-masing tamu.

Dapat diambil kesimpulan bahwa acara mitoni atau tujuh bulan pada ibu hamil ini tujuanya untuk keselamatan bayi saat masa-masa akan dilahirkanya didunia, dan untuk keselamatan ibu yang mengandung agar dimudahkan saat masa-masa melahirkan. Dalam acara mitoni ini juga tumbuh rasa kepedulian bagi sanak saudara yang membantu dalam acara mitoni tersebut.

NILAI-NILAI PENDIDIKAN

Dari tradisi mitoni di atas terdapat nilai-nilai pendidikan islam diantaranya dapat menjalin silaturrahim antara sanak saudara kerabat dan tetangga karena diadakanya selametan mitoni tersebut masyarakat akan makin dekat dan akrab karena bisa saling sharing mengobrol satu sama lain.

            Untuk keluarga yang membantu dalam acara mitoni tersebut saling tolong menolong dan membantu dalam pembuatan makanan. Dan juga dalam tradisi mitoni tersebut isinya hanya mendoakan si jabang bayi dan ibu agar dimudahkan dalam persalinan.

            Untuk ibu yang sedang hamil agar bahagia dan bisa diterima dalam hidupnya baik dilingkungan keluarga dan masyarakat.

            Sebagai ucapan rasa terimakasih kepada Allah SWT karena telah dikarunia calon bayi yang akan lahir.





[1] Wawancara langsung dengan Ibu Mardiyah pada tanggal 20 april 2015
[2] Wawancara langsung dengan Ibu Iis mawati sebagai perewang saat  upacara mitoni pada tanggal 20 april 2015

No comments:

Post a Comment