PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam keseluruhan proses pendidikan
di sekolah, kegiatan belajar mengajar serta pembinaan secara rutin merupakan kegiatan
yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta
didik serta tingkat pembinaan yang dilakukan guru terhadap hasil dari pembelajaran
itu sendiri.
Hakikat belajar BTQ adalah untuk menghantarkan
siswa menguasai konsep-konsep membaca dan menulis dan keterkaitannya untuk dapat
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kata menguasai di sini mengisyaratkan
bahwa harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu (knowing) dan hafal (memorizing)
tentang BTQ, melainkan harus menjadikan siswa untuk mengerti dan memahami (to
understand). Konsep-konsep tersebut dan menghubungkan keterkaitan suatu konsep
dengan konsep lain.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
tujuan pembinaan baca tulis Al Qur’an ?
2.
Bagaimana
tujuan pembinaan baca tulis Al Qur’an ?
PEMBAHASAN
A.
Pengertian tujuan pembinaan baca tulis Al Qur’an
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia kata tujuan mempunyai arti arah: haluan (jurusan)[1]. Berikut ini adalah pengertian dan
definisi tujuan:
·
Ida Nuraida : Tujuan merupakan bagian dari fungsi
planning atau perencanaan dan merupakan langkah awal fungsi manajemen
·
Spillane, SJ : Tujuan merupakan bagian dari
proses mencapai keserasian dan konsentrasi kekuasaan.
·
Abu Bakar A danWibowo : Tujuan merupakan norma terakhir untuk organisasi menilai dirinya.
Tanpa tujuan, organisasi tidak mempunyai dasar yang jelas.
·
Ken Mcelroy : Tujuan merupakan langkah pertama
dalam proses mencapai kesuksesan dan tujuan juga merupakan kunci mencapai kesuksesan.
·
Yayasan Tri sakti : Tujuan merupakan kunci untuk menentukan atau merumuskan apa yang akan dikerjakan, ketika pekerjaan itu harus
dilaksanakan dan disertai pula dengan jaringan politik, prosedur, anggaran serta
penentuan program.
Menurut pemakalah tujuan merupakan pernyataan tentang
keadaan yang diinginkan yang bermaksud untuk mewujudkannya.
Pembinaan
berasal dari kata “bina” yaitu proses, cara,
perbuatan membina, usaha, tindakan dengan tambahan awalan “pe” dan akhiran
“an” yang mengandung arti kegiatan yg dilakukan secara
efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yg lebih baik.[2]
Sedangkan
Baca Tulis Qur’an (BTQ) adalah pelajaran muatan lokal yang mempelajari tentang bagaimana
cara membaca dan menulis qur’an sesuai dengan kaidah yang baik dan benar yang
diterapkan pada siswa kelas rendah yaitu siswa kelas I,IIdan III pada sekolah dasar.
Tujuan pembinaan ditekankan pada interaksi guru kepada siswa secara langsung dengan
beberapa metode yang ada.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa tujuan pembinaan adalah gambaran dalam membangun siswa dalam
mencapai target pembelajaran dibidang mata pelajaran bacatulis al qur’an.
B. Tujuan pembinaan baca tulis Al-Quran.
Pada
dasarnya tujuan pengajaran Al-Quran adalah agar sebagai umat islam bisa
memahami dan mengamalkan isi kandungan dalam Al-quran dalam kehidupan
sehari-hari, menjaga dan memelihara baik itu dengan mempelajari dan mengajarkan
kepada orang lain sehingga pengajaran dan pendidikan dapat terlaksana terus
menerus dari generasi ke generasi sampai akhir zaman kelak. Karena Al-quran
adalah pedoman dan petunjuk bagi umat islam di dunia ini.
Mendidik
bukan sekedar transfer ilmu saja, tapi lebih dari itu yaitu memberikan
nilai-nilai terpuji pada orang lain dalam hal ini adalah peserta didik untuk
berakhlak Al-qur’an. Pendidikan yang paling mulai di berikan orang tua adalah
pendidikan al-qur’an yang merupakan lambang agama islam yang paling hakiki
sehingga dapat menjunjung tinggi nilai- nilai spiritual islam.
Pembinaan
baca tulis Al-qur’an di lakukan agar setiap orang yang mempelajarinya mengerti
akan kebenaran isi di dalam kandungan Al-qur’an
belajar Al-qur’an harus di mulai . dalam ilmu pendidikan yang sudah
modern Alqur’an bisa di pelajari dengan cara melihat tata bahasa yang berada di
dalamnya dengan cara menafsirkan satu persatu dengan kamus bahasa arab.
Menurut
ibnu kaldun dalam kitabnya muqaddimah menyatakan bahwa “Al-qur’an itu perlu di
pelajari dan di baca oleh anak-anak pada peringkat awal karena membaca Al-qur’an
akan menanamkan benih-benih keimanan ke dalam jiwa anak-anak”. Alqur’an di
turunkan untuk kepentingan seluruh umat manusia tanpa mengira bangsa, tempat
dan masa. Isi Al-qur’an menjadi sumber asas kepada manusia untuk di jadikan
panduan dalam menjalani kehidupan dunia apalagi akhirat. Untuk mencapai hasrat
tersebut manusia perlu menyelami al-qur’an melalui belajar membaca, menghafal,
memahami serta mengamalkannya.
Kepentingan
mempelajari serta mengajarkan Al-qur’an
suatu yang tidak dapat di pertikaikan lagi karena ia merupakan sumber asas
dalam pembinaan manusia. Membaca Al-qur’an sangat di anjurkan kepada setiap
individu muslim karena Al-qur’an akan mendatangkan berbagai manfaat terhadap
pembacanya. Namun mempelajari kaedah dan tata cara dalam pembacaannya merupakan
tuntutan yang mesti dipenuhi, disamping hukuman mendapat ganjaran dosa,
kesalahan dalam membaca Al-qur’an akan menentukan sah atau tidak sahnya ibadah
yang di lakukan oleh seseorang tersebut.
Tujuan pembinaan Al-qur’an yaitu :
1. Agar
yang mempelajari Al-qur’an dapat mengerti apa isi kandungan dalam al-Qur’an.
2. Pembinaan
di lakukan dengan orang yang sudah mengerti tata cara baca tulis al-qur’an
dengan benar.
3.
Mengetahui bahwa
Al-qur’an adalah kitab suci Allah yang sudah terbukti kebenarannya.
C.
Pola pembinaan baca tulis Al
Qur’an.
Dalam
keseluruhan proses pendidikan di madrasah, kegiatan belajar mengajar serta
pembinaan secara rutin merupakan kegiatan
yang paling pokok. Ini berarti berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung
kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik
serta tingkat pembinaan yang dilakukan guru terhadap hasil dari
pembelajaran itu sendiri.
Belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.[3]
Proses
belajar mengajar merupakan suatu proses
yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan
peserta didik atas dasar hubungan timbal
balik, yang berlangsung dalam suasana
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dengan peserta didik itu merupakan
syarat utama bagi berlangsungnya proses
belajar mengajar. Interaksi pada peristiwa
belajar mengajar mempunyai arti yang lebih
luas, tidak hanya sekedar hubungan antara guru dengan peserta didik, tetapi
berupa interaksi edukatif. Proses belajar
mengajar ini bukan hanya penyampaian pesan berupa
materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri peserta didik
yang sedang belajar. Dari proses belajar mengajar tersebut guna menjamin hasil
belajar yang maksimal maka dibutuhkan pola pembinaan yang baik pula.
Pola
pembinaan dalam pembelajaran BTQ harusnya
tidak lepas dari stategi mengajar. Menurut Drs. Nana Sudjana
menjelaskan ada tiga tahapan pokok dalam strategi
mengajar. Pertama adalah tahapan mengajar,
ada tiga tahapan dalam strategi mengajar yakni tahap pemula ( prainstruksional
), tahap pengajaran ( Instruksional ) dan tahap
pengajaran atau tindak lanjut; kedua adalah penggunaan
model atau pendekatan mengajar, pendekatan yang
digunakan dalah pendekatan yang berorientasi pada guru ( teacher centered
) dan pendekatan yang berorientasi pada
siswa ( student centered );dan ketiga penggunaan prinsip mengajar.[4]
Dalam
pola pembinaan BTQ biasanya masih bersifat teoritis dengan
menggunakan metode ceramah sebagai metode dominan. Hal ini menyebabkan
peserta didik kurang aktif serta kurang tertarik terhadap pembelajaran BTQ.
Karena peserta didik dituntut dapat mempraktekkan baca tulis qur’an
dengan baik dan benar.
PENUTUP
Kesimpulan
Pembinaan berasal dari kata “bina” yaitu proses, cara, perbuatan membina, usaha, tindakan dengan
tambahan awalan “pe” dan akhiran “an” yang mengandung arti kegiatan yg dilakukan secara efisien dan efektif untuk
memperoleh hasil yg lebih baik.
Sedangkan Baca Tulis Qur’an (BTQ) adalah pelajaran muatan lokal
yang mempelajari tentang bagaimana cara membaca dan menulis qur’an sesuai
dengan kaidah yang baik dan benar yang diterapkan pada siswa.
Tujuan pembinaan Al-qur’an yaitu :
1. Agar
yang mempelajari Al-qur’an dapat mengerti apa isi kandungan dalam al-Qur’an.
2. Pembinaan
di lakukan dengan orang yang sudah mengerti tata cara baca tulis al-qur’an
dengan benar.
3.
Mengetahui bahwa
Al-qur’an adalah kitab suci Allah yang sudah terbukti kebenarannya.
Pola
pembinaan dalam pembelajaran BTQ harusnya
tidak lepas dari stategi mengajar. Menurut Drs. Nana Sudjana
menjelaskan ada tiga tahapan pokok dalam strategi
mengajar. Pertama adalah tahapan mengajar,
ada tiga tahapan dalam strategi mengajar yakni tahap pemula (
prainstruksional ), tahap pengajaran ( Instruksional )
dan tahap pengajaran atau tindak lanjut; kedua adalah penggunaan
model atau pendekatan mengajar, pendekatan yang
digunakan dalah pendekatan yang berorientasi pada guru ( teacher
centered ) dan pendekatan yang berorientasi
pada siswa ( student centered );dan ketiga penggunaan prinsip mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Nana Sudjana,
Dasar-dasar proses belajar mengajar, (Bandung,
Sinar Baru Algesindo,2009)
Slameto, Belajar dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995)
Tim
penyusun.1990. KamusBesarBahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka.
[1]Tim
penyusun.1990. KamusBesarBahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka. Hlm
965
[2]Ibid.Hlm,
117
[3]
Slameto, Belajar dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995) cet.2 hlm. 2
[4]
Nana Sudjana,
Dasar-dasar proses belajar mengajar, (Bandung,
Sinar Baru Algesindo,2009)hlm.147.
Terima kasih, sangat membantu tugas penyuluhan agama, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah
ReplyDelete