Sunday, October 26, 2014

MAKALAH FILSAFAT YUNANI



BAB I
PENDAHULUAN

Pembimbing ke filsafat tak akan lengkap tanpa sepatah kata tentang perkembangan filsafat sepanjang sejarah. Sejarah filsafat ialah penyelidikan ilmiah mengenai perkembangan filsafat dari seluruh bangsa manusia dalam sejarah. Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban kuno (masa yunani). Dalam sejarah filsafat biasanya filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Eropa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani. Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidak puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya.
Seringkali persoalan-persoalan filsafat hanya dapat dipahami jika dilihat dari perkembangan sejarahnya. Ahli-ahli besar seperti Aristoteles, Thomas Aquino, Immanuel Kant itu hanya dapat dimengerti dari aliran-aliran yang mendahului mereka. Aliran yang satu biasanya merupakan reaksi atau syintetis dari
aliran lain. Filsafat dan Ilmu yang dikenal di dunia Barat Dewasa ini berasal dari zaman.
Mencintai kebenaran/pengetahuan adalah awal proses manusia mau menggunakan daya pikirnya, sehingga dia mampu membedakan mana yang ril mana yang ilusi.  Orang Yunani awalnya sangat percaya pada dongeng dan takhayul, tetapi lama kelamaan mereka mampu keluar dari kungkungan mitologi dan mendapatkan dasar pengetahuan ilmiah. Karena manusia selalu berhadapan dengan alam yang begitu luas dan penuh misteri, timbul rasa ingin mengetahui rahasia alam itu, sehingga filosof alam berkembang pertama kali.
Awalnya manusia menngunakan mitos untuk menjawab pertanyaan tentang alam. Kemudian, manusia berupaya menemukan jawaban dengan cara terus berpikir tentang masalah yang dihadapinya, serta melakukan pengamatan terhadap segala sesuatu yang diduga dapat membantu memecahkan masalahnya. Beberapa orang filsuf Yunani sekitar abad VI – II SM telah berupaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang amat mendasar tentang apakah asal mula atau dasar dari segala yang ada dalam alam ini.



BAB II
POKOK MASALAH

Adapun permasalahan yang dikupas dalam makalah ini, diantaranya adalah :
A.      Sejarah Filsafat Yunani
B.       Periodisasi Filsafat Yunani
C.       Tokoh – Tokoh Filsafat Yunani
BAB III
WACANA

A.     Sejarah Filsafat Yunani
Lahirnya filsafat yunani diperkirakan pada abad ke 6 SM. Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Artinya suatu kebenaran lewat akal pikir (logis) tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber dari mitos  (dongeng-dongeng).
Setelah abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Mereka menginginkan adanya pertanyaan tentang isi alam semesta ini, jawabannya dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai  suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikiran dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi.Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir , ini kemudian banyak orang mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara murni, maka timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle yang artinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia.[1]
 Pelaku filsafat adalah akal dan musuhnya adalah hati. Pertentangan antara akal dan hati itulah pada dasarnya isi sejarah filsafat. Memang pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat yaitu indera, akal dan hati. Namun , akal dan hatilah yang paling menentukan. Di dalam sejarah filsafat kelihatan akal pernah menang, pernah kalah, hati pernah berjaya, juga pernah kalah, pernah juga kedua-duanya sama sama-sama menang. Diantara keduanya dalam sejarah telah terjadi perebutan dominasi siapa yang kuasa dalam mengendalikan kehidupan manusia.
Yang dimaksud dengan akal disini ialah akal logis yang bertempat di kepala, sedangkan hati adalah rasa yang kira-kira bertempat di dalam dada. Akal itulah yang menghasilkan pengetahuan logis yang disebut filsafat. Sedangkan hati pada dasarnya menghasilkan pengetahuan supralogis yang disebut pengetahuan mistik, iman termasuk disini. [2]
Ciri umum filsafat yunani adalah rasionalisme yang dimana mencapai puncaknya pada orang-orang sofis. Dalam sejarah filsafat yunani biasanya dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani. Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidka puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya. Mereka menanyakan dan mencari jawabannya apakah sebetulnya alam itu. Apakah intisarinya? Mungkin yang beraneka warna ynag ada dalam alam ini dapat dipulangkan kepada yang satu. Mereka mencari inti alam, dengan istilah mereka : mereka mencari arche alam (arche dalam bahasa yunani yang berarti mula, asal).[3]
Ada beberapa faktor yang sudah mendahului dan seakan – akan mempersiapkan lahirnya filsafat yunani. Menurut K.Bertens ada tiga faktor, yaitu :[4]
1.    Pada bangsa Yunani seperti pada bangsa – bangsa sekitarnya terdapat suatu mitologi yang kaya serta luas. Mitologi ini dapat dianggap sebagai perintah yang mendahului filsafat, karena mite – mite sudah merupakan percobaan untuk mengerti. Mitemite sudah memberi jawaban atas pertanyaan yang hidup dalam hati manusia: dari mana kita? Dari mana kejadian dalam alam?Melalui mite – mite manusia mencari keterangan tentang asal usul alam semesta dan kejadian- kejadian yang di dalamnya. Mite yang pertama mencari keterangan tentang asal usul alam semesta biasanya disebut mite kosmogonis. Sedangkan mite yang keduamencari keterangan tentang asal usul serta sifat kejadian alam semesta disebut mite kosmologis.
2.    Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat yunani yaitu dua karya puisi Homeros yang berjudul Ilias dan odyssea . Syair – syair dalam karya tersebut sudah lama digunakan sebagai macam buku pendidikan untuk orang Yunani. Dalam dialog yang bernama Politea,Plato mengatakan Homeros telah mendidik seluruh Hellas. Karena puisnya pun sangat digemari oleh rakyat untuk mengisi waktu luang dan serentak juga mempunyai nilai edukatif.
3.    Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah sungai Nil. Kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-ilmu tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasarkan pada aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.
Pada abad ke- 6 SM mulai  berkembang suatu pendekatan yang sama sekali berlainan. Sejak saat itu orang mulai mencari jawaban rasional tentang berbagai problem  yang diajukan oleh alam semesta. Logos (akal budi,rasio) mengganti mytos. Dengan demikian filsafat dilahirkan.
B.     Periodisasi Filsafat Yunani
1)        Filsafat Yunani Kuno (Filsafat Alam)
Berkembangnya Yunani kuno tersebut tentu saja selain dipengaruhi faktor internal,  juga tak kalah kuatnya dipengaruhi faktor eksternal.
Ø  Faktor Eksternal,
Yunani berdekatan dengan daerah Timar Kuno (Cina) dan Mesir. Di daerah-daerah ini, ilmu pengetahuan sudah berkembang, meskipun perkembangan tersebut masih terbatas di pusat perkembangan daerah itu. Persentuhan ilmu yang diadopsi dari Timar Kuno dan Mesir yang sudah kaya dan maju dengan ilmu pengetahuan, kemudian memengaruhi wacana mite-mite yang berkembang di Yunani. Dunia mitos Yunani Kuno ini kemudian berhasil melahirkan sejumlah filosof yang sangat berpengaruh. Lahirnya Yunani sebagai pusat peradaban dunia pada zamannya adalah konsekuensi logis yang sangat rasional. Orang Yunani khususnya sejak zaman Plato sudah memperhatikan ide-ide, hubungan antara realitas dan ilusi, bentuk dan substansi, fakta dan fiksi.
Ø  Faktor Internal
Yunani dianggap juga memiliki sangat banyak faktor internal, seperti keindahan alam, kebaikan iklim dan kecerdasan manusia, yang mengakibatkan timbulnya filsafat dengan tiba-tiba pada masa Thales, di dalam sebuah perabadan yang berusia jauh lebih singkat daripada perabadan Mesir dan Mesopotamia ini. Sebelum perabadan Yunani, pemikiran rasional dan penyelidikan teratur terhadap alam semesta tidak dikenal di dunia.
2)        Filafat Yunani Klasik
Filsafat yunani telah mencapai kejayaannya sehingga melahirkan peradaban yunani dan menjadikan titik tolak peradaban manusia di dunia. Filsafat yunani telah menyebar dan mempengaruhi di berbagai bangsa diantaranya adalah bangsa Romawi, karena Romawi merupakan kerajaan terbesar di daratan Eropa pada waktu itu. Bangsa Romawi yang semula beragama kristen dan kemudian kemasukan filsafat merupakan suatu formulasi baru yaitu agama berintegrasi dengan filsafat, sehingga munculah filsafat Eropa yang tak lain penjelmaan dari filsafat Yunani.
Para sarjana filsafat mengatakan bahwa mempelajari filsafat Yunani berarti menyaksikan kelahiran filsafat. Karena itu tidak ada pengantar filsafat yang lebih ideal dari pada study perkembangan pemikiran filsafat di negeri Yunani. Alfred Whitehead mengatakan tentang Plato: “All Western phylosophy is but a series of footnotes to Plato”. Pada Plato dan filsafat Yunani umumnya dijumpai problem filsafat yang masih dipersoalkan sampai hari ini. Tema-tema filsafat Yunani seperti ada, menjadi, substansi, ruang, waktu, kebenaran, jiwa, pengenalan, Allah dan dunia merupakan tema-tema bagi filsafat seluruhnya.
C.     Tokoh – Tokoh Filsafat Yunani
Ciri umum filsafat rasionalisme. Rasionalisme pada orang – orang sofis. Berikut ini nama – nama orang sofis beserta pemikiranya :
a)        Thales (624 – 546 SM)[5]
Nama Thales muncul atas penuturan sejarawanHerodatus pada abad ke-5 SM. Thales sebagai salah satu dari tujuh orang yang bijaksana (Seven Wise Men of Greece). Aristoteles memberikan gelar The Father of Filoshopy. Salah satu jasanya yang besar adalah meramal gerhana matahari pada tahun 585 SM.
Thales berpendapat bahwa dasar pertama atau intisari alam ialah air. Thales mengembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat dasar dan struktur komposisi daria alam semesta. Sebagai ilmuwan pada masa itu ia mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Juga mengembangkan astronomi dan matematika dengan mengemukakan pendapat, bahwa bulan bersinar karena memantulkan cahaya matahari. Dengan demikian, Thales merupakan ahli matematika yang pertama dan juga The Father of Deductive reasoning (bapak penalaran deduktif).
Walaupun pandangan –pandangan Thales benyak yang kurang jelas, akan tetapi pendapatnya merupakan percobaan pertama yang masih sanagt sederhana dengan menggunakan rasio(akal pikiran).
b)        Anaximander (640-546 SM)[6]
Anaximander mencoba menjelaskan bahwa subtansi pertama itu bersifat kekal da nada dengan sendirinya. Dia mengatakan itu udara. Alasanya udara merupakan sumber segala kehidupan. Di dalam filsafat terdapat lebih dari satu kebenaran tentang satu persoalan. Sebab ialah bukti kebenaran teori filsafat terletak pada logis atau tidak argument yang digunakan,bukan terletak pada kongklusi Di sini sudah kelihatan bibit relatifisme yang kelak dikembangkan dalam filsafat sofisme.
c)         Heraclitus (544-484 SM)[7]
Heraclitos lahir di Epesus, sebuah kota perantauan di Asia Kecil dan merupakan kawan dari Pythagoras dan Xenophanes, akan tetapi ia lebih tua. Ia mendapat julukan si gelap karena untuk menulusuri gerak pemikirannya sangat sulit. Hanya dengan melihat fragmen-fragmennya , ia mempunyai kesan hati yang tinggi dan sombong , sehingga ia mudah mencela kebanyakan manusia untuk mengatakan jahat dan bodoh, juga mencela orang –orang yang terkemuka di Yunani.
Menurut Heraclitos alam semesta ini sealu dalam keadaan berubah, sesuatu yang dingin berubah menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin. Itu berarti kita hendak memahami kehidupan kosmos, kita mentaati menyadari bahwa kehidupan kosmos itu dinamis. Kosmos itu tidak pernah berhenti (diam), ia selalu bergerak, dan bergerak berarti berubah. Gerak itu menghasilkan perlawanan-perlawanan .  Itulah sebabnya ia sampai pada kongkulasi bahwa yang mendasar dalam alam  semesta ini bukanlah baha (stuff)-nya seperti yang dipertanyakan oleh para filosof yang pertama itu, melainkan prosesnya. Penyataan “semua mengalir” berarti semua berubah bukanlah pernayatan yang sederhana. Implikasi pernyataan tersebut amat hebat.
Dan itu mengandung pengertian bahwa kebenaran sealalu berubah, tidak tetap. Pengertian adil pada hari ini  belum tentu masih benar besok. Hari ini 2 x 2 = 4 namun besok dapat juga bukan empat.  Pandangan ini merupakan warna dasar flsafat sofisme.
Menurut pendapatnya, di alam arche terkandung sesuatu yang hidup (seperti roh ) yang disebut sebagai logos ( akal atau semacam wahyu). Logos inilah yang menguasai sekaligus mengendalikan keberadaan segala sesuatu. Hidup manusia akan selamat sesuai dengan logos.
d)        Parmanides (540-475 SM)[8]
Parmenides lahir di kota Elea, kota perantauan Yunani di Italia Selatan, Arena. ia di lahirkan di Elea, maka penganutnya disebut kaum Elea. Kebesarannya sama dengan kebesaran Heraclitos. Ia lah yang pertama kali memikirkan tentang hakikat tentang ada (being).
Parmanides  adalah salah seorang tokoh relatifisme yang penting. Dikatakan sebagai logikawan pertama dalam sejarah filsafat, bahkan dapat disebut filosof pertama dalam pengertian modern. Sistemnya secara keseluruhan disandarkan pada dedukasi logis, tidak seperti Heraclitos, misalnya, yang menggunakan metode intuisi. Ternyata plato amat menghargai metode parmenides itu. Dan Plato lebih banyak mengambil dari Parmenides dibandingkan dengan dari filosof yang lain pendahulunya.
Ia berpendapat bahwa hanya pnegetahuan ynag tetap dan umum yang mengenai yang satu sajlaah (pengetahuan budi) yang dapat dipercaya. Pengetahuan budi itulah yang dapat dipercayai, kalau ia benar maka sesuailah ia dengan realitas. sebab itu yang merupakan realitas bukanlah yang berubah dan bergerak serta beralih dan bermacam-macam, melainkan yang tetap. Realitas bukanlah yang menjadi melainkan ada. Hal ini berbeda dengan pendapat Heraclitos yaitu bahwa realitas adalah gerak dan perubahan.
Dalam The way of Truth  Parmanides bertanya: Apa standar kebenaran dan apa ukuran realitas? Bagaimana hal itu dapat dipahami? ia menjawab : ukurannya ialah logika yang konsisten. Contoh. Ada 3 cara berfikir tentang Tuhan : pertama ada, kedua tidak ada, dan ketiga ada dan tidak ada. Yang benar ialah ada (1) tidak mungkin meyakini yang tidak ada (2) sebagai ada karena ayng tidak ada pastilah tidak ada. Yang (3) tidak mungkin karena tidak mungkin Tuhan itu ada dan sekaligus tidak ada. Jadi, benar-tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika. Disinilah muncul masalah. Bentuk ekstrem pernyataan itu adalah bahwa ukuran kebenaran adalah akal manusia.
Yang ada (being) itu ada, yang ada tidak dapat hilang menjadi tidak ada, dan yang tidak ada tidak mungkin muncul menjadi ada, yang tidak adalah tidak ada, sehingga tidak dapat dipikirkan. Yang dapat dipikirkan adalah hanyalah yang ada saja sedangkan yang tidak ada tidak dapat dipikirkan. Jadi, yang ada (being) itu satu, umum, tetap dan tidak dapat dibagi-bagi. Karena membagi yang ada akan menimbulkan atau melahirkan banyak ada, dan itu tidak mungkin.yang ada dijadikan dan tidak dapat musnah.yang ada di segala tempat, oleh karenanya tidak ada ruangan yang kosong , maka di luar yang ada masih ada sesuatu yang lain.
e)         Zeno (± 490-430 SM)[9]
Zeno lahir di Elea , dan murid dari Parmenides. Sebagai murid ia dengan gigih mepertahankan ajaran gurunya dengan cara memberikan argumentasi secara baik sehingga kemudian hari ia dianggap sebagai peletak dasar dialektika.
Menurut Aristoteles, Zeno lah yang menemukan dialektika yaitu suatu argumentasi yang bertitik tolak dari suatu pengandaian ayat hipotesa, dan dari hipotesa tersebut ditarik suatu kesimpulan. Dalam melawan penentang-penentangnya kesimpulan yang diajukan oleh Zeno dari hipotesa yang diberikan adalah suatu kesimpulan yang mustahil, sehingga terbukti bahwa hipotesa itu salah.
Sebagai contoh dalam mengemukakan hipotesis terhadap melawan gerak :
a.         Anak panah yang dilepaskan dari busurnya sebagi hal yang tidak bergerak, karena pada setiap saat panah tersebut berhenti di suatu tempat tertentu. Kemudian dari tempat tersebut bergerak ke suatu tempat pemberhentian yang lain dan seterusnya. Memang dikatakan anak panah tersebut meleset hingga sampai pada yang dituju, artinya perjalanan anak panah tersebut sebenarnya merupakan kumpulan pemberhentian-pemberhentian anak panah.
b.        Achilles si jago lari yang termasyur dalam mitologi Yunani tidak dapat menang melawan kura-kura, karena kura-kura berankgat sebelum Achilles, sehingga Achiles lebih dahulu harus melewati atau mencapai titik dimana dimana kura-kura berada pada saat ia berangkat. Setelah Archles berada pada suatu titik, kura-kura tersebut sudah lebih jauh lagi seterusnya sehingga jarak antara Achiles dan kura-kura selalu berkurang akan tetapi idak pernah habis.
Argumentasi Zeno ini selama 20 abad lebih tidak dapat dipecahkan orang secara logis. Baru dapat dipecahkan setelah para ahli matematika membuat pengertian limit dari seri tak terhingga.
f)          Socrates (470-399 SM)
Ajaran bahwa semua kebenaran itu relatif telah menggoyahkan teori-teori sains yang telah mapan,menggucangkan keyakinan agama. Ini menyebabkan kebingungan dan kekacuan dalam kehidupan. Inilah sebabnya Socrates harus bangkit. Ia harus meyakinkan orang Athena bahwa tidak semua kebenaran itu relatif;ada kebenaran yang umum yang dapat dipegang oleh semua orang. Sebagian kebenaran memang relatif, tetapi tidak semuanya. 
Kalau dipandang sepintas lalu, dia tidaklah banyak berbeda dengan orang-orang sofis. Sama dengan orang sofis,Socrates memulai filsafatnya dengan bertolak dari pengalaman sehari-hari. Akan tetapi, ada perbedaan yang amat penting antara sofis dan Socrates yaitu ketidaksetujuan Socrates terhadap relatifisme kaum sofis.[10]
Akhir hidup seorang Socrates sangatlah tragis. Di depan para hakim dia menengguk segelas racun dengan penuh kemantapan. Ia pun mati dalam alam demokrasi.[11]
g)        Plato[12]
Plato, adalah seorang murid dan teman Socrates. Untuk memperkuat argumen gurunya ia berpendapat, kebenaran umum (definisi) itu bukan dibuat dengan cara dialog induktif seperti pada Socrates;pengertian umum itu sudah tersedia di”sana” di alam idea. Definisi pada Socrates dapat saja diartikan  tidak memiliki realitas. Menurut Plato esensi itu memiliki realitas. Realitasnya ada di alam idea, untuk menjelaskan hakikat idea tersebut Plato mengarang mitos penunggu gua yang sangat terkenal yang dimuat di dalam dialog Politei.
Plato dengan ajaran idea yang lepas dari objek yang berada di alam idea bukan hasil abstraksi seperti pada Socrates, jelas memperkuat posisi Socrates dalam menghadapi sofisme. Idea itu umum berarti berlaku umum. Sama dengan gurunya, Plato juga berpendapat bahwa selain kebenaran yang umum itu ada kebenaran khusus yaitu “kongkretisasi” idea di alam ini. “Kucing ” di alam idea berlaku umum,kebenaran umum;” kucing hitam di rumah saya” adalah kucing yang khusus.
h)        Empedocles (490-435 SM )
Lahir di Akragos, Pulau Sicilia, ia sangat dipengaruhi oleh ajaran kaum Ptagorean dan aliran keagamaan refisme. Ia pandai dalam bidang kedokteran, penyair retorika, politik dan pemikir. Ia menulis karyanya dalam bentuk puisi , seperti Parmenides.
Dalam bukunya tentang alam dikatakan oleh Empedocles bahwa sebenarnya tak ada menjadi dan hilang, ia mengikuti Parmenides. Adapun perbedaan dalam seluruh keadaan itu tak lain adalah daripada campuran dan penggabungan unsur-unsur (rizomata) : air. Udara. Api, dan atnah. Keempat unsur inilah yang merupakan dasar terakhir dari segala sesuatu. Proses penggabungan ini terpelihara oleh dua kekuatan yang saling bertentangan, yaitu cinta dan benci. Karena cinta maka pada mulanya keempt unsur tersebut tersusun dalam keseimbangan , adapun bencilah yang mencerai beraikan keseimbangan yang semula itu. Cinta lalu mengambil tindakan dan mengembalikan yang semula. Tetapi dicerai beraikan lagi oleh benci. Penegtahuan tidak lain daripada proses pergabungan : karena tergabung dengan tanah, kita tahu akan tanah, tergabung dengan air kita tahu akan air.
Dengan demikian, dalam kejadian di alam semesta ini, unsur cinta dan benci selalu menyertai juga proses penggabungan dan penceraian tersebut berlaku untuk melahirkan anak-anak makhluk hidup. Sedangakan manusia pun terdiri dari empat unsur (api, udara, tanah dan air) juga mengenal akan empat unsur. Hal ini karena teori pengenalan yang dikemukakan oleh Empedocles bahwa yang sama mengenal yang sama.
i)          Anaxagoras (±499-20 SM )
Ia dilahirkan di kota Klazomenai, Lonia, kemudian menetap di Athena selama 30 tahun. Anaxagoras adalah ahli pikir yang pertama yang berdomisili di Athena , dimana dikemudia hari Athena inlah menjadi pusat utana perkembangan filsafat yunani samapi abad ke 2 SM.
Pemikirannya, realitas bukanlah satu , akan tetapi terdiri dari banyak unsur dan tidak dapat dibagi-bagi, yaitu atom. Atom ini sebagai bagian dari materi yang terkecil dari materi sehingga tidak dapat terlihat dan jumlahnya tidak terhingga.
Tentang terbentuknya dunia (kosmos), atom-atom yang berbeda bentuknya saling terkait, kemudian digerakkan oleh puting beliung. Semakin banyak atom yang bergerak akan menimbulkan pusat gerak atom (atom yang padat).yang disebut realitas seluruhnya adalah sebagai suatu campuran yang mengandung semua benih-benih . Indera kita tidak dapat melihat semua benih yang ada di dalamnya. Hanya bisa melihat benih yang dominan. Misalnya, kita melihat emas ( yang telihat emas, karena warna kuning yang dominan), walaupun benih-benih yang lain seperti perak, besi, tembaga terdapat didalamnya.
Pemikirannya tentang nus, bahwa apa yang dikemukakan oleh Empedocles tentang cinta dan benci yang menyebabkan adanya penggabungan dan penceraian, maka Anaxagros mengemukakan yang menyebabkan benih-benih menjadi kosmos adalah nus yang berarti roh atau rasio, tidak tercampur dengan benih-benih dan terpisah dari semua benda. Oleh karena ajrannya tentang nus inilah Anaxagoras untuk pertama kalinya dalam filsafat dikenal adanya perbedaan antara jasmani dan yang rohani.
j)          Democritos (460-370 SM)
Ia lahir di kota Abdera di pesisir Thrake di Yunani Utara. Karena ia berasal dari keluarga yang kaya raya, maka dengan kekayaannya itu ia bepergian ke Mesir dan negeri –negeri Timur lainnya. Dari karya-karyanya ia telah mewariskan sebanyak 70 karangan tentang bernacam-macam masalah seperti, kosmologi, matematika, astronomi, logika, etika, teknik, mesin, puisi dan lain-lain. Sehingga ia dipandang sebagai seorang sarjana yang menguasai banyak bidang.
Pemikirannya, bahwa realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsur dan jumlahnya tak terhingga. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian materi yang sangat tidak dapt dibagi-bagi lagi. Unsur tersebut dikatakan sebagai atom yang berasal dari satu dari yang lain karena ini tidak dijadikan dan tidak dapat dimusnahkan, tidak berubah dan tidak berkualitas.
Menurut pendapatnya, atom-atom itu selalu bergerak, berarti harus ada ruang yang kosong. Sebab satu atom hanya dapat bergerak dan menduduki satu tempat saja. Sehingga Democratos berpendapat bahwa realitas itu ada dua, yaitu : atom itu sendiri (yang patuh) dan ruang tempat atom bergerak (kosong).
Democritos pun membedakan adanya dua macam pengetahuan, yaitu pengetahuan indera yang keliru dan pengetahuan budi yang sebenarnya.”Ada dua pengetahuan katanya, pengetahuan yang sebenarnya dan pengetahuan yang tidak sebenarnya. Adapun yang tidak sebenanya adalah penglihatan, penciuman, rasa”.
BAB IV
ANALISIS

Filsafat dan agama adalah kekuatan yang mewarnai dunia, mulai kelihatan kebenarannya pada zaman Yunani. Filsafat pada dasarnya adalah akal,agama pada pokonya adalah iman (hati,rasa). Oleh karena itu, wajarlah bila perkembangan budaya selalu dilatar belakangi oleh pertentangan antara akal dan hati,antara rasio dan iman,antara filsafat dan agama. Hal ini sudah dapat terlihat sejak pada zaman Yunani Kuno. Terbukti para tokoh filsafat Thales dan kawan-kawan mulai  mendominasi hidup dengan akal tapi tetap menggunakan hati dan iman.
Pada zaman sofis keadaan mulai banyak berubah. Pada zaman ini akal dapat dikatakan menang mutlak. Manusia adalah ukuran kebenaran, juga semua kebenaran relatif yang merupakan ciri filsafat sofisme. Hal tersebut jelas sebagai pertanda bahwa akal sudah menang mutlak terhadap iman.
Keadaan itu berdampak pada adanya kekacuan, yaitu kekacuan kebenaran. Tidak adanya ukuran yang dapat berlaku umum tentang kebenaran. Dampak selanjutnya adalah semua teori sains diragukan, semua kaidah agama dicurigai. Ini sudah cukup untuk jadi bukti bahwa manusia zaman itu telah hidup tanpa pegangan. Ini sangatlah berbahaya. Keadaan itu disertai pula oleh munculnya “pembela - pembela” kebenaran yaitu orang sofis. Mereka mengajar, menjadi guru terutama bagi para pemuda, dalam filsafat mereka jadi filosof dan menjadi hakim.
Dengan adanya kekacuan itu munculah sang pembela kebenaran yaitu Secrotes. Misi Secrotes sangatlah jelas yaitu menghentikan pemikiran sofis yang menganggap bahwa semua kebenaran itu relatif. Pemikiran inilah yang menjadi biang keladi dari semua kekacuan itu. Cara yang ditempuh oleh Secrotes mudah ditebak,yaitu menyakinkan orang Athena terutama para filosof dan hakim sofis bahwa tidak semuan kebenaran itu relatif. Ada beberapa yang umum,yaitu kebenaran yang dapat diterima oleh semua orang inilah pengertian umum. Dalam kerangka ini pengertian umum inilah yang merupakan temuan Socretes yang terpenting.
Setelah orang dapat diyakinkan bahwa ada kebenaran yang umum maka tidaklah terlalu sulit lagi mengajak orang kembali kepada agamanya. Akan tetapi, pengajaran Secrotes harus dibayarnya dengan harga yang mahal yaitu dengan hukuman mati hanya denga segelas racun. Hal tersebut putusan pengadilan yang hakimnya seorang sofis. Namun, ajaibnya pemikiran Socrotes tetap bekerja dengan dilanjutkan dua muridnya yaitu Plato dan Aristoteles.

BAB V
PENUTUP

A.     Simpulan
Kelahiran pemikiran Filsafat Barat diawali pada abad ke-6 sebelum Masehi, yang diawali oleh runtuhnya mite-mite dan dongeng-dongeng yang selama ini menjadi pembenaran terhadap setiap gejala alam.  Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Dalam sejarah filsafat biasanya filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani.
Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidak puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya. Mereka menanyakan dan mencari jawabannya apakah sebetulnya alam itu. Peredoisasi filsafat yunani dibagi menjadi dua yaitu filsafat yunani kuno dan filsafat yunani klasik. Ciri yang menonjol dari Filsafat Yunani Kuno di awal kelahirannya adalah ditunjukkannya perhatian terutama pada pengamatan gejala kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna menemukan suatu (arche) yang merupakan unsur awal terjadinya segala gejala.
Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:
a)    Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng).
b)    Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran    filsafat Yunani.
c)    Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di  lembah sungai Nil.


Tokoh-tokoh pada masa Yunani Kuno  antara lain, yaitu:
1.         Thales (624 – 546 SM)
2.         Anaximander (640-546 SM)
3.         Heraclitus (544-484 SM)
4.         Parmanides (540-475 SM)
5.         Zeno (± 490-430 SM)
6.         Socrates (470-399 SM)
7.         Plato
8.         Empedocles (490-435 SM )
9.         Democritos (460-370 SM)
10.     Anaxagoras (±499-20 SM )

B.     Referensi
At –Thawil, Taufiq. 2013. Pertarungan Agama dan Filsafat. Jawa Timur :  Yayasan PP. Al Furqon
I.R. Poedjawijatna.1980. Pembimbing ke Arah Alam Filsafat. Jakarta : PT PEMBANGUNAN
Muzairi, M.A. 2009. Filsafat Umum.Yogjakarta: Teras
Russell, Betrand. 2004. Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Surojiyo. 2005. Ilmu filsafat Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Tafsir, Ahmad. 2002. Filsafat Umum (Akal dan Hati sejak Thales Sampai Capra). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


[1] Muzairi, M.Ag, Filsafat Umum. Yogjakarta: Teras, 2009. hlm.41-42
[2] Prof. Dr. Ahmad Tafsir. Filsafat Umum (Akal Dan Hati Sejak Thakes Sampai Capra). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2002. Hlm. 47
[3] I.R.Poedjawijatna. Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, (Jakarta : PT PEMBANGUNAN), Cetakan Kelima, 1980. hlm.19
[4] Drs. Surajiyo. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar.Jakarta:PT. Bumi Aksara. 2005. Hlm 153-154
[5] I.R.Poedjawijatna. Op. Cit.  hlm.19
[6] Prof. Dr. Ahmad Tafsir. Op. Cit. Hlm. 48
[7] Muzairi, M.Ag. Op. Cit. hlm.49-50
[8] Prof. Dr. Ahmad Tafsir. Op. Cit. hlm.49
[9] Prof. Dr. Ahmad Tafsir. Op. Cit. hlm. 50
[10] Prof. Dr. Ahmad Tafsir. Op. Cit. hlm.53
[11] Dr.Taufiq At Thawil.. Pertarungan Agama & Filsafat. Jawa Timur : Yayasan PP. Al Furqon. 2013.Hlm. 56
[12] Prof. Dr. Ahmad Tafsir. Op. Cit. hlm.53

No comments:

Post a Comment