Sunday, December 14, 2014

Tujuan Pembinaan Baca Tulis Al-Qur'an (BTQ)



PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar serta pembinaan secara rutin merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik serta tingkat pembinaan yang dilakukan guru terhadap hasil dari pembelajaran itu sendiri.
Hakikat belajar BTQ adalah untuk menghantarkan siswa menguasai konsep-konsep membaca dan menulis dan keterkaitannya untuk dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kata menguasai di sini mengisyaratkan bahwa harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu (knowing) dan hafal (memorizing) tentang BTQ, melainkan harus menjadikan siswa untuk mengerti dan memahami (to understand). Konsep-konsep tersebut dan menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep lain.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian tujuan pembinaan baca tulis Al Qur’an ?
2.      Bagaimana tujuan pembinaan baca tulis Al Qur’an ?
3.      Bagaimana pola pembinaan baca tulis Al Qur’an ?


PEMBAHASAN

A.    Pengertian tujuan pembinaan baca tulis Al Qur’an
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata tujuan mempunyai arti arah: haluan (jurusan)[1]. Berikut ini adalah pengertian dan definisi tujuan:
·  Ida Nuraida : Tujuan merupakan bagian dari fungsi planning atau perencanaan dan merupakan langkah awal fungsi manajemen
·  Spillane, SJ : Tujuan merupakan bagian dari proses mencapai keserasian dan konsentrasi kekuasaan.
·  Abu Bakar A danWibowo : Tujuan merupakan norma terakhir untuk organisasi menilai dirinya. Tanpa tujuan, organisasi tidak mempunyai dasar  yang  jelas.
·  Ken Mcelroy : Tujuan merupakan langkah pertama dalam proses mencapai kesuksesan dan tujuan juga merupakan kunci mencapai kesuksesan.
·  Yayasan Tri sakti : Tujuan merupakan kunci untuk menentukan atau merumuskan apa  yang akan dikerjakan, ketika pekerjaan itu harus dilaksanakan dan disertai pula dengan jaringan politik, prosedur, anggaran serta penentuan program.
Menurut pemakalah tujuan merupakan pernyataan tentang keadaan yang diinginkan yang bermaksud untuk mewujudkannya.
Pembinaan berasal dari kata “bina” yaitu proses, cara, perbuatan membina, usaha, tindakan dengan tambahan awalan “pe” dan akhiran “an” yang mengandung arti kegiatan yg dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yg lebih baik.[2]
Sedangkan Baca Tulis Qur’an (BTQ) adalah pelajaran muatan lokal yang mempelajari tentang bagaimana cara membaca dan menulis qur’an sesuai dengan kaidah yang baik dan benar yang diterapkan pada siswa kelas rendah yaitu siswa kelas I,IIdan III pada sekolah dasar. Tujuan pembinaan ditekankan pada interaksi guru kepada siswa secara langsung dengan beberapa metode yang ada.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan pembinaan adalah gambaran dalam membangun siswa dalam mencapai target pembelajaran dibidang mata pelajaran bacatulis al qur’an.
B.     Tujuan pembinaan baca tulis Al-Quran.
            Pada dasarnya tujuan pengajaran Al-Quran adalah agar sebagai umat islam bisa memahami dan mengamalkan isi kandungan dalam Al-quran dalam kehidupan sehari-hari, menjaga dan memelihara baik itu dengan mempelajari dan mengajarkan kepada orang lain sehingga pengajaran dan pendidikan dapat terlaksana terus menerus dari generasi ke generasi sampai akhir zaman kelak. Karena Al-quran adalah pedoman dan petunjuk bagi umat islam di dunia ini.
            Mendidik bukan sekedar transfer ilmu saja, tapi lebih dari itu yaitu memberikan nilai-nilai terpuji pada orang lain dalam hal ini adalah peserta didik untuk berakhlak Al-qur’an. Pendidikan yang paling mulai di berikan orang tua adalah pendidikan al-qur’an yang merupakan lambang agama islam yang paling hakiki sehingga dapat menjunjung tinggi nilai- nilai spiritual islam.
            Pembinaan baca tulis Al-qur’an di lakukan agar setiap orang yang mempelajarinya mengerti akan kebenaran isi di dalam kandungan Al-qur’an  belajar Al-qur’an harus di mulai . dalam ilmu pendidikan yang sudah modern Alqur’an bisa di pelajari dengan cara melihat tata bahasa yang berada di dalamnya dengan cara menafsirkan satu persatu dengan kamus bahasa arab. 
            Menurut ibnu kaldun dalam kitabnya muqaddimah menyatakan bahwa “Al-qur’an itu perlu di pelajari dan di baca oleh anak-anak pada peringkat awal karena membaca Al-qur’an akan menanamkan benih-benih keimanan ke dalam jiwa anak-anak”. Alqur’an di turunkan untuk kepentingan seluruh umat manusia tanpa mengira bangsa, tempat dan masa. Isi Al-qur’an menjadi sumber asas kepada manusia untuk di jadikan panduan dalam menjalani kehidupan dunia apalagi akhirat. Untuk mencapai hasrat tersebut manusia perlu menyelami al-qur’an melalui belajar membaca, menghafal, memahami serta mengamalkannya.
            Kepentingan mempelajari  serta mengajarkan Al-qur’an suatu yang tidak dapat di pertikaikan lagi karena ia merupakan sumber asas dalam pembinaan manusia. Membaca Al-qur’an sangat di anjurkan kepada setiap individu muslim karena Al-qur’an akan mendatangkan berbagai manfaat terhadap pembacanya. Namun mempelajari kaedah dan tata cara dalam pembacaannya merupakan tuntutan yang mesti dipenuhi, disamping hukuman mendapat ganjaran dosa, kesalahan dalam membaca Al-qur’an akan menentukan sah atau tidak sahnya ibadah yang di lakukan oleh seseorang tersebut.
Tujuan pembinaan Al-qur’an yaitu :
1.      Agar yang mempelajari Al-qur’an dapat mengerti apa isi kandungan dalam al-Qur’an.
2.      Pembinaan di lakukan dengan orang yang sudah mengerti tata cara baca tulis al-qur’an dengan benar.
3.      Mengetahui bahwa Al-qur’an adalah kitab suci Allah yang sudah terbukti kebenarannya.
C.    Pola  pembinaan baca tulis Al Qur’an.
Dalam  keseluruhan  proses  pendidikan  di  madrasah,  kegiatan  belajar mengajar  serta  pembinaan  secara  rutin  merupakan  kegiatan  yang  paling pokok.  Ini  berarti  berhasil  tidaknya  pencapaian  tujuan  pendidikan  banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik serta  tingkat pembinaan yang dilakukan guru  terhadap hasil dari pembelajaran itu sendiri.
Belajar  ialah  suatu  proses  usaha  yang  dilakukan  seseorang  untuk memperoleh  suatu  perubahan  tingkah  laku  yang  baru  secara  keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya  sendiri dalam  interaksi dengan  lingkungannya.[3]
Proses  belajar  mengajar  merupakan  suatu  proses  yang  mengandung serangkaian  perbuatan  guru  dan  peserta  didik  atas  dasar  hubungan  timbal balik,  yang  berlangsung  dalam  suasana  edukatif  untuk  mencapai  tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan peserta didik itu  merupakan  syarat  utama  bagi  berlangsungnya  proses  belajar  mengajar. Interaksi  pada  peristiwa  belajar  mengajar  mempunyai  arti  yang  lebih  luas, tidak hanya sekedar hubungan antara guru dengan peserta didik, tetapi berupa interaksi  edukatif.  Proses  belajar  mengajar  ini  bukan  hanya  penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri peserta didik yang sedang belajar. Dari proses belajar mengajar tersebut guna menjamin hasil belajar yang maksimal maka dibutuhkan pola pembinaan yang baik pula. 
Pola  pembinaan  dalam  pembelajaran  BTQ  harusnya  tidak  lepas  dari stategi mengajar. Menurut Drs. Nana  Sudjana menjelaskan  ada  tiga  tahapan pokok  dalam  strategi mengajar.  Pertama  adalah  tahapan mengajar,  ada  tiga tahapan dalam strategi mengajar yakni tahap pemula ( prainstruksional ), tahap pengajaran (  Instruksional  )  dan  tahap  pengajaran  atau  tindak  lanjut;  kedua adalah  penggunaan  model  atau  pendekatan  mengajar,  pendekatan  yang digunakan dalah pendekatan yang berorientasi pada guru (  teacher centered  ) dan  pendekatan  yang  berorientasi  pada  siswa  (  student  centered  );dan  ketiga penggunaan prinsip mengajar.[4]
Dalam pola pembinaan BTQ biasanya masih  bersifat  teoritis  dengan  menggunakan metode ceramah sebagai metode dominan. Hal  ini menyebabkan peserta didik kurang aktif serta kurang tertarik terhadap pembelajaran BTQ. Karena peserta didik dituntut dapat mempraktekkan baca  tulis qur’an dengan baik dan benar.










PENUTUP
Kesimpulan
Pembinaan berasal dari kata “bina” yaitu proses, cara, perbuatan membina, usaha, tindakan dengan tambahan awalan “pe” dan akhiran “an” yang mengandung arti kegiatan yg dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yg lebih baik.
Sedangkan Baca Tulis Qur’an (BTQ) adalah pelajaran muatan lokal yang mempelajari tentang bagaimana cara membaca dan menulis qur’an sesuai dengan kaidah yang baik dan benar yang diterapkan pada siswa.
Tujuan pembinaan Al-qur’an yaitu :
1.      Agar yang mempelajari Al-qur’an dapat mengerti apa isi kandungan dalam al-Qur’an.
2.      Pembinaan di lakukan dengan orang yang sudah mengerti tata cara baca tulis al-qur’an dengan benar.
3.      Mengetahui bahwa Al-qur’an adalah kitab suci Allah yang sudah terbukti kebenarannya.
Pola  pembinaan  dalam  pembelajaran  BTQ  harusnya  tidak  lepas  dari stategi mengajar. Menurut Drs. Nana  Sudjana menjelaskan  ada  tiga  tahapan pokok  dalam  strategi mengajar.  Pertama  adalah  tahapan mengajar,  ada  tiga tahapan dalam strategi mengajar yakni tahap pemula ( prainstruksional ), tahap pengajaran (  Instruksional  )  dan  tahap  pengajaran  atau  tindak  lanjut;  kedua adalah  penggunaan  model  atau  pendekatan  mengajar,  pendekatan  yang digunakan dalah pendekatan yang berorientasi pada guru (  teacher centered  ) dan  pendekatan  yang  berorientasi  pada  siswa  (  student  centered  );dan  ketiga penggunaan prinsip mengajar.






DAFTAR PUSTAKA
Nana  Sudjana,  Dasar-dasar  proses  belajar  mengajar,  (Bandung,  Sinar  Baru Algesindo,2009)
Slameto,  Belajar  dan  Faktor-faktor    yang  Mempengaruhinya,  (Jakarta:  PT  Rineka Cipta, 1995)
Tim penyusun.1990. KamusBesarBahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka.


[1]Tim penyusun.1990. KamusBesarBahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka. Hlm 965
[2]Ibid.Hlm, 117
[3] Slameto,  Belajar  dan  Faktor-faktor    yang  Mempengaruhinya,  (Jakarta:  PT  Rineka Cipta, 1995) cet.2 hlm. 2
[4] Nana  Sudjana,  Dasar-dasar  proses  belajar  mengajar,  (Bandung,  Sinar  Baru Algesindo,2009)hlm.147.

1 comment:

  1. Terima kasih, sangat membantu tugas penyuluhan agama, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah

    ReplyDelete