Monday, November 16, 2015

MAKALAH FILSAFAT ETIKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.                LATAR BELAKANG
Rasulullah SAW bersabda,” Bahwasanya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak/akhlaqul karimah manusia”. Berdasarkan hadits Nabi SAW, akhlak atau budi pekerti manusia sangat mendapat perhatian dari beliau. Hadits ini sebagai bukti pada zaman Rasulullah SAW sudah ada tindakan yang bertentangan dengan kemanusiaan. Seperti cerita dari para guru kita tentang penduduk Makkah pada zaman Jahiliyah yang senang mengubur anak perempuan mereka hidup-hidup, karena takut dihina dan takut miskin. Dalam kehidupan sekarang ini, sering dijumpai kejahatan-kejahatan yang tidak sesuai dengan rasa kemanusiaan pula. Seperti kekerasan dalam rumah tangga, pembunuhan, penganiayaan, perbudakan, dsb.
Perbuatan sewenang-wenang jika dibiarkan maka akan merenggut banyak pihak yang dirugikan dan menjadikan generasi bangsa menjadi generasi yang tidak bermoral sehingga
dikenal sebagai bangsa yang tidak bermoral. Tentu hal itu tidak diinginkan oleh setiap orang.  Globalisasi merupakan salah satu sebab yang paling signifikan menimbulkan banyaknya penurunan moral atau etika suatu bangsa tanpa disadari.
Gaya hidup mewah, sifat konsumtif, sikap indifidualis, sikap materialistis merupakan perilaku yang sering kita jumpai.untuk itu, diperlukan suatu cara untuk meminimalisir perilaku negative tersebut.salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan ilmu sebagai pengetahuan bagi manusia agar mereka dapat memahami dan menerapkannya dalam hidup sehari-hari.
            Budi pekerti dalam sehari-hari disebut juga moral, tingkah laku, akhlak,adab,atau etika.Etika pada mulanya belum berupa ilmu, akan tetapi seiring perkembangan zaman, muncullah ilmu filsafat yang salah satu cabangnya membahas tentang etika. Ilmu ini membahas tingkah laku manusia yang diharapkan dapat mengubah pola hidup negative dari etika atau moral individu menjadi manusia yang beretika.
            Makalah ini akan membahas dasar dari ilmu filsafat etika. Yang didalamnya akan dijelaskan tentang pengertian etika, objek, dan macam-macam aliran dalam etika, selain itu juga membahas tentang prinsip baik dan buruk pada manusia, serta tamggumg jawab moral manusia.
           
B.                 Pokok Masalah
1.      Bagaimana  Pengertian, objek, fungsi dan manfaat mempelajari filsafat etika?
2.      Bagaimana prinsip baik dan buruk pada manusia ?
3.      Bagaimana  tanggung jawab moral manusia ? 


BAB II
PEMBAHASAN
WACANA
1.      Pengertian etika , Objek, Fungsi,  Aliran ,dan manfaat dalam mempelajari Filsafat Etika
Sebagaimana telah dijelaskan pada pendahuluan, etika merupakan bagian dari cabang filsafat. Filsafat sendiri berasal dari bahasa Yunani “Philo” yang artinya cinta, dan “Sophia” yang berarti kebijaksanaan. Sehingga secara etimologi, filsafat berarti cinta pada ilmu dan hikmah. Sedangkan menurut istilah adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat Tuhan dan alam semesta.
Sedangkan Etika berasal dari bahasa Latin “ethic” dan ada juga “etos” yang artinya kebiasaan, habit, custom.[1]
Etika disebut juga ilmu normatif, karena didalamnya mengandung norma dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan. Sebagian orang menyebut etika dengan moral atau budi pekerti. ilmu etika adalah ilmu yang mencari keselarasan perbuatan-perbuatan manusia dengan dasar yang sedalam-dalamnya yang diperoleh dengan akal budi manusia.
Menurut KBBI, filsafat etika adalah
1. ilmu tentang apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
2. kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
3. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.[2]
Jadi, filsaftat etika adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari tingkah laku manusia yang baik dan buruk. Dasar filsafat etika yaitu etika individual sendiri.
Menurut hukum etika, suatu perbuatan itu dinilai dari 3 tingkat, yaitu :
a.      Tingkat pertama : semasa belum lahir menjadi perbuatan, yakni berupa rencana dalam hati atau niat.
b.      Tingkat kedua : perbuatan nyata atau pekerti
c.       Tingkat ketiga : akibat atau hasil dari perbuatannya itu = baik atau buruk.[3]
Ciri khas etika :
1        selalu terikat oleh tingkah laku manusia dalam kedudukannya sebagai individu,masyarakat, dan makhluk Tuhan.
  1. terkandung value atau nilai yang tolok ukurnya adalah benar atau salah
  2. merupakan tata laku yang harus dipatuhi manusia dalam berperilaku
  3. terkadang tumbuh dari mitos yang diyakini masyarakat secara turun temurun yang diyakini dari hasil pemikiran orang-orang bijak yang memiliki karisma dalam masyarakat
  4. kepatuhan terhadap etika bersifat sukarela, kesadaran, tidak dipaksa, dan sanksinya berupa sanksi moral yang berlaku pada masyarakat itu[4]
objek etika
Objek etika adalah segala kebiasaan, tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan manusia. Etika tidak mempelajari perbuatan-perbuatan hewan, walaupun hewan itu dilatih sekalipun.[5]
Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai budi pekerti manusia dari 1001 macam bahkan lebih , misalnya saja
- sampai tengah malam si A masih menghidupkan radionya keras-keras;alasannya, radio itu baru saja dibelinya .dan…inikan milik saya sendiri, jawabnya ketika ditegur.
- contoh lain adalah seorang yang sudah bertitle sarjana namun ia acuh saat bersama ibunya yang dianggapnya kampungan dihadapan teman-temannya.
            Contoh-contoh diatas disebabkan karena sifat manusia yang sombong atau angkuh. Sikap seperti ini umumnya banyak ditemui pada orang-orang kaya, orang-orang pintar yang tidak sempat mendapatkan budi pekerti atau  sempat mendapatkan ilmu tapi ia tidak dapat membedakan yang baik dan buruk, mereka disebut dholim. Hal yang mereka lakukan dipengaruhi oleh kebiasaannya, pendidikannya, agamanya, dan pengaruh kesadaran jiwanya. Dengan adanya sikap-sikap seperti, maka ilmu etika sangatlah penting untuk dipelajari.
Fungsi etika adalah mensikronkan kerja jiwa dengan kerja otak, dimana kemauan itu diletakkan sebagai indikator, supaya hidup ini dapat ditempuh dengan harmonis.[6]
Jenis-jenis etika ada banyak, diantaranya adalah :
Ø  Etika Naturalisme : yang beranggapan bahwa kebahagiaan manusia didapat dari panggilan fitrah kejadian manusia sendiri.
Ø  Etika Hedonisme : yang berpendapat bahwa perbuatan susila itu perbuatan yang menimbulkan kenikmatan.
Ø  Etika utilitarianisme : menilai baik buruk perbuatan manusia ditinjau dari besar kecilnya manfaat bagi manusia itu sendiri.
Ø  Etika Idealisme : manusia tidak boleh terikat pada sebab musabab lahir, akan tetapi berdasar pada tingkat kerohanian atau ide yang lebih tinggi .
Ø  Etika Vitalisme : menilai baik buruknya perbuatan manusia itu  sebagai ukuran ada tidaknya daya hidup atau vital yang maksimum mengendalikan perbuatan itu.
Ø  Etika Theologis : ukuran baik dan buruk manusia itu dinilai dengan sesuai tidaknya dengan perintah Tuhan.[7]
Manfaat mempelajari filsafat etika
1.      orang dapat memahami bahwa manusia sebagai makhluk sosial bisa menyadari perilakunya terikat oleh nilai-nilai moral yang tumbuh , berkembang,dan dipatuhi oleh semua orang agar tercipta kehidupan harmonis
2.      orang dapat menyadari bahwa nilai moral bisa berbeda di tempat satu dengan yang lain, di zaman satu ke zaman lain
3.      orang dapat menyadari bahwa kriteria moral berasal dari berbagai sumber, dan orang harus selektif dalam memilihnya
4.      membentuk hati nurani peserta didik dalam bidang pendidikan

  1. Prinsip Baik Dan Jelek Pada Manusia
Sebelum menuju pada baik / jahat pada manusia, terlebih dahulu perlu kita ketahui macam-macam kebaikan, yaitu :
1.      Kebaikan Alami (Bonum Physicum)
Moral  adalah ilmu yang mencari keselarasan perbuatan-perbuatan manusia (tindakan insani) dengan dasar-dasar yang sedalam-dalamnya yang diperoleh dari akal  budi manusia. Dan alam manusia itu pada realitasnya terdapadat pada manusia-manusia yang hidup bersama kita.
Pada kesempatan ini kita cari prinsip tentang baik dan jahat. Belum lama ini ada warga negara Italia yang cukup terpelajar dan yang telah cukup banyak  penegalaman. Ia belum pernah mengunjungi pulau jawa. Telah beberapa tahun ia tinggal di Indonesia, akan tetapi ia belum bisa melihat bagian-bagian Indonesia kecuali beberapa bagian di Sumatera yang dapat di katakan indah misalnya Lembah Ngerai, Anai, Singgalang, Bukit Tinggi. Kami ingin mencoba bagaimana perasaannya kalau ia melihat dan menikmati Jawa Barat. Sebelum itu kami telah banyak mendengar pendapat-pendapat orang asing mengenai keindahan Indonesia, tetapi telinga kita merasa senang kalau kita mendengar sendiri apa yang ia lihat. Dari mulai keluar dari kota Bogor telah terdapat pemandangan bagus (yang bagus), makin naik makin banyak alam yang menarik rasa keindahan, sampailah kita di puncak. Apa yang kita dengar dari mulu orang asing itu?
Orang asing itu bukan berasal dari tempat di mana tidak banyak terdapat barang yang indah, kita tahu bahwa orang-orang Italia ternama sebagai bangsa seniman. Disinilah kita berjumpa dengan keindahan alam. Dan kita tahu jika indah tentu baik (bagus). Di sini kita bertemu dengan suatu bentuk kebaikan (sesuatu yang baik), dan baik itu terdapat dalam alam.
2.      Kebaikan Hewani (Bonum Animale)
Orang yang suka dengan kuda tahu benar mana kuda yang baik atau mana yang baik. Bermacam-macam tanda dikenal oleh orang-orang penggemar kuda, untuk orang yang tidak biasa melihatnya secara teliti tidak akan lekas tahu ciri-ciri mana yang menentukan seekor kuda adalah baik. Biasanya kita dapat mengutarakan seekor kuda adalah baik jika berdirinya bagus tegap, larinya menyenangkan, suatu pandangan yang global terdapat pada orang banyak yang mengatakan bahwa seekor kuda adalah baik. Kadang-kadang kebaikan seekor kuda juga diukur dengan persamaan. Diantara hewan-hewan kudalah yang terpandai begitulah kata orang. Dalam dunia hewan terdapat kebaikan.
3.      Kebaikan Lahiriah Manusia
Kebaikan pada lahiriah manusia berarti kebaikan yang dapat dilihat, misalnya wanita dianggap baik jika ia cantik, roman muka dan tinggi rendahnya adalah harmonis, sehingga dikatakan ia baik bentuknya, Begitu halnya dengan lelaki yang tampan dan gagah. Maka pada manusia terdapat kebaikan rupa.
4.      Kebaikan Susila (Bonum Morale)
Misalnya kebaikan manusia pada suatu bangsa, yaitu tertib dan memegang hukum negaranya. Jika sifat yang baik itu begitu banyak sehingga sifat yang kurang baik tertutup, biasanya kita menyebutnya baik begitu saja. Kebaikan tiap-tiap anggota tertanam karena pengaruh yang terus menerus dari bangsa itu.
5.      Definisi kebaikan Susila dan Kejelekan Susila
a.      Definisi Kebaikan Susila
Kebaikan susila adalah keselarasan hidup moral manusia dengan alam manusia itu sendiri kita katakan moral itu ialah untuk mengetahui bahwa keselarasan itu hanya dapat dicapai dengan kerja-kerja manusia yang tidak dipaksa yang  dilaksanakan dengan kebebasan berbuat, boleh kita sebutkan yang diperbuat dengan sengaja. Misalnya, seorang dokter ingin mendapatkan pasien yang banyak maka ia memeriksa pasiennya dengan pemeriksaan yang serius.
b.      Definisi Kejelekan Susila
Disharmoni dalam keselarasan antara tindakan insani manusia dan dasar-dasar yang keluar dari alam tersebut. Karena menyimpang dari keselarasan itu, maka merupakan sesuatu yang tidak menurut kecocokan, sesuatu kekurangan, dari itu adalah jelek. Misalnya, seorang pegawai perpajakan yang pintar namun ia melakukan korupsi.
6.      Etika dengan Etiket
Etika seperti yang sudah dijelaskan diatas adalah tingkah laku baik atau buruk manusia, sedang Etiket merupakan
a.    Semacam sikap yang mengandung didalamnya nilai sopan santun dalam pergaulan.
b.    Semacam pakaian yang terbatas, hanya dipakai yang sesuai dengan tempatnya.
Ø  Contohnya Etiket ketika makan bersama yaitu dengan:
·  Berpakaian sopan
·  Bunyi mulut (tidak mengecap)
·  Gerak dan sikap
·  Cungkil gigi
·  Makan dengan tangan/sendok garpu[8]
3. Tanggung Jawab Etika ( Moral )Manusia
Dalam penyelesaian pokok masalah ini, tanggung jawab etika manusia, disini kita menyelidiki apakah manusia mempunyai tagging jawab etika untuk berbuat baik? Soal itulah yang harus kita selidiki yaitu dengan mengetahui pengertian tanggung jawab, definisi tanggung jawab moral manusia, ilustrasi, dimensi tanggung jawab moral, tiap yang ada mengejar adanya, manusia harus berbuat baik, manusia wajib menghindari yang jelek.
A.    Pengertian Tanggung Jawab
Apakah tanggung jawab itu? Tanggung jawab adalah :
- respon, jawaban terhadap tuntutan dari sesuatu( tugas atau perbuatan), dimana diri turut di dalamnya.
- keberanian sikap, bersedia menanggung/memikul resiko terhadap baik atau buruknya hasil perbuatan itu.
       B. Definisi Tanggung Jawab Moral Manusia
Dalam pengertian kamus , tanggung jawab itu diterjemahkan dengan kata sebagai berikut: having the character of a free moral agent, capable of determining one’s own act, capable of deterred by consideration of sunction of consequences.
Definisi ini memberikan pengertian yang di titikberatkan pada:
a.       Harus ada kesanggupan untuk menetapkan sikap sesuatu perbuatan.
b.      Harus ada kesanggupan untuk memikul resiko dari sesuatu perbuatan.
Bila pengertian itu di analisis , akan kita dapati bahwa dalam kata “ having the character” itu di tuntut sebagai suatu keharusan, akan adanya suatu pertanggungan moral karakter, dan karakter disini merupakan suatu nilai, nilai dari perbuatan. Yang dalam filsafat hidup, nilai dari tanggung jawab itu di jadikan sebagai salah satu criteria dari kepribadian.
C.    Ilustrasi
Ilustrasi di bawah ini memberikan suatu permisalan.
Sebidang kebun yang baru saja di tanami , tiba-tiba di landa oleh sekawanan kerbau. Tanaman habis terpijak, pagar patah terbongkar, semua porak poranda.
-          Siapa yang bertanggung jawab?
-          Jawabnya : si penggembala, sedikitnya yang mempunyai kerbau.
-          Bagaimana tanggung jawab. Dan jawaban ini di sepakati bersama.
Apa  ati itu, dari segi filsafat?
Artinya: ialah barang siapa (jadi siapa saja) , yang tidak berani bertanggung jawab atas perbuatannya, atau segala sesuatu yang termasuk tugas kewajibannya, maka nilai pibadinya tidak menjadi manusia sempurna.
D.    Dimensi tanggung jawab etika
Dari segi filsafat, suatu tanggung jawab itu sedikitnya di dukung oleh 3 unsur/dimensi:
1)      Kesadaran
2)      Kecintaan/kesukaan
3)      Keberanian
-          Kesadaran = consciousness
Sadar = berisi pengertian: tahu, kenal, mengerti dapat memperitungkan arti, guna sampai pada soal akibat dari sesuatu perbuatan yang di hadapi. Seseorang baru dapat dimintai tanggung jawab , bila ia sadar akan perbuatannya.
-          Kecintaan = love
Cinta, suka, menimbulkan rasa kepatuhan, kerelaan dan kesediaan berkorban. Suatu perbuatan suka rela, sebagai produk kehendak manusiasendiri yang dibimbing oleh akal budinya.[9] Bagaimana bila tak ada kesadaran itu ada pula rasa cinta, tak ada kesukaaan atau kerelaan untuk berkorban.
-          Keberanian = courage
Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Berani di sini didorong oleh rasa keikhlasan karena tidak bersikap ragu-ragu dan takut terhadap segala macam rintangan yang timbul kemudian sebagai konsekuensi dari tindak perbuatan.
E.     Tiap yang ada mengejar adanya
Baiklah kiranya kita menyelami dahulu dorongan yang ada di dimensi keberanian yang ada pada manusia guna mencapai kesempurnaan itu. Dorongan itu adalah sesuatu yang keluar dari dalam yang mengikuti tiap yang hidup dialam terang ini. Dapatlah dikatakan, bahwa dorongan itu tak dapat tak ada, atau yang harus ada, akan tetapi keharusan itu adalah keharusan yang tumbuh dan timbul dari dalam, dan tidak di paksakan dari luar.
F.     Manusia harus berbuat baik/keharusan etika manusia (amar makruf)
Akan lebih jelas lagi jika ita mengutarakan tentang kesempurnaan manusia di pandang dari sudut non fisik, sama sekali ia bebas menentukannya. Manusia dapat mengejarnya atau tidak . tetapi meskipun demikian ia tidak bebas dari doroangan alam menyempurnakan dirinya. Di satu pihak ada dorongan alam menyempurnakan adanya, di lain pihak ada kebebasan manusia untuk mengejarnya, apabila hal itu di satukan , maka kebebasan dan keharusan adalah dua hal yang seakan-akan bertentangan. Kebebasan ini adalah kebebasan memilih untuk berbuat ataun tidak berbuat. Salah satu hendaknya dipilih, sekali ia memilih salah satu ia akan menanggung pilihan itu. Dorongan pada manusia adalah dorongan alam yang merupakan keharusan.keharusan ini di serahkan pada kekuatan manusia dan kebebasan dari manusia, maka dari itu timbullah suatu sintesis antara keduanya. Memang karena itu manusia mengetahui ia harus mengejar kesempurnaan, maka ia tahu padanya ada ukum yang memerintahkan untuk berbuat menurut dorongan alam. Dan bila dorongan itu masih dielakkan pelaksanaannya, maka keharusan mengejar kepada kesempurnaan itu adalah suatu kewajiaban etika. Artinya kewajiban diserahkan kepada manusia untuk dikerjakan atau tidak. Jelasnya pada kita ada kewajiban berbuat menurut alam, dan kalau kita berbuat demikian kita berbuat baik, maka pada kita ada kewajiban berbuat baik. Maka manusia berkewajiban untuk berbuat baik  atau keharusan menjadi baik ,karena itu merupakan hal terpenting, yang merupakan proses kesempurnaan manusia menjadi lebih baik.
G.    Manusia wajib menghindari yang jelek ( nahi munkar)
Setelah kita menemukan manusia harus berbuat baik kita berpaling dari segi yang lain. Tidak seorang pun suka dirinya celaka.dari alam manusia ada dorongan untuk mengelakkan semua yang bertentangan dengan kesempurnaan manusia. Manusia mempunyai budi dan hati yang akan menyeleksi apa yang merugikan pada dirinya. Yang merugikan, yang tidak selaras dengan alam kodrat manusia itu adalah yang baik atau jelek. Timbullah suatu kewajiban: manusia akan selalu menghindari yang jelek. Kita dapat bertanya secara umum, apa yang dikatakan jelek:  jawabannya tidaklah sulit, seperti yang baik adalah yang selaras dengan alam kodrati manusia, begiyu pula yang jelek etika adalah segala sesuatu yang bertentangan dengan alam kodrat manusia. Maka terpecahkanlah persoalan: manusia harus berbuat baik dan menghindari yang jelek.[10]

ANALISA

Filsafat etika merupakan bagian dari filsafat yang membahas tentang tingkah laku manusia baik dan buruknya. Objek dari filsafat etika adalah segala kebiasaan individu. Etika memiliki beberapa karakteristik atl berisi nilai atau norma, harys ditaati, dilakukan dengan sukarela, berasal dari beberapa sumber, terdapat beberapa sanksi jika dilanggar,dll.
Dalam filsafat etika membahas prinsip baik dan buruk pada manusia serta tanggung jawab moral manusia. Prinsip baik dan buruk terdiri dari beberapa kebaikan dan kesimpulan baik dan jahat.
   Dalam tanggung jawab moral/etika manusia berisi beberpa pengertian,definisi, ilustrasi, dan dimensi tanggung jawab moral,dll.
   Filsafat etika merupakan pelajaran yang diajarkan diperguruan tinggi, sedangkan pada pendidikan di sekolah-sekolah biasanya dimasukkan dalam mata pelajaran PKN. Namun tidak dijelaskan secara terperinci sehinggan anak didik kurang memahami pentingnya etika dalam kehidupan sehari-hari.




BAB III
PENUTUP
Belajar filsafat sangat penting. Karena dalam filsafat khususnya filsafat etika kita dapat menemukan nilai-nilai yang seharusnya diterapkan seorang individu dalam kehidupannya sebagai bagian dari masyarakat dan makhluk Tuhan.
Dengan belajar filsafat etika, kita mengetahui dalam suatu wilayah terdapat beberapa norma yang turun temurun ada dalam masyarakat dan harus ditaati. Perubahan zaman sangat mengikis perilaku baik individu sehingga mereka mengabaikan etika atau moral dari para leluhur mereka. Sudah selayaknya seseorang memahami dan menerapkan pentingnya mengaplikasikan etika dalam kehidupannya.


REFERENSI

Filsafat umum. Asmoro Achmadi. 1995. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Filsafat pendidikan teori dan praktik. Soegiono,Tamsil. 2012. Bandung : PT .Remaja Rosdakarya
Etika Individual. Burhanuddin salam. 2000. Jakarta : Asdi Mahasatya
Aliran-aliran filsafat dan etika. Juhaya S. Praja. 1997. Bandung : Yayasan Piara
Filsafat Moral. Poespoprodjo. 1988. Bandung : Remaja Karya




[1] Filsafat umum. Asmoro Achmadi. 1995. Jakarta : Raja Grafindo Persada
[2] Filsafat pendidikan teori dan praktik. Soegiono,Tamsil. 2012. Bandung : PT .Remaja Rosdakarya
[3] Etika Individual. Burhanuddin salam. 2000. Jakarta : Asdi Mahasatya
[4] Opcit, halaman 61
[5] Aliran-aliran filsafat dan etika. Juhaya S. Praja. 1997. Bandung : Yayasan Piara
[6] Loc.cit, halaman 67
[7] Etika individual. Burhanuddin salam. 2000. Jakarta : Asdi Mahasatya
[8] Ibid, halaman 22-34
[9] Filsafat Moral. Poespoprodjo. 1988. Bandung : Remaja Karya
[10] Op.cit halaman 41-58

No comments:

Post a Comment