Tuesday, November 10, 2015

ADAT BANCAAN WETON


ADAT BANCAAN WETON

Orang jawa, khususnya pada daerah lebak pakis aji jepara mempunyai kepercayaan yang biasa disebut “BANCAAN”. Biasanya bancaan tersebut dilakukan pada malam hari weton seseorang, weton itu mirip ulang tahun tetapi bisa terjadi 9 sampai 10 kali setahun karena mengikuti kalender jawa. Seseorang harus dibuatkan bancaan weton minimal sekali seumur hidup. Namun akan lebih baik dilakukan setahun sekali. Apabila seseorang sudah merasakan kesialan, ketidakberuntungan, selalu mengalami kejadin buruk, biasanya dilakukan bancaan weton.

Prosesi tersebut untuk meningkatkan akan proses kelahiran seseorang yaitu menyatunya bapak dan ibu yang dilambangkan bentuk bubur merah sebagai lambang untuk ibu dan bubur putih sebagai lambang untuk ayah. Bubur itu kemudian ditaruh diatas
“dulur” bagi bayi selama 5 tahun, dengan jumlah bubur merah tiga dan bubur putih 4 yang dilengkapi dengan nasi dengan lauk telur, jangan kacang, daun ketela. setelah tertata rapi baru dimulai slametan weton tersebut dengan do’a surat al-qodr 3x, al-insyiroh 3x, al-kautsar 3x, al-ikhlas 3x kemudian al-fatihah. slametan weton tersebut bukan untuk bayi saja melainkan orang dewasa juga masih di slameti weton karena masyarakat meyakini tradisi bancaan weton ini dengan tujuan dan manfaat bancaan weton adalah “ngopahi seng momong” dalam artian seseorang yang di banca’i itu bisa terhindar dari perilaku yang keliru, ceroboh dalam bahasa orang jawa mendapatkan keslamatan di dunia, hasil sekolahnya, manfaat ilmunya.[1]

Bubur merah bubur putih itu untuk menghormati sedulur tua yang waktu lahir sehari semalam, namanya “kakang kawah adi ari-ari”, harus di hormati karena yang membuat jalan sebelum lahir itu kakang kawah yang keluar duluan baru bayi lahir kemudian adi ari-arinya keluar setelah bayi. Itu perlu di hormati, agar kita mendapatkan pitulungan dan do’a dari  kakang kawah adi ari-ari setiap wetonnya agar sekolah kita manfaat dan kalau yang dewasa atau sudah berumah tangga agar tentrem kehidupannya. Slametan weton itu sudah ada dari dulu mulai dari nenek-nenek dan canggah-canggah di desa itu. Masyarkat sekarang itu mengikuti karena menghormati adat yang sudah dari dulu dlaksanakan. Slametan weton untuk menghormati dengan jumlah bubur merah putih lima dengan bagian merah dua, dan putih tiga. Untuk kelengkapannya sama dengan wawancara yang atas yaitu nasi yang di beri lauk telur, kacang panjang dan daun ketela. Setelah itu baru do’a.[2]

Setiap anak baru lahir, orang tua membuat bancaan weton pertama kali biyasanya pada saat usia bayi menginjak ke 35 atau selapan ahri. Bancaan weton dapat dilaksanakan tepat pada acara upacara selapanan atau selamatan ulang weton yang pertama kali. Anak yang secara rutin di bancaakan weton oleh orang tuanya biasanya hidupnya  lebih terkendali, lebih hati-hati, tidak liar dan ceroboh dan jarang sekali mengalami sial

Cara membuat bubur merah bubur putih itu tidak sulit, hanya terbuat dari beras yang dimasukan kedalam air seperti menanak nasi tetapi sampai benar’’ lembut atau menjadi bubur, disamping itu juga dicampuri garam sedikit dan parutan kelapa, untuk bubur yang merah cuup dengan ditambahi gula merah sehingga mendapatkan warna merah.

Nilai pendidikan islamnya mengajari kita hormat kepada kakang kawah adi ari-ari dan menjaga keselamatan hidup seseorang agar tidak ceroboh, sekolahnya manfaat.

by. Yeti kusrini/tykoesgirl@ymail.com




[1]Wawancara dengan ibu Warsiti, selasa 02 juni 2015 11:05 wib
[2]Wawancara dengan bp. Suntalim, selasa 02 juni 2015 13:25 wib.

No comments:

Post a Comment