Saturday, December 14, 2013

Makalah Jumlah Ismiyyah



PENDAHULUAN

Dalam bahasa arab terdapat ilmu yang mempelajari tentang tata bahasa arab. Ilmu tata bahasa arab merupakan bagian ilmu terpenting dalam agama islam, karena faktanya seluruh sumber asli ajaran islam seperti Alquran dan Alhadis berbahasa arab. Salah satu bahasan dari ilmu tata bahasa arab/ilmu nahwu adalah bab tentang jumlah ismiyah, atau dalam artian jumlah yang terdiri dari isim (mubtada’ dan khobar).

Mubtada’ ialah isim marfu’(isim yang dibaca rofa’) yang bebas dari awamil lafdhiyah. Dengan kata lain bersifat maknawi, yaitu dimarfu’kan oleh karena menjadi ibtida’/mubtada’ atau permulaan kata.[1]
Sementara khobar adalah isim yang dirofa’kan yang disandarkan kepada mubtada’ Maksudnya yakni tidak akan ada khobar kalau tidak ada mubtada dan mubtada itulah yang merofa’kan khobar. [2]

Untuk lebih jelasnya
akan dijelaskan lebih lanjut dalam pembahasan berikut ini.



PEMBAHASAN

MUBTADA’

 المبتدأ : هوالاسم المرفوع العارى عن العوامل اللفظية.
Mubtada’ ialah isim marfu’(isim yang dibaca rofa’) yang bebas dari awamil lafdhiyah. Dengan kata lain bersifat maknawi, yaitu dimarfu’kan oleh karena menjadi ibtida’/mubtada’ atau permulaan kata. Contoh : زَيْدٌ نَاصِرٌ
Diterangkan dalam kitab mutamimah ajurumiyah bahwa mubtada’ dibagi menjadi 2 yaitu :
1.      Mubtada’ isim dhohir
mubtada’ isim dhohir adalah kata benda yang nampak atau kalimat isim yang dapat dilihat dengan mata dan dapat diucapkan dengan lisan. Contoh: زَيْدٌ قَائِمٌ
2.      Mubtada’ isim dhomir
mubtada’ isim dhomir adalah kata ganti dari kata benda atau kalimat isim yang tidak dapat dilihat dengan mata dan tidak dapat diucapkan oleh lisan. isim dhomir ada 12 yaitu : انا (saya), نحن (kami atau kita), انتَ (kamu -laki-laki), انتِ (kamu -perempuan), انتما (kamu berdua -laki-laki/perempuan), انتم (kalian -laki-laki), انتنّ (kalian -perempuan), هو (dia -laki-laki), هي (ia -perempuan), هما (mereka berdua -laki-laki/perempuan), هم (mereka semua -laki-laki), هنّ (mereka semua -perempuan) Contoh :   اَنَا قَائِمٌ
                                                          نَحْنُ قَائِمُوْن

KHOBAR

الخبر هو الإسم المرفوع المسند إليه.
Khobar ialah : isim yang dirofa’kan yang disandarkan kepada mubtada’ Maksudnya yakni tidak akan ada khabar kalau tidak ada mubtada dan mubtada itulah yang merofa’kan khabar. Contoh: زَيْدٌ قَائِمٌ
Khabar ada 2 macam yaitu :

1.      Khobar mufrod
Khobar mufrod adalah khabar yang berbentuk tunggal atau khabar yang tidak berupa jumlah (ismiyah/fi’liyah) atau menyerupai jumlah(jer majrur/dlaraf).
Contohnya :    زَيْدٌ قَائِمٌ
الزَيْدَانِ قَائِمَانِ
الزَيْدُوْنَ قَائِمُوْنَ

2.      Khobar ghairu mufrod
Khobar ghairu mufrod adalah khabar yang berupa jumlah/ menyerupai jumlah. Contohnya : زَيْدٌ أَبُوْهُ قَائِمٌ [3]
Dan khobar ghair mufrod terdapat empat bagian :
1.      Jar dan majrur
Contoh : زَيْدٌ فِي الدَّارِ
2.      Dlaraf
Contoh : زَيْدٌ عِنْدَكَ
3.      Mubtada dan khobar (jumlah ismiyah)
Contoh : زَيْدٌ أَخُوْكَ عَالِ
4.      Fi’il dan fa’il (jumlah fi’liyah)
Contoh : زَيْدٌ قَامَ أَبُوْهُ[4]

Setelah kita mempelajari mubtada’ dan khobar serta jenisnya barulah kita dapat menyusun jumlah ismiyah, karena didalam definisi :
الجملة الإسمية هي الجملة المبدوءة باسم
Jumlah ismiyah yaitu jumlah yang diawali dengan isim (mubtada’ dan khobar).
Model struktur paling sederhana untuk jumlah ismiyah adalah contoh المَدْرَسَةُ sebagai mubtada’ dan كَبِيْرَةٌ sebagai khobar.[5]

KAIDAH-KAIDAH

Dalam jumlah ismiyah terdapat kaidah-kaidah yang pembahasannya sangat panjang dan mendetail. Disini kami hanya akan membahas secara ringkas dan sederhana saja. Kaidah-kaidah tersebut di antaranya adalah :
1.      Dibaca rofa’
Tanda rofa’ pada isim adalah dhommah, wawu dan  alif
Contoh: البَيْتُ صَغِيْرٌ ( rumah itu kecil), المُسْلِمُوْنَ مَهِيْرُوْنَ( orang-orang muslim itu pintar), الطَالِبَانِ عَالِمَانِ  ( dua murid itu pintar).
2.      Mubtada’ harus berupa  isim ma’rifat.
Yang di maksud isim ma’rifat adalah isim yang sudah jelas maknanya.Isim ma’rifat bisa berupa:
- isim alam ( nama sesuatu)
Contoh: احمد ( nama orang),اندو نيسيا  ( nama Negara),يبت  ( nama tempat)
- isim dhomir
Isim dhomiir yang bisa menjadi mubtada ’hanyalah isim dhomir yang munfasil yaitu: انا (saya), نحن (kami atau kita), انتَ (kamu -laki-laki), انتِ (kamu -perempuan), انتما (kamu berdua -laki-laki/perempuan), انتم (kalian -laki-laki), انتنّ (kalian -perempuan), هو (dia -laki-laki), هي (ia -perempuan), هما (mereka berdua -laki-laki/perempuan), هم (mereka semua -laki-laki), هنّ (mereka semua -perempuan). Contoh; هو طويل ( dia laki-laki 1tinggi),
 انت مدرس  ( kamu laki-laki 1 guru)
-isim yang kemasukan al
Contoh;الفصل جميل  ( kelas itu indah)
3.      Khobar berupa isim nakiroh
Isim nakiroh adalah isim yang maknanya tida k jelas atau masih umum.Tanda isim nakiroh adalah adanya tanwin.
Contoh;n البلاط نظيف ( lantai itu bersih)
4.      Mubtada’ dan khobar harus bersesuaian
Dalam hal muannas dan muzakar serta mufrod, musanna dan jama’nya. Contoh; فاطمة جميلة  (fathimah itu cantik), زيد جميل ( zaid itu ganteng), الكرة صغيرة   ( bola itu kecil),التلميذان ماهران  (murid dua itu pintar),الطالبون ضاحكون  ( murid-murid itu adalah orang-orang tertawa).[6]

PENUTUP

KESIMPULAN

Jumlah ismiyah yaitu jumlah yang diawali dengan isim (mubtada’ dan khobar)
Contoh : زَيْدٌ قَائِم
Mubtada’ ialah isim marfu’(isim yang dibaca rofa’) yang bebas dari awamil lafdhiyah. Dengan kata lain bersifat maknawi, yaitu dimarfu’kan oleh karena menjadi ibtida’/mubtada’ atau permulaan kata.
Khobar ialah : isim yang dirofa’kan yang disandarkan kepada mubtada’
Kaidah-kaidah yang terkait dengan jumlah ismiyah antara lain
1. Dibaca rofa’
2. Mubtada’ berupa isim ma’rifat
3. Khobar berupa isim nakiroh
4. Mubtada’ dan khobar harus bersesuaian dalam hal muanas dan mudzakar serta mufrod,mustanna dan jama’nya.


[1]Syekh Syamsuddin Muhammad Arra’ini, Terjemahan Mutammimah Ajurumiyah, (cet: 11, Bandung, Sinar Baru Algesindo, Agustus 2010), hlm. 141
[2]  Ibid, hlm. 145
[3]Ibih, hlm 144.
[4] Bahaud Din Abdullah Ibnu ‘Aqil, Terjemah Alfiyah Syarah Ibnu ‘Aqil,(cet : 9, Bandung, Sinar Baru Algesindo), hlm. 133-134.
[5]Siti mufalihah, mumarisah litarqiyatillughotil arabiyyah, ----------, -----------, hlm 25.
[6]Hida nurul, jumlah ismiyah, http://hidaanurull.blogspot.com/2012/05/ (01/11/2013)

No comments:

Post a Comment