Sunday, November 29, 2015

Perbedaan Acara akdunnikah Pada masyarakat Kudus Kulon dan Kudus Wetan, Serta Pembuangan Ayam di Kali Gelis jika Kudus Kulon dan Kudus Wetan di Perjodohkan

Perbedaan Acara akdunnikah Pada masyarakat Kudus Kulon dan Kudus Wetan,
Serta Pembuangan Ayam di Kali Gelis jika Kudus Kulon dan Kudus Wetan di Perjodohkan

Daerah kudus kulon yakni daerah kudus yang berada di barat kali gelis dan daerah kudus wetan yang berada di timur kali gelis.
Tradisi dalam susunan acara pernikahan yang ada di kedua daerah tersebut ada yang barbada, saya mengambil judul ini sangat tertarik karana saya sendiri tinggal di daerah kudus kulon bertemat di desa kerjasan sebelah utara desa kauman. Dan saya menemukan perbedaan tersebut dari acara pernikahan tetangga saya, dan acara pernikahan yang ada di tempat teman yang bertempat di jati wetan kudus yang letaknya di kudus wetan.
Berawal dari pernikahan kakak teman saya Nunuk dan Sudarmono yang bertempat di Jati wetan pada hari ahad tanggal 12 April 2015, pada pagi hari itu saat acara prosesi akdunnikah para tamu undanagan yang ada hanya keluarga besar, dan saudara-saudara dari mempelai laki-laki, dan pada saat itu juga mempelai wanita berada dalam satu ruangan dengan mempelai laki-laki. Bisa di lihat pada foto di samping. Serta pada acara khajatan dilaksanakan sebelum hari akdunnikah tersebut, bisa 1 hari sebelum hari H, bahkan bisa 1 minggu sebelum hari H. di perkuat lagi dengan acara pernikahan Leni & Eko yang bertempat di Ngembal kulon pada tanggal 14 April 2015, prosesi acaranya sama seperti di desa Jati Wetan saat akdunnikah para tamu undangan yang ada hanya keluarga dan saudara-saudara dari mempelai laki-laki, dan pada saat itu juga mempelai wanita berada dalam satu ruangan dengan mempelai laki-laki.
Kemudian, susunan acara tersebut berbeda dengan pernikahan tetangga saya Tutik dan Udin pada hari ahad tanggal 26 April 2015, pada saat acara akdunnikah para tamu undangan adalah keluarga (laki-laki), saudara-saudara dari mempelai laki-laki dan juga para tetangga RT (laki-laki). Pada saat acara akdunnikah tersebut ternyata digabung dengan acara khajatan yang dihadiri para tetangga tersebut. Dan pada acara tersebut mempelai wanita tidak dalam satu ruangan bersama mempelai laki-laki, akan tetapi mempelai wanita berada di dalam kamar dan menunggu mempelai laki-laki menyelesaikan akadnya, barulah setelah sah, mempelai wanita akan di pertemukan dengan mempelai laki-laki, kebanyakan masyarakat kudus kulon melaksanakan akdunnikahnya berada di masjid dekat rumah mempelai wanita dan biasanya walinya akan di pasrahkan kepada para kyai yang ada di daerah tersebut. bisa di lihat pada foto di samping.
Dalam acara tersebut ada perbedaan antara daerah kudus kulon dan daerah kudus wetan. Hal yang saya perhatikan saat proses akdunnikah sangat berbeda, yang terkandung dalam acara kudus kulon sangat memperhatian pendidikan islam yang mana saat mempertemukan mempelai laki-laki dan mempelai wanita pada saat akad sudah di tuntaskan dan menjadi sah istrinya baru akan dipertemukan keduanya. Dan penggabungan antara acara akdunnikah dan khajatan tidak semata-mata untuk mempersingkat atau mempermudah keluarga dalam membikin acara pernikahan tersebut tetapi penggabungan tersebut untuk memperlihatkan atau dapat disaksikan banyak orang (tetengga) bila kedua mempelai sudah sah akadnya dan menjadi keluarga.
Dan susunan acara tersebut bisa saja berubah pada masing-masing daerah, tergantung keluarga besar yang ada dan dipercayainya, bisa saja kudus wetan menggunakan runtutan acara yang sama seperti kudus kulon dan bisa saja sebaliknya. Itu semua bisa terjadi, karena acara tersebut tradisi dari satu kota yakni Kota Kudus.
Kemudian, ritual pembuangan ayam di kali gelis. Keterangan yang saya dapat dari bapak Moh Sofwan pada tanggal 8 Mei 2015 mengatakan bahwa setiap warga kudus yang jodohnya melewati kali gelis kebanyakan orang yang masih tau tradisi pasti akan membuang seekor ayam pada sungai kali gelis tersebut. Bahkan orang kudus yang mendapatkan jodoh di luar kudus bila melewati kali gelis akan membuang seekor ayam, contohnya tetangga saya yang mendapatkan jodoh orang Kediri yang mana saat pembuangan tersebut bapak saya yang membuang ayamnya ke kali gelis dengan cara sebelum berangkat ke Kediri beliau pergi ke kali gelis menggunakan motor dan membuang ayam tersebut di sana. Bahkan tidak hanya kali gelis saja yang akan dibuangi ayam, orang kudus bila mendapakan jodoh yang melewati kali wulan (tanggulangin) juga akan membuang ayam pada kali tersebut. di perkuat lagi dengan seorang fotografer wedding studio 5 bapak Ali pada tanggal 10 Mei 2015 mengatakan “tradisi itu sudah ada sejak dulu, saya pernah membuang ayam di kali wulan ketika adik saya mendapat istri orang demak” dalam perbincangan saya mendapatkan hasil bahwa yang membuang ayam tersebut dari pihak Laki-laki.
Dari salah satu tradisi masyarakat kudus yang ada, mungkin ini terasa aneh. Saya memperdalam asal usulnya bagaimana bisa ada tradisi tersebut. dari cerita tetangga, saya biasa memanggilnya Mbah Khan pada tanggal 15 Mei 2015, beliau menceritakan bahwa tradisi tersebut berasal dari masyarakat hindu yang mana di kali gelis tersebut konon katanya terdapat ular besar yang bisa mengganggu perjodohan. Dari situlah masyarakat hindu mempersembahkan hadiah ayam untuk sesembahan supaya selamat.
Dari kisah itu masyarakat kudus yang mayoritas agama islam saat menjalankan prosesi pembuangan ayam mengharap keselamatan dengan bersodakoh seekor ayam yang di buang ke kali gelis yang menjadi tradisi dan berharap di ambil orang gelandangan yang membutuhkan makan. Mungkin masyarakat sekarang yang melaksanakan tradisi itu hanya mengikuti orang yang dahulu dan pernah mendengar cerita yang ada.

Semoga cerita ini bermanfaat dan mendapatkan ilmu baru dari tradisi-tradisi yang sangat abstrak yang dilakuka orang-orang terdahulu, tapi mempunyai maksud yang baik dari tradisi-tradisi yang ada.

No comments:

Post a Comment