Monday, November 16, 2015

MATEMATIKA FPB DAN KPK, BILANGAN BERPANGKAT, BENTUK AKAR, HITUNG ESTIMASI DAN HITUNG UANG

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam suatu pendidikan , matematika pasti menjadi bagian penting dalam proses belajar setiap murid atau bahkan setiap orang yang hidup membutuhkan ilmu matematika. Karena dalam kita hidup didunia ini pasti membutuhkan matematika, contoh: setiap kita belanja pasti membutuhkan uang untuk membayar apa yang telah kita beli kepada penjual, dan untuk membayar kita membutuhkan pengetahuan matematika untuk bisa menghitung berapak uang yang akan kita keluarkan dan berapa kembaliaan uang kita setelah membayar.
Jika kita tidak mempunyai kemampuan dasar matematika, seperti menghitung baik itu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka kita akan kesulitan sendiri dalam bertransaksi, bahkan kita akan sering ditipu karena kita tidak tahu pasti berapa uang yang harus dikeluarkan sebenarnya. Maka
dari itu belajar ilmu matematika itu sangat penting untuk kehidupan kita.
Oleh karena itu, matematika pasti ada disetiap jenjang pendidikan, untuk bekal anak didik dan untuk pengetahuan anak didik. Dalam makalah ini akan membahas materi matematika yaitu: bilangan berpangkat, bentuk akar, FPB dan KPK, hitung estimasi dan hitung uang.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana bilangan berpangkat dan bentuk akar?
2.      Bagaimana FPB dan KPK?
3.      Bagaimana Hitung estimasi dan hitung uang?

PEMBAHASAN
A.    Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar
1.      Bilangan berpangkat
Bilangan berpangkat adalah suatu bilangan yang memiliki pangkat apakah pangkat dua, pangkat tiga, pangkat empat, pangkat lima, dan seterusnya. Pangkat pada suatu bilangan ditulis dengan angka ukuran kecil dan diletakkan lebih tinggi dari posisi bilangan tersebut.
Misalnya :   2 x 2 x 2                                                                      5 x 5 x 5
                     3 x 3 x 3                                                                      4 x 4 x 4
Dan seterusnya.
Contoh :
2 x 2 dapat ditulis 2², dibaca  “ dua pangkat dua”
3 x 3 dapat ditulis 3², dibaca “ tiga pangkat dua”
4 x 4 x4 dapat ditulis 4³, dibaca “ empat pangkat tiga”
5 x 5 x 5 dapat ditulis 5³, dibaca “ lima pangkat tiga”
Pangkat dua juga dapat dibaca “ kuadrat”. Bilangan yang diperoleh dari hasil pangkat dua atau kuadrat disebut bilangan kuadrat. Dan bilangan yang diperoleh dari hasil pangkat tiga disebut bilangan kubik.
2.      Bentuk akar
Untuk bisa menyelesaikan pertanyaan, bila kita ditanya, bilangan berapakah yang kuadratnya bernilai sekian ?  missal, bilangan itu angka 9. Maka pertanyaan itu dapat dijawab dengan penarikan akar dari suatu bialngan.
a.       Penarikan Akar Pangkat Dua dari Bilangan Kuadrat
Sebelum mengetahui penarikan akar pangkat dua dari suatu bilangan. Kita mengenal dahulu arti Akar Pangkat Dua dari Suatu Bilangan. Akar pangkat dua suatu bilangan adalah bilangan yang jika di pangkatkan dua (dikuadratkan) hasilnya sama dengan bilangan yang dicari akarnya. Akar pangkat dua (akar kuadrat) dilambangkan dengan tanda 


Contoh :
1.      √4 = 2, karena 22  = 2 x 2 = 4
2.      √9 = 3, karena 32 = 3 x 3 = 9
3.      √25 = 5, karena 5² = 5 x 5 = 25
Ingat :  √4  dibaca akar pangkat dua dari 4, atau akar kuadrat dari 4 atau akar dari 4.
b.      Mencari Hasil Penarikan Akar Pangkat Dua dari Bilangan Kuadrat
Misalkan kita akan mencari dari  √3.136
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1)      Pisahkan dua bilangan disbelah kanan dengan memberi titik.
Contoh : √31.36
2)      Lihat angka paling kiri yaitu 31.
Carilah bilangan yang kuadratnya mendekati 31. Bilangan yang memenuhi adalah 5, bilangan 5 ini sebagai hasil pertama.
3)      5² = 25 ditulis dibawah 31 kemudian dikurangkan, yaitu 31 – 25 = 6. Angka 36 diturunkan, letaknya disebelah angka 6 menjadi 636.
4)      5  ditambah dengan  5,  hasilnya menjadi bilangan penentu untuk mendapatkan hasil berikutnya . bilangan 10 diletakkan di sebelah kiri angka  636
5)      10 . . . .  x  . . . .  =  636. Titik-titik diisi dengan bilangan yang sama, sehingga apabila dikalikan menghasilkan  636.  Bilangan yang tepat adalah  6, karena   106 X 6  = 636.  Jika hasil pengurangannya belum nol maka dilakukan penurunan bilangan berikutbya seperti pada langkah 3  dan  4.
6)      Lakukan langkah-langkah tersebut samapi memperoleh hasil pengurangan akhir  =  0,  berarti sudah memperoleh akar kuadrat.

B.     KPK dan FPB
1.      FPB
Sebelum kita lebih jauh mempelajari tentang FPB (faktor persekutuan terbesar), alangkah baiknya kita mengenal faktor dari suatu bilangan. Misal, bilangan 20 berasal dari: 1x20; 2x10; dan 4x5. Dapat dilihat bahwa faktor dari 20 adalah 1,2,4,5,10,dan 20 atau juga dibuat tabel sebagai berikut.
20
1
20
2
10
4
5
Mencari faktor persekutuan dari dua bilangan dua angka. Persekutuan dapat diartikan bersekutu atau sama. Faktor persekutuan dua bilangan adalah faktor-faktor dari kedua bilangan yang sama.
Contoh, faktor dari 36 adalah 1,2,3,4,6,9,12,18, dan 36. Faktor dari 54 adalah 1,2,3,6,9,18,27, dan 54. Jadi persekutuan dari 36 dan 54 adalah 1,2,3,6,9, dan 18.
Untuk menentukan FPB dua bilangan, ikutilah langkah-langkah berikut:
1.      Tentukan dulu faktor persekutuan dua bilangan.
2.      Carilah bilangan terbesar dari faktor persekutuan tersebut.
Contoh, tentukan FPB dari 63 dan 72
Faktor dari 63 adalah 1,3,7,9,21,63
Faktor dari 72 adalah 1,2,3,4,6,8,9,12,18,24,36,72
Faktor persekutuan : 1,3,9
Perhatikan faktor yang ditebalkan, yaitu faktor 9. Pada kedua bilangan, ditemukan faktor yang sama dan terbesar, yaitu 9. Dengan demikian, diperoleh faktor persekutuan terbesar (FPB) dari 63 dan 72, yaitu 9
2.      KPK
Sebelum lebih jauh mempelajari KPK dua bilangan, sebaiknya kita mempelajari kelipatan suatu bilangan terlebih dahulu. Kelipatan suatu bilangan adalah hasil kali bilangan itu dengan bilangan lain.
Contoh, tuliskan bilangan-bilangan kelipatan 3.
Bilangan-bilangan kelipatan 3 dapat dicari dengan cara berikut: 3x1=3; 3x2=6; 3x3=9; 3x4=12, dan seterusnya .
Jadi, kelipatan 3 adalah 3,6,9,12,...
                           Sekarang kita aka menggunakan dua bilangan berbeda. Misalnya, 2 dan 6. Terlebih dahulu kita cari kelipatan masing-masing bilangan.
Bilangan kelipatan 2 adalah 2,4,6,8,10,12,14,16,18,20,22,24,26,28,30,....
Bilangan kelipatan 6 adalah 6,12,18,24,30,36,42,.....
Demikian, dapat diketentukan kelipatan persekutuan dari 2 dan 6 yaitu 6,12,18,24,...
                           Sekarang kita gunakan materi itu untuk memepelajari kelipatan persekutuan terkecil (KPK)
Contoh, tentukan KPK dari 2 dan 6
Bilangan kelipatan 2 adalah 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 26, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42,....
Bilangan kelipatan 6 adalah 6,12,18,24,30,36,42,...
Kelipatan persekutuan dari 2 dan 6 adalah 6,12,18,24,...
KPK dari 2 dan 6 adalah 6
3.      Menentukan FPB dan KPK dengan Faktorisasi Prima
a.       Faktor Prima
Faktor Prima adalah faktor dari suatu bilangan yang berupa bilangan prima.
Contoh, faktor bilangan 36 dan 40.
36 = 1 x 36 ; 36 = 2 x 18 ; 36 = 3 x 12 ; 36 = 4 x 9 ; 36 = 6 x 6. Jadi faktor-faktor dari 36 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 18, 36
40 = 1 x 40 ; 40 = 2 x 20 ; 40 = 4 x 10 ; 40 = 5 x 8. Jadi faktor dari 40 adalah 1, 2, 4, 5, 8, 10, 20, 40
Oleh karena itu dapat disimpulkan sebagai berikut:
Faktor dari 36 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 18, 36. Jadi, faktor prima dari 36 adalah 2 dan 3.
Faktor dari 40 adalah 1, 2, 4, 5, 8, 10, 20, 40. Jadi, faktor prima dari 40 adalah 2 dan 5.
b.      Faktorisasi Prima
Istilah faktor prima tidak sama dengan faktorisasi prima. Mencari faktorisasi prima dari suatu bilangan, dapat dilakukan dengan pohon faktor.
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSuG3jE_JRvzsyV_yVi-hPEAqWB0yAPdmrXTl9py4QCbIKpnWV0
Dengan melihat pohon faktor diatas, dapat dituliskan bahwa
40 = 2 x 2 x 2 x 5
     = 23 x 5
23 x 5merupakan faktorisasi prima dari 36.
Setelah kita memahami faktorisasi prima, sekarang kita lanjut membahas FPB dan KPK dengan faktorisasi prima.
·  Menentukan FPB dengan faktorisasi prima
Untuk menentukan FPB dari dua bilangan adalah sebagai berikut:
1)      Tentukan faktorisasi prima dari kedua bilangan tersebut.
2)      Kalikan faktor-faktor prima yang sama dari kedua bilangan itu. Jika faktor bilangan yang sama itu pangkatnya berbeda, ambil pangkat terkecil.
Contoh, tentukan FPB dari 12 dan 16.
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQdBjCh5HrHlnS1ZWR_jbfrRj_sbtGWy7qiiIfJmPr4_0eAEUgW
12 = 2 x 2 x 3 = 22 x 3                                  16 = 2 x 2 x 2 x 2 = 24
Dari faktorisasi kedua bilangan itu, diperoleh faktor prima yang sama adalah 2. Pangkat terkecil faktor yang sama adalah 2. Jadi FPB dari 12 dan 16 adalah
22 = 4.
·  Menentukan KPK dengan faktorisasi prima
Untuk menentukan KPK dari dua bilangan adalah sebagai berikut:
1.      Tentukan faktorisasi prima dari kedua bilangan tersebut.
2.      Kalikan semua faktor prima dari kedua bilangan itu. Jika ada faktor yang sama dengan pangkat berbeda, ambil faktor prima dengan pangkat terbesar.
Contoh, tentukan KPK dari 12 dan 16
12 = 2 x 2 x 3 = 22 x 3                                16 = 2 x 2 x 2 x 2 = 24
Dari faktorisasi kedua bilangan itu, diperoleh faktor prima yang sama adalah 2. Pangkat terbesar faktor yang sama adalah 4. Jadi KPK dari 12 dan 16 adalah 24 x 3 = 16 x 3 = 48.
C.    Hitung Estimasi dan Hitung Uang
1.      Hitung Estimasi
Pembulatan dan Penaksiran ( Hitung Estimasi )
1.      Pembulatan Bilangan
Bagaimana aturan pembulatan bilangan ? Mari kita perhatikan contoh-contoh pembulatan bilangan di bawah ini.
a.     1,8       lebih dekat ke bilangan satuan 2, maka 1,8    dibulatkan ke satuan terdekat menjadi 2
3,4       lebih dekat di bulatkan ke satuan 3, maka 3,4 dibulatkan ke satuan terdekat menjadi 3
Contoh di atas merupakan pembulatan bilangan pada satuan terdekat.
b.    52        lebih dekat ke bilangan puluhan 50, maka 52 dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 50
169      lebih dekat ke puluhan 170, maka 169           dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 170 
Contoh di atas merupakan pembulatan bilangan pada puluhan terdekat.
c.                   175      lebih dekat ke bilangan ratusan 200, maka 175          dibulatkan ke ratusan terdekat menjadi 200
425      lebih dekat ke bilangan ratusan 400, maka 425          dibulatkan ke ratusan terdekat menjadi 400
Contoh di atas merupakan pembulatan bilangan pada ratusan terdekat.
Apa yang dapat kamu simpulkan dari contoh-contoh pembulatan di atas? Mari kita tuliskan.
a)      Pembulatan Bilangan ke Satuan Terdekat
1)                  Kita perhatikan angka pada persepuluhan (di belakang koma).
2)                  Jika angka tersebut kurang dari 5 (1, 2, 3, 4), maka bilangan dibulatkan ke bawah (dihilangkan).
Contoh : 2 , 3 
            Angka tiga dibelakang koma kurang dari lima maka dibulatkan ke bawah, jadi, 2,3 dibulatkan menjadi 2
3)                  Jika angka tersebut paling sedikit 5 (5,6,7,8,9), maka bilangan dibulatkan ke atas (satuan ditambah 1)
Contoh : 5 , 7
            angka 7 dibelakang koma lebih dari 5 maka dibulatkan ke atas, jadi, 5,7 dibulatkan menjadi 6
b)     Pembulatan ke Puluhan Terdekat
1)                  Kita perhatikan angka pada satuan.
2)                  Jika angka tersebut kurang dari 5 (1, 2, 3, 4), maka bilangan dibulatkan ke bawah (dihilangkan).
Contoh :14. Angka 4 kurang dari 5 maka dibulatkan kebawah menjadi 10
3)                  Jika angka tersebut  paling sedikit 5 (5, 6, 7, 8, 9), maka bilangan dibultkan ke atas (puluhan ditambah 1).
Contoh : 76. Angka 6 lebih dari 5 maka dibulatkan ke atas menjadi 80. 
2.      Menaksir Hasil Operasi Hitung Dua Bilangan
Menaksir operasi hitung adalah memperkirakan hasil operasi hitung.
Contoh : taksiran hasil operasi hitung 1.650 + 73.150
Jawab : 1.650 dibulatkan  menjadi 2.000
                        73.150  dibulatkan menjadi 73.000
                        Jadi, taksiran 1.650  +  73.150 adalah 2.000 + 73.000 = 75.000
Ada tiga macam cara menaksir hasil operasi hitung, yaitu taksiran atas, taksiran bawah, dan taksiran terbaik.
a.      Taksiran Atas
Taksiran atas dilakukan dengan membulatkan ke atas bilangan-bilangan dalam operasi hitung.
Contoh:     tentukan hasil dari operasi hitung 22 x 58.
Jawab :      karena taksiran atas, maka setiap bilangan dibulatkan ke atas.
                  22 dibulatkan ke atas menjadi 30
                  58 dibulatkan ke atas menjadi 60
                  Jadi, taksiran 22 x 58 adalah 30 x 60 = 1.800
b.      Taksiran Bawah
Taksiran bawah dilakukan dengan mebulatkan ke bawah bilangan-bilangan dalam operasi hitung.
 Contoh:    tentukan hasil dari operasi hitung 22 x 58.
Jawab :      karena taksiran bawah, maka setiap bilangan dibulatkan ke bawah.
                  22 dibulatkan ke bawah menjadi 20
                  58 dibulatkan ke bawah menjadi 50
                  Jadi, taksiran 22 x 58 adalah 20 x 50 = 1.000
c.       Taksiran Terbaik
Taksiran terbaik dilakukan dengan membulatkan bilangan-bilangan dalam operasi hitung menurut aturan pembulatan.
Contoh:     tentukan hasil dari operasi hitung 22 x 58.
Jawab :      22 menurut aturan pembulatan dibulatkan menjadi 20
                  58 menurut aturan pembulatan dibulatkan menjadi 60
                  Jadi, taksiran 22 x 58 adalah 20 x 60 = 1.200
2. Mengenal Berbagai Nilai Mata Uang Rupiah
a.       Nilai mata uang rupiah.
Mata uang rupiah yang beredar, tersedia dalam bentuk logam (koin) dan ada yang tersedia dalam bentuk kertas. Perhatikan dan amati bentuk mata uang kertasa berikut:
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTJBTlsGpqvTAzkrD2mLT2emJpugnl5zZenEXvIhGCfAUC93KW6 Nilai uang seribu (1.000) rupiah
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQgkZ3Z1JbgJ35rLL4CC5S8KZPeXgOnIDbtUiB1Ekk0S2ZtIFW1 Nilai uang dua ribu (2.000) rupiah
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRb9gM6mXzyBNzdW0_LbZdOQXqqV92Zy-DcAkWQTkPH2KZFg4F51A Nilai uang lima ribu (5.000) rupiah
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSlkWJnzsoZLcyZ1OzMLHYGbMfZBqrpDvCcssiZA2PWr2aKskaTRwNilai uang sepuluh ribu (10.000) rupiah
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRK1VmrRxAOdlhwZh3gVUPiMrQzsvok3VUasTQFf8WmcpC10SH0Mg  Nilai uang dua puluh ribu (20.000) rupiah
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQQBjY1ab1GZsUpdh2xSynFX4iO5gZ3sxL_stVzX_JT5DVF1WZF0g Nilai uang lima puluh ribu (50.000) rupiah
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRN2GJkk0DzrNNocneYBn_pVYGFuvKcLYQlfhFwEbEDDJPDagp6Sg  Nilai uang seratus ribu (100.000) rupiah
Sekarang perhatikan uang bentuk koin:
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTrJBE8cSbXsgms-qmH3XUK5xbbSKZ5_bg7Kzt9-BG_9abowKsXjg
b.      Menghitung kumpulan uang
Kamu telah mengingat bentuk mata uang yang beredar dalam bentuk kertas dan logam. Sekarang misalnya kamu membeli buku. Harga sebuah buku Rp 1.200,00. Bagaimana cara kamu membayarnya? Kamu tahu, tidak tersedia uang bentuk pecahan yang bernilai Rp 1.200,00.

PENUTUP

Kesimpulan
1)      Bilangan berpangkat adalah suatu bilangan yang memiliki pangkat apakah pangkat dua, pangkat tiga, pangkat empat, pangkat lima, dan seterusnya. Pangkat pada suatu bilangan ditulis dengan angka ukuran kecil dan diletakkan lebih tinggi dari posisi bilangan tersebut. Contoh : 2 x 2 dapat ditulis 2², dibaca  “ dua pangkat dua”

2)      Bentuk akar adalah bilangan yang jika di pangkatkan dua (dikuadratkan) atau pangkat tiga hasilnya sama dengan bilangan yang dicari akarnya.
3)      FPB adalah Faktor Persekutuan Terbesar. Untuk menentukan FPB dua bilangan, ikutilah langkah-langkah berikut:
1.      Tentukan dulu faktor persekutuan dua bilangan.
2.      Carilah bilangan terbesar dari faktor persekutuan tersebut.
KPK adalah Kelipatan Persekutuan Terkecil. Kelipatan suatu bilangan adalah hasil kali bilangan itu dengan bilangan lain.
Untuk menentukan FPB dari dua bilangan adalah sebagai berikut:
1.      Tentukan faktorisasi prima dari kedua bilangan tersebut.
2.      Kalikan faktor-faktor prima yang sama dari kedua bilangan itu. Jika faktor bilangan yang sama itu pangkatnya berbeda, ambil pangkat terkecil.
Untuk menentukan KPK dari dua bilangan adalah sebagai berikut:
1.      Tentukan faktorisasi prima dari kedua bilangan tersebut.
2.      Kalikan semua faktor prima dari kedua bilangan itu. Jika ada faktor yang sama dengan pangkat berbeda, ambil faktor prima dengan pangkat terbesar.
4)      Hitung Estimasi adalah pembulatan dan penaksiran.
Ada tiga macam cara menaksir hasil operasi hitung, yaitu taksiran atas, taksiran bawah, dan taksiran terbaik.

DAFTAR PUSTAKA
Supardjo. Matematika Gemar Berhitung Kelas 3 SD/MI. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2004
Yastuti, Indri. Matematika Kelas 4 SD/MI. : Global.2012
Yastuti, Indri. Matematika Kelas 5 SD/MI. :Global. 2012

Siti Umayyah.Perpangkatan dan akar.http://sitiumayahpgmi.wordpress.com/2012/01/07/mata-pelajaran-matematika/ diakses tgl 12/10/2014 09:32



No comments:

Post a Comment