BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Rasulullah
SAW bersabda,” Bahwasanya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak/akhlaqul
karimah manusia”. Berdasarkan hadits Nabi SAW, akhlak atau budi pekerti manusia
sangat mendapat perhatian dari beliau. Hadits ini sebagai bukti pada zaman
Rasulullah SAW sudah ada tindakan yang bertentangan dengan kemanusiaan. Seperti
cerita dari para guru kita tentang penduduk Makkah pada zaman Jahiliyah yang
senang mengubur anak perempuan mereka hidup-hidup, karena takut dihina dan
takut miskin. Dalam kehidupan sekarang ini, sering dijumpai kejahatan-kejahatan
yang tidak sesuai dengan rasa kemanusiaan pula. Seperti kekerasan dalam rumah
tangga, pembunuhan, penganiayaan, perbudakan, dsb.
Perbuatan
sewenang-wenang jika dibiarkan maka akan merenggut banyak pihak yang dirugikan
dan menjadikan generasi bangsa menjadi generasi yang tidak bermoral sehingga
dikenal sebagai bangsa yang tidak bermoral. Tentu hal itu tidak diinginkan oleh setiap orang. Globalisasi merupakan salah satu sebab yang paling signifikan menimbulkan banyaknya penurunan moral atau etika suatu bangsa tanpa disadari.
dikenal sebagai bangsa yang tidak bermoral. Tentu hal itu tidak diinginkan oleh setiap orang. Globalisasi merupakan salah satu sebab yang paling signifikan menimbulkan banyaknya penurunan moral atau etika suatu bangsa tanpa disadari.
Gaya hidup mewah, sifat konsumtif, sikap
indifidualis, sikap materialistis merupakan perilaku yang sering kita
jumpai.untuk itu, diperlukan suatu cara untuk meminimalisir perilaku negative
tersebut.salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan ilmu
sebagai pengetahuan bagi manusia agar mereka dapat memahami dan menerapkannya
dalam hidup sehari-hari.
Budi pekerti dalam sehari-hari
disebut juga moral, tingkah laku, akhlak,adab,atau etika.Etika pada mulanya
belum berupa ilmu, akan tetapi seiring perkembangan zaman, muncullah ilmu
filsafat yang salah satu cabangnya membahas tentang etika. Ilmu ini membahas
tingkah laku manusia yang diharapkan dapat mengubah pola hidup negative dari
etika atau moral individu menjadi manusia yang beretika.
Makalah ini akan membahas dasar dari
ilmu filsafat etika. Yang didalamnya akan dijelaskan tentang pengertian etika,
objek, dan macam-macam aliran dalam etika, selain itu juga membahas tentang
prinsip baik dan buruk pada manusia, serta tamggumg jawab moral manusia.
B.
Pokok Masalah
1.
Bagaimana Pengertian, objek,
fungsi dan manfaat mempelajari filsafat etika?
2.
Bagaimana prinsip baik dan buruk pada manusia ?
3.
Bagaimana tanggung jawab moral
manusia ?
BAB II
PEMBAHASAN
WACANA
1.
Pengertian
etika , Objek, Fungsi, Aliran ,dan
manfaat dalam mempelajari Filsafat Etika
Sebagaimana telah
dijelaskan pada pendahuluan, etika merupakan bagian dari cabang filsafat.
Filsafat sendiri berasal dari bahasa Yunani “Philo” yang artinya cinta, dan
“Sophia” yang berarti kebijaksanaan. Sehingga secara etimologi, filsafat
berarti cinta pada ilmu dan hikmah. Sedangkan menurut istilah adalah ilmu yang
mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat Tuhan dan alam semesta.
Sedangkan Etika berasal
dari bahasa Latin “ethic” dan ada juga “etos” yang artinya kebiasaan, habit,
custom.[1]
Etika disebut juga ilmu
normatif, karena didalamnya mengandung norma dan nilai-nilai yang dapat
digunakan dalam kehidupan. Sebagian orang menyebut etika dengan moral atau budi
pekerti. ilmu etika adalah ilmu yang mencari keselarasan perbuatan-perbuatan
manusia dengan dasar yang sedalam-dalamnya yang diperoleh dengan akal budi
manusia.
Menurut KBBI, filsafat
etika adalah
1. ilmu tentang apa yang dianggap baik
dan apa yang dianggap buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
2. kumpulan asas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak
3. nilai mengenai benar dan salah yang
dianut suatu golongan atau masyarakat.[2]
Jadi,
filsaftat etika adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari tingkah laku
manusia yang baik dan buruk. Dasar filsafat etika yaitu etika individual
sendiri.
Menurut hukum etika, suatu perbuatan itu
dinilai dari 3 tingkat, yaitu :
a.
Tingkat
pertama : semasa belum lahir menjadi perbuatan, yakni berupa
rencana dalam hati atau niat.
b.
Tingkat
kedua : perbuatan nyata atau pekerti
Ciri
khas etika :
1
selalu terikat
oleh tingkah laku manusia dalam kedudukannya sebagai individu,masyarakat, dan
makhluk Tuhan.
- terkandung
value atau nilai yang tolok ukurnya adalah benar atau salah
- merupakan
tata laku yang harus dipatuhi manusia dalam berperilaku
- terkadang
tumbuh dari mitos yang diyakini masyarakat secara turun temurun yang
diyakini dari hasil pemikiran orang-orang bijak yang memiliki karisma
dalam masyarakat
- kepatuhan
terhadap etika bersifat sukarela, kesadaran, tidak dipaksa, dan sanksinya
berupa sanksi moral yang berlaku pada masyarakat itu[4]
objek
etika
Objek
etika adalah segala kebiasaan, tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan
manusia. Etika tidak mempelajari perbuatan-perbuatan hewan, walaupun hewan itu
dilatih sekalipun.[5]
Dalam
kehidupan sehari-hari banyak dijumpai budi pekerti manusia dari 1001 macam
bahkan lebih , misalnya saja
- sampai tengah
malam si A masih menghidupkan radionya keras-keras;alasannya, radio itu baru
saja dibelinya .dan…inikan milik saya sendiri, jawabnya ketika ditegur.
- contoh lain
adalah seorang yang sudah bertitle sarjana namun ia acuh saat bersama ibunya
yang dianggapnya kampungan dihadapan teman-temannya.
Contoh-contoh diatas disebabkan
karena sifat manusia yang sombong atau angkuh. Sikap seperti ini umumnya banyak
ditemui pada orang-orang kaya, orang-orang pintar yang tidak sempat mendapatkan
budi pekerti atau sempat mendapatkan
ilmu tapi ia tidak dapat membedakan yang baik dan buruk, mereka disebut dholim.
Hal yang mereka lakukan dipengaruhi oleh kebiasaannya, pendidikannya, agamanya,
dan pengaruh kesadaran jiwanya. Dengan adanya sikap-sikap seperti, maka ilmu
etika sangatlah penting untuk dipelajari.
Fungsi etika
adalah mensikronkan kerja jiwa dengan kerja otak, dimana kemauan itu diletakkan
sebagai indikator, supaya hidup ini dapat ditempuh dengan harmonis.[6]
Jenis-jenis etika
ada banyak, diantaranya adalah :
Ø Etika
Naturalisme : yang beranggapan bahwa kebahagiaan manusia didapat dari panggilan
fitrah kejadian manusia sendiri.
Ø Etika
Hedonisme : yang berpendapat bahwa perbuatan susila itu perbuatan yang
menimbulkan kenikmatan.
Ø Etika
utilitarianisme : menilai baik buruk perbuatan manusia ditinjau dari besar
kecilnya manfaat bagi manusia itu sendiri.
Ø Etika
Idealisme : manusia tidak boleh terikat pada sebab musabab lahir, akan tetapi
berdasar pada tingkat kerohanian atau ide yang lebih tinggi .
Ø Etika
Vitalisme : menilai baik buruknya perbuatan manusia itu sebagai ukuran ada tidaknya daya hidup atau
vital yang maksimum mengendalikan perbuatan itu.
Ø Etika
Theologis : ukuran baik dan buruk manusia itu dinilai dengan sesuai tidaknya
dengan perintah Tuhan.[7]
Manfaat mempelajari filsafat etika
1.
orang dapat
memahami bahwa manusia sebagai makhluk sosial bisa menyadari perilakunya
terikat oleh nilai-nilai moral yang tumbuh , berkembang,dan dipatuhi oleh semua
orang agar tercipta kehidupan harmonis
2.
orang dapat
menyadari bahwa nilai moral bisa berbeda di tempat satu dengan yang lain, di
zaman satu ke zaman lain
3.
orang dapat
menyadari bahwa kriteria moral berasal dari berbagai sumber, dan orang harus
selektif dalam memilihnya
4.
membentuk hati
nurani peserta didik dalam bidang pendidikan
- Prinsip Baik Dan Jelek
Pada Manusia
Sebelum
menuju pada baik / jahat pada manusia, terlebih dahulu perlu kita ketahui
macam-macam kebaikan, yaitu :
1.
Kebaikan Alami (Bonum Physicum)
Moral adalah ilmu yang mencari keselarasan
perbuatan-perbuatan manusia (tindakan insani) dengan dasar-dasar yang
sedalam-dalamnya yang diperoleh dari akal
budi manusia. Dan alam manusia itu pada realitasnya terdapadat pada
manusia-manusia yang hidup bersama kita.
Pada
kesempatan ini kita cari prinsip tentang baik dan jahat. Belum lama ini ada
warga negara Italia yang cukup terpelajar dan yang telah cukup banyak penegalaman. Ia belum pernah mengunjungi
pulau jawa. Telah beberapa tahun ia tinggal di Indonesia, akan tetapi ia belum
bisa melihat bagian-bagian Indonesia kecuali beberapa bagian di Sumatera yang
dapat di katakan indah misalnya Lembah Ngerai, Anai, Singgalang, Bukit Tinggi.
Kami ingin mencoba bagaimana perasaannya kalau ia melihat dan menikmati Jawa
Barat. Sebelum itu kami telah banyak mendengar pendapat-pendapat orang asing
mengenai keindahan Indonesia, tetapi telinga kita merasa senang kalau kita
mendengar sendiri apa yang ia lihat. Dari mulai keluar dari kota Bogor telah
terdapat pemandangan bagus (yang bagus), makin naik makin banyak alam yang
menarik rasa keindahan, sampailah kita di puncak. Apa yang kita dengar dari
mulu orang asing itu?
Orang
asing itu bukan berasal dari tempat di mana tidak banyak terdapat barang yang
indah, kita tahu bahwa orang-orang Italia ternama sebagai bangsa seniman.
Disinilah kita berjumpa dengan keindahan alam. Dan kita tahu jika indah tentu
baik (bagus). Di sini kita bertemu dengan suatu bentuk kebaikan (sesuatu yang
baik), dan baik itu terdapat dalam alam.
2.
Kebaikan Hewani (Bonum Animale)
Orang
yang suka dengan kuda tahu benar mana kuda yang baik atau mana yang baik.
Bermacam-macam tanda dikenal oleh orang-orang penggemar kuda, untuk orang yang
tidak biasa melihatnya secara teliti tidak akan lekas tahu ciri-ciri mana yang menentukan
seekor kuda adalah baik. Biasanya kita dapat mengutarakan seekor kuda adalah
baik jika berdirinya bagus tegap, larinya menyenangkan, suatu pandangan yang
global terdapat pada orang banyak yang mengatakan bahwa seekor kuda adalah
baik. Kadang-kadang kebaikan seekor kuda juga diukur dengan
persamaan. Diantara hewan-hewan kudalah yang terpandai begitulah kata orang.
Dalam dunia hewan terdapat kebaikan.
3.
Kebaikan Lahiriah Manusia
Kebaikan pada lahiriah manusia berarti kebaikan yang
dapat dilihat, misalnya wanita dianggap baik jika ia cantik, roman muka dan
tinggi rendahnya adalah harmonis, sehingga dikatakan ia baik bentuknya, Begitu
halnya dengan lelaki yang tampan dan gagah. Maka pada manusia terdapat kebaikan
rupa.
4.
Kebaikan Susila (Bonum Morale)
Misalnya kebaikan manusia pada suatu bangsa, yaitu
tertib dan memegang hukum negaranya. Jika sifat yang baik itu begitu banyak
sehingga sifat yang kurang baik tertutup, biasanya kita menyebutnya baik begitu
saja. Kebaikan tiap-tiap anggota tertanam karena pengaruh yang terus menerus
dari bangsa itu.
5.
Definisi kebaikan Susila dan Kejelekan Susila
a. Definisi Kebaikan Susila
Kebaikan susila adalah keselarasan hidup moral manusia dengan alam
manusia itu sendiri kita katakan moral itu ialah untuk mengetahui bahwa
keselarasan itu hanya dapat dicapai dengan kerja-kerja manusia yang tidak
dipaksa yang dilaksanakan dengan
kebebasan berbuat, boleh kita sebutkan yang diperbuat dengan sengaja. Misalnya,
seorang dokter ingin mendapatkan pasien yang banyak maka ia memeriksa pasiennya
dengan pemeriksaan yang serius.
b. Definisi Kejelekan Susila
Disharmoni dalam keselarasan antara tindakan insani manusia dan
dasar-dasar yang keluar dari alam tersebut. Karena menyimpang dari keselarasan
itu, maka merupakan sesuatu yang tidak menurut kecocokan, sesuatu kekurangan,
dari itu adalah jelek. Misalnya, seorang pegawai perpajakan yang pintar namun
ia melakukan korupsi.
6.
Etika dengan Etiket
Etika seperti yang sudah dijelaskan diatas adalah
tingkah laku baik atau buruk manusia, sedang Etiket merupakan
a.
Semacam sikap yang mengandung didalamnya nilai sopan santun dalam
pergaulan.
b.
Semacam pakaian yang terbatas, hanya dipakai yang sesuai dengan
tempatnya.
Ø Contohnya Etiket ketika makan bersama yaitu dengan:
· Berpakaian sopan
· Bunyi mulut (tidak mengecap)
· Gerak dan sikap
· Cungkil gigi
· Makan dengan tangan/sendok garpu[8]
3. Tanggung Jawab Etika ( Moral )Manusia
Dalam
penyelesaian pokok masalah ini, tanggung jawab etika manusia, disini kita
menyelidiki apakah manusia mempunyai tagging jawab etika untuk berbuat baik?
Soal itulah yang harus kita selidiki yaitu dengan mengetahui pengertian
tanggung jawab, definisi tanggung jawab moral manusia, ilustrasi, dimensi
tanggung jawab moral, tiap yang ada mengejar adanya, manusia harus berbuat
baik, manusia wajib menghindari yang jelek.
A.
Pengertian Tanggung Jawab
Apakah
tanggung jawab itu? Tanggung jawab adalah :
-
respon, jawaban terhadap tuntutan dari sesuatu( tugas atau perbuatan), dimana
diri turut di dalamnya.
-
keberanian sikap, bersedia menanggung/memikul resiko terhadap baik atau
buruknya hasil perbuatan itu.
B. Definisi Tanggung Jawab Moral Manusia
Dalam pengertian kamus , tanggung jawab
itu diterjemahkan dengan kata sebagai berikut: having the character of a free
moral agent, capable of determining one’s own act, capable of deterred by
consideration of sunction of consequences.
Definisi
ini memberikan pengertian yang di titikberatkan pada:
a. Harus ada kesanggupan untuk menetapkan
sikap sesuatu perbuatan.
b. Harus ada kesanggupan untuk memikul
resiko dari sesuatu perbuatan.
Bila pengertian itu di
analisis , akan kita dapati bahwa dalam kata “ having the character” itu di
tuntut sebagai suatu keharusan, akan adanya suatu pertanggungan moral karakter,
dan karakter disini merupakan suatu nilai, nilai dari perbuatan. Yang dalam
filsafat hidup, nilai dari tanggung jawab itu di jadikan sebagai salah satu
criteria dari kepribadian.
C.
Ilustrasi
Ilustrasi
di bawah ini memberikan suatu permisalan.
Sebidang
kebun yang baru saja di tanami , tiba-tiba di landa oleh sekawanan kerbau.
Tanaman habis terpijak, pagar patah terbongkar, semua porak poranda.
-
Siapa
yang bertanggung jawab?
-
Jawabnya
: si penggembala, sedikitnya yang mempunyai kerbau.
-
Bagaimana
tanggung jawab. Dan jawaban ini di sepakati bersama.
Apa ati itu, dari segi filsafat?
Artinya: ialah barang
siapa (jadi siapa saja) , yang tidak berani bertanggung jawab atas
perbuatannya, atau segala sesuatu yang termasuk tugas kewajibannya, maka nilai
pibadinya tidak menjadi manusia sempurna.
D.
Dimensi tanggung jawab etika
Dari
segi filsafat, suatu tanggung jawab itu sedikitnya di dukung oleh 3
unsur/dimensi:
1) Kesadaran
2) Kecintaan/kesukaan
3) Keberanian
-
Kesadaran
= consciousness
Sadar = berisi
pengertian: tahu, kenal, mengerti dapat memperitungkan arti, guna sampai pada
soal akibat dari sesuatu perbuatan yang di hadapi. Seseorang baru dapat
dimintai tanggung jawab , bila ia sadar akan perbuatannya.
-
Kecintaan
= love
Cinta, suka,
menimbulkan rasa kepatuhan, kerelaan dan kesediaan berkorban. Suatu perbuatan suka rela, sebagai produk
kehendak manusiasendiri yang dibimbing oleh akal budinya.[9] Bagaimana
bila tak ada kesadaran itu ada pula rasa cinta, tak ada kesukaaan atau kerelaan
untuk berkorban.
-
Keberanian
= courage
Berani berbuat, berani
bertanggung jawab. Berani di sini didorong oleh rasa keikhlasan karena tidak
bersikap ragu-ragu dan takut terhadap segala macam rintangan yang timbul
kemudian sebagai konsekuensi dari tindak perbuatan.
E.
Tiap yang ada mengejar adanya
Baiklah
kiranya kita menyelami dahulu dorongan yang ada di dimensi keberanian yang ada
pada manusia guna mencapai kesempurnaan itu. Dorongan itu adalah sesuatu yang
keluar dari dalam yang mengikuti tiap yang hidup dialam terang ini. Dapatlah
dikatakan, bahwa dorongan itu tak dapat tak ada, atau yang harus ada, akan
tetapi keharusan itu adalah keharusan yang tumbuh dan timbul dari dalam, dan
tidak di paksakan dari luar.
F.
Manusia harus berbuat baik/keharusan etika manusia
(amar makruf)
Akan
lebih jelas lagi jika ita mengutarakan tentang kesempurnaan manusia di pandang
dari sudut non fisik, sama sekali ia bebas menentukannya. Manusia dapat
mengejarnya atau tidak . tetapi meskipun demikian ia tidak bebas dari doroangan
alam menyempurnakan dirinya. Di satu pihak ada dorongan alam menyempurnakan
adanya, di lain pihak ada kebebasan manusia untuk mengejarnya, apabila hal itu
di satukan , maka kebebasan dan keharusan adalah dua hal yang seakan-akan
bertentangan. Kebebasan ini adalah kebebasan memilih untuk berbuat ataun tidak
berbuat. Salah satu hendaknya dipilih, sekali ia memilih salah satu ia akan
menanggung pilihan itu. Dorongan pada manusia adalah dorongan alam yang
merupakan keharusan.keharusan ini di serahkan pada kekuatan manusia dan
kebebasan dari manusia, maka dari itu timbullah suatu sintesis antara keduanya.
Memang karena itu manusia mengetahui ia harus mengejar kesempurnaan, maka ia
tahu padanya ada ukum yang memerintahkan untuk berbuat menurut dorongan alam.
Dan bila dorongan itu masih dielakkan pelaksanaannya, maka keharusan mengejar
kepada kesempurnaan itu adalah suatu kewajiaban etika. Artinya kewajiban
diserahkan kepada manusia untuk dikerjakan atau tidak. Jelasnya pada kita ada
kewajiban berbuat menurut alam, dan kalau kita berbuat demikian kita berbuat
baik, maka pada kita ada kewajiban berbuat baik. Maka manusia berkewajiban
untuk berbuat baik atau keharusan
menjadi baik ,karena itu merupakan hal terpenting, yang merupakan proses
kesempurnaan manusia menjadi lebih baik.
G.
Manusia wajib menghindari yang jelek ( nahi munkar)
Setelah kita menemukan manusia harus
berbuat baik kita berpaling dari segi yang lain. Tidak seorang pun suka dirinya
celaka.dari alam manusia ada dorongan untuk mengelakkan semua yang bertentangan
dengan kesempurnaan manusia. Manusia mempunyai budi dan hati yang akan
menyeleksi apa yang merugikan pada dirinya. Yang merugikan, yang tidak selaras
dengan alam kodrat manusia itu adalah yang baik atau jelek. Timbullah suatu
kewajiban: manusia akan selalu menghindari yang jelek. Kita dapat bertanya
secara umum, apa yang dikatakan jelek:
jawabannya tidaklah sulit, seperti yang baik adalah yang selaras dengan
alam kodrati manusia, begiyu pula yang jelek etika adalah segala sesuatu yang
bertentangan dengan alam kodrat manusia. Maka terpecahkanlah persoalan: manusia
harus berbuat baik dan menghindari yang jelek.[10]
ANALISA
Filsafat
etika merupakan bagian dari filsafat yang membahas tentang tingkah laku manusia
baik dan buruknya. Objek dari filsafat etika adalah segala kebiasaan individu.
Etika memiliki beberapa karakteristik atl berisi nilai atau norma, harys
ditaati, dilakukan dengan sukarela, berasal dari beberapa sumber, terdapat
beberapa sanksi jika dilanggar,dll.
Dalam
filsafat etika membahas prinsip baik dan buruk pada manusia serta tanggung
jawab moral manusia. Prinsip baik dan buruk terdiri dari beberapa kebaikan dan
kesimpulan baik dan jahat.
Dalam tanggung jawab moral/etika manusia
berisi beberpa pengertian,definisi, ilustrasi, dan dimensi tanggung jawab
moral,dll.
Filsafat etika merupakan pelajaran yang
diajarkan diperguruan tinggi, sedangkan pada pendidikan di sekolah-sekolah
biasanya dimasukkan dalam mata pelajaran PKN. Namun tidak dijelaskan secara
terperinci sehinggan anak didik kurang memahami pentingnya etika dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
Belajar filsafat sangat penting. Karena dalam filsafat
khususnya filsafat etika kita dapat menemukan nilai-nilai yang seharusnya
diterapkan seorang individu dalam kehidupannya sebagai bagian dari masyarakat
dan makhluk Tuhan.
Dengan belajar filsafat etika, kita mengetahui dalam
suatu wilayah terdapat beberapa norma yang turun temurun ada dalam masyarakat
dan harus ditaati. Perubahan zaman sangat mengikis perilaku baik individu
sehingga mereka mengabaikan etika atau moral dari para leluhur mereka. Sudah
selayaknya seseorang memahami dan menerapkan pentingnya mengaplikasikan etika
dalam kehidupannya.
REFERENSI
Filsafat
umum. Asmoro Achmadi. 1995. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Filsafat
pendidikan teori dan praktik. Soegiono,Tamsil. 2012. Bandung : PT .Remaja
Rosdakarya
Etika
Individual. Burhanuddin salam. 2000. Jakarta : Asdi Mahasatya
Aliran-aliran
filsafat dan etika. Juhaya S. Praja. 1997. Bandung : Yayasan Piara
Filsafat
Moral. Poespoprodjo. 1988. Bandung : Remaja Karya
[1] Filsafat
umum. Asmoro Achmadi. 1995. Jakarta : Raja Grafindo Persada
[2] Filsafat
pendidikan teori dan praktik. Soegiono,Tamsil. 2012. Bandung : PT .Remaja
Rosdakarya
[3] Etika
Individual. Burhanuddin salam. 2000. Jakarta : Asdi Mahasatya
[4] Opcit,
halaman 61
[5]
Aliran-aliran filsafat dan etika. Juhaya S. Praja. 1997. Bandung : Yayasan
Piara
[6] Loc.cit,
halaman 67
[7] Etika
individual. Burhanuddin salam. 2000. Jakarta : Asdi Mahasatya
[8] Ibid,
halaman 22-34
[9] Filsafat
Moral. Poespoprodjo. 1988. Bandung : Remaja Karya
[10]
Op.cit halaman 41-58
No comments:
Post a Comment