Perbedaan Acara akdunnikah Pada
masyarakat Kudus Kulon dan Kudus Wetan,
Serta Pembuangan Ayam di Kali Gelis jika
Kudus Kulon dan Kudus Wetan di Perjodohkan
Daerah kudus kulon yakni daerah kudus yang berada di barat kali gelis dan
daerah kudus wetan yang berada di timur kali gelis.
Tradisi dalam susunan acara pernikahan yang ada di kedua daerah tersebut ada
yang barbada, saya mengambil judul ini sangat tertarik karana saya sendiri
tinggal di daerah kudus kulon bertemat di desa kerjasan sebelah utara desa
kauman. Dan saya menemukan perbedaan tersebut dari acara pernikahan tetangga
saya, dan acara pernikahan yang ada di tempat teman yang bertempat di jati
wetan kudus yang letaknya di kudus wetan.
Berawal dari pernikahan
kakak teman saya Nunuk dan Sudarmono yang bertempat di Jati wetan pada hari
ahad tanggal 12 April 2015, pada pagi hari itu saat acara prosesi akdunnikah
para tamu undanagan yang ada hanya keluarga besar, dan saudara-saudara dari
mempelai laki-laki, dan pada saat itu juga mempelai wanita berada dalam satu
ruangan dengan mempelai laki-laki. Bisa di lihat pada foto di samping. Serta
pada acara khajatan dilaksanakan sebelum hari akdunnikah tersebut, bisa 1 hari
sebelum hari H, bahkan bisa 1 minggu sebelum hari H. di perkuat lagi dengan
acara pernikahan Leni & Eko yang bertempat di Ngembal kulon pada tanggal 14
April 2015, prosesi acaranya sama seperti di desa Jati Wetan saat akdunnikah
para tamu undangan yang ada hanya keluarga dan saudara-saudara dari mempelai
laki-laki, dan pada saat itu juga mempelai wanita berada dalam satu ruangan
dengan mempelai laki-laki.
Kemudian, susunan acara tersebut berbeda dengan pernikahan tetangga saya Tutik
dan Udin pada hari ahad tanggal 26 April 2015, pada saat acara akdunnikah para
tamu undangan adalah keluarga (laki-laki), saudara-saudara dari mempelai
laki-laki dan juga para tetangga RT (laki-laki). Pada saat acara akdunnikah
tersebut ternyata digabung dengan acara khajatan yang dihadiri para tetangga
tersebut. Dan pada acara tersebut mempelai wanita tidak dalam satu ruangan
bersama mempelai laki-laki, akan tetapi mempelai wanita berada di dalam kamar
dan menunggu mempelai laki-laki menyelesaikan akadnya, barulah setelah sah,
mempelai wanita akan di pertemukan dengan mempelai laki-laki, kebanyakan
masyarakat kudus kulon melaksanakan
akdunnikahnya berada di masjid dekat rumah mempelai wanita dan biasanya walinya
akan di pasrahkan kepada para kyai yang ada di daerah tersebut. bisa di lihat
pada foto di samping.
Dalam acara tersebut ada perbedaan antara daerah kudus kulon dan daerah
kudus wetan. Hal yang saya perhatikan saat proses akdunnikah sangat berbeda,
yang terkandung dalam acara kudus kulon sangat memperhatian pendidikan islam
yang mana saat mempertemukan mempelai laki-laki dan mempelai wanita pada saat
akad sudah di tuntaskan dan menjadi sah istrinya baru akan dipertemukan
keduanya. Dan penggabungan antara acara akdunnikah dan khajatan tidak
semata-mata untuk mempersingkat atau mempermudah keluarga dalam membikin acara
pernikahan tersebut tetapi penggabungan tersebut untuk memperlihatkan atau
dapat disaksikan banyak orang (tetengga) bila kedua mempelai sudah sah akadnya
dan menjadi keluarga.
Dan susunan acara tersebut bisa saja berubah pada masing-masing daerah,
tergantung keluarga besar yang ada dan dipercayainya, bisa saja kudus wetan
menggunakan runtutan acara yang sama seperti kudus kulon dan bisa saja
sebaliknya. Itu semua bisa terjadi, karena acara tersebut tradisi dari satu
kota yakni Kota Kudus.
Kemudian, ritual pembuangan ayam di kali gelis. Keterangan yang saya
dapat dari bapak Moh Sofwan pada tanggal 8 Mei 2015 mengatakan bahwa setiap
warga kudus yang jodohnya melewati kali gelis kebanyakan orang yang masih tau
tradisi pasti akan membuang seekor ayam pada sungai kali gelis tersebut. Bahkan
orang kudus yang mendapatkan jodoh di luar kudus bila melewati kali gelis akan
membuang seekor ayam, contohnya tetangga saya yang mendapatkan jodoh orang
Kediri yang mana saat pembuangan tersebut bapak saya yang membuang ayamnya ke
kali gelis dengan cara sebelum berangkat ke Kediri beliau pergi ke kali gelis
menggunakan motor dan membuang ayam tersebut di sana. Bahkan tidak hanya kali
gelis saja yang akan dibuangi ayam, orang kudus bila mendapakan jodoh yang
melewati kali wulan (tanggulangin) juga akan membuang ayam pada kali tersebut. di
perkuat lagi dengan seorang fotografer wedding studio 5 bapak Ali pada tanggal
10 Mei 2015 mengatakan “tradisi itu sudah ada sejak dulu, saya pernah membuang
ayam di kali wulan ketika adik saya mendapat istri orang demak” dalam
perbincangan saya mendapatkan hasil bahwa yang membuang ayam tersebut dari
pihak Laki-laki.
Dari salah satu tradisi masyarakat kudus yang ada, mungkin ini terasa
aneh. Saya memperdalam asal usulnya bagaimana bisa ada tradisi tersebut. dari
cerita tetangga, saya biasa memanggilnya Mbah Khan pada tanggal 15 Mei 2015, beliau
menceritakan bahwa tradisi tersebut berasal dari masyarakat hindu yang mana di
kali gelis tersebut konon katanya terdapat ular besar yang bisa mengganggu
perjodohan. Dari situlah masyarakat hindu mempersembahkan hadiah ayam untuk
sesembahan supaya selamat.
Dari kisah itu masyarakat kudus yang mayoritas agama islam saat
menjalankan prosesi pembuangan ayam mengharap keselamatan dengan bersodakoh
seekor ayam yang di buang ke kali gelis yang menjadi tradisi dan berharap di
ambil orang gelandangan yang membutuhkan makan. Mungkin masyarakat sekarang
yang melaksanakan tradisi itu hanya mengikuti orang yang dahulu dan pernah
mendengar cerita yang ada.
Semoga cerita ini bermanfaat dan mendapatkan ilmu baru dari
tradisi-tradisi yang sangat abstrak yang dilakuka orang-orang terdahulu, tapi
mempunyai maksud yang baik dari tradisi-tradisi yang ada.
No comments:
Post a Comment