BAB I
PENDAHULUAN
Pembimbing ke filsafat
tak akan lengkap tanpa sepatah kata tentang perkembangan filsafat sepanjang
sejarah. Sejarah filsafat ialah penyelidikan ilmiah mengenai perkembangan
filsafat dari seluruh bangsa manusia dalam sejarah. Berbicara tentang kelahiran
dan perkembangan filsafat pada awal kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan
perkembangan (ilmu) pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban kuno (masa
yunani). Dalam sejarah filsafat biasanya filsafat yunani dimajukan sebagai
pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Eropa Barat) dalam alam
pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani. Pada masa itu ada
keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya,
akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidak puas
akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya.
Seringkali
persoalan-persoalan filsafat hanya dapat dipahami jika dilihat dari perkembangan
sejarahnya. Ahli-ahli besar seperti Aristoteles, Thomas Aquino, Immanuel Kant
itu hanya dapat dimengerti dari aliran-aliran yang mendahului mereka. Aliran
yang satu biasanya merupakan reaksi atau syintetis dari
aliran lain. Filsafat dan Ilmu yang dikenal di dunia Barat Dewasa ini berasal dari zaman.
aliran lain. Filsafat dan Ilmu yang dikenal di dunia Barat Dewasa ini berasal dari zaman.
Mencintai
kebenaran/pengetahuan adalah awal proses manusia mau menggunakan daya pikirnya,
sehingga dia mampu membedakan mana yang ril mana yang ilusi. Orang Yunani awalnya sangat percaya pada
dongeng dan takhayul, tetapi lama kelamaan mereka mampu keluar dari kungkungan
mitologi dan mendapatkan dasar pengetahuan ilmiah. Karena manusia selalu
berhadapan dengan alam yang begitu luas dan penuh misteri, timbul rasa ingin
mengetahui rahasia alam itu, sehingga filosof alam berkembang pertama kali.
Awalnya manusia
menngunakan mitos untuk menjawab pertanyaan tentang alam. Kemudian, manusia
berupaya menemukan jawaban dengan cara terus berpikir tentang masalah yang
dihadapinya, serta melakukan pengamatan terhadap segala sesuatu yang diduga
dapat membantu memecahkan masalahnya. Beberapa orang filsuf Yunani sekitar abad
VI – II SM telah berupaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang amat
mendasar tentang apakah asal mula atau dasar dari segala yang ada dalam alam
ini.
BAB II
POKOK MASALAH
Adapun permasalahan
yang dikupas dalam makalah ini, diantaranya adalah :
A. Sejarah
Filsafat Yunani
B. Periodisasi
Filsafat Yunani
C. Tokoh
– Tokoh Filsafat Yunani
BAB III
WACANA
A. Sejarah Filsafat Yunani
Lahirnya filsafat yunani diperkirakan pada abad ke 6
SM. Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan
bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada
mitos atau dongeng-dongeng. Artinya suatu kebenaran lewat akal pikir (logis)
tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber dari
mitos (dongeng-dongeng).
Setelah abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang
menentang adanya mitos. Mereka menginginkan adanya pertanyaan tentang isi alam
semesta ini, jawabannya dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang demikian
ini sebagai suatu kebangkitan pemikiran
untuk menggunakan akal pikiran dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya
mitologi.Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan
berfikir , ini kemudian banyak orang mencoba membuat suatu konsep yang
dilandasi kekuatan akal pikir secara murni, maka timbullah peristiwa ajaib The
Greek Miracle yang artinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban
dunia.[1]
Pelaku filsafat
adalah akal dan musuhnya adalah hati. Pertentangan antara akal dan hati itulah
pada dasarnya isi sejarah filsafat. Memang pusat kendali kehidupan manusia
terletak di tiga tempat yaitu indera, akal dan hati. Namun , akal dan hatilah yang paling
menentukan. Di dalam sejarah filsafat kelihatan akal pernah menang,
pernah kalah, hati pernah berjaya, juga pernah kalah, pernah juga kedua-duanya
sama sama-sama menang. Diantara keduanya dalam sejarah telah terjadi
perebutan dominasi siapa yang kuasa dalam
mengendalikan kehidupan manusia.
Yang dimaksud dengan akal disini ialah akal logis yang
bertempat di kepala, sedangkan hati adalah rasa yang kira-kira bertempat di
dalam dada. Akal itulah yang
menghasilkan pengetahuan logis yang
disebut filsafat. Sedangkan hati
pada dasarnya menghasilkan pengetahuan supralogis yang disebut pengetahuan
mistik, iman termasuk disini. [2]
Ciri umum filsafat yunani adalah rasionalisme yang dimana
mencapai puncaknya pada orang-orang sofis. Dalam sejarah filsafat
yunani biasanya dimajukan
sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam
alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani. Pada masa itu ada
keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya,
akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidka puas
akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya. Mereka
menanyakan dan mencari jawabannya apakah sebetulnya alam itu. Apakah
intisarinya? Mungkin yang beraneka warna ynag ada dalam alam ini dapat
dipulangkan kepada yang satu. Mereka mencari inti alam, dengan istilah mereka :
mereka mencari arche alam (arche dalam bahasa yunani yang berarti
mula, asal).[3]
Ada
beberapa faktor yang sudah mendahului dan seakan – akan mempersiapkan lahirnya
filsafat yunani. Menurut K.Bertens ada tiga faktor, yaitu :[4]
1. Pada bangsa Yunani seperti pada
bangsa – bangsa sekitarnya terdapat suatu mitologi yang kaya serta luas.
Mitologi ini dapat dianggap sebagai perintah yang mendahului filsafat, karena mite
– mite sudah merupakan percobaan untuk mengerti. Mite – mite
sudah memberi jawaban atas pertanyaan yang hidup dalam hati manusia: dari mana
kita? Dari mana kejadian dalam alam?Melalui mite – mite manusia mencari
keterangan tentang asal usul alam semesta dan kejadian- kejadian yang di dalamnya.
Mite yang pertama mencari keterangan tentang asal usul alam semesta
biasanya disebut mite kosmogonis. Sedangkan mite yang keduamencari keterangan
tentang asal usul serta sifat kejadian alam semesta disebut mite kosmologis.
2. Karya sastra yunani
yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat yunani
yaitu dua karya puisi Homeros yang berjudul Ilias dan odyssea . Syair –
syair dalam karya tersebut sudah lama digunakan sebagai macam buku pendidikan
untuk orang Yunani. Dalam dialog yang bernama Politea,Plato mengatakan
Homeros telah mendidik seluruh Hellas. Karena puisnya pun sangat digemari oleh
rakyat untuk mengisi waktu luang dan serentak juga mempunyai nilai edukatif.
3. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang
berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah sungai Nil. Kemudian berkat kemampuan
dan kecakapannya ilmu-ilmu tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya
tidak didasarkan pada aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.
Pada abad
ke- 6 SM mulai berkembang suatu
pendekatan yang sama sekali berlainan. Sejak saat itu orang mulai mencari
jawaban rasional tentang berbagai problem
yang diajukan oleh alam semesta. Logos (akal budi,rasio)
mengganti mytos. Dengan demikian filsafat dilahirkan.
B. Periodisasi
Filsafat Yunani
1)
Filsafat Yunani Kuno (Filsafat Alam)
Berkembangnya
Yunani kuno tersebut tentu saja selain dipengaruhi faktor internal, juga tak kalah kuatnya dipengaruhi faktor
eksternal.
Ø Faktor Eksternal,
Yunani
berdekatan dengan daerah Timar Kuno (Cina) dan Mesir. Di daerah-daerah ini, ilmu
pengetahuan sudah berkembang, meskipun perkembangan tersebut masih terbatas di
pusat perkembangan daerah itu. Persentuhan ilmu yang diadopsi dari Timar Kuno
dan Mesir yang sudah kaya dan maju dengan ilmu pengetahuan, kemudian
memengaruhi wacana mite-mite yang berkembang di Yunani. Dunia mitos Yunani Kuno
ini kemudian berhasil melahirkan sejumlah filosof yang sangat berpengaruh.
Lahirnya Yunani sebagai pusat peradaban dunia pada zamannya adalah konsekuensi
logis yang sangat rasional. Orang Yunani khususnya sejak zaman Plato sudah
memperhatikan ide-ide, hubungan antara realitas dan ilusi, bentuk dan
substansi, fakta dan fiksi.
Ø Faktor Internal
Yunani
dianggap juga memiliki sangat banyak faktor internal, seperti keindahan alam,
kebaikan iklim dan kecerdasan manusia, yang mengakibatkan timbulnya filsafat
dengan tiba-tiba pada masa Thales, di dalam sebuah perabadan yang berusia jauh
lebih singkat daripada perabadan Mesir dan Mesopotamia ini. Sebelum perabadan
Yunani, pemikiran rasional dan penyelidikan teratur terhadap alam semesta tidak
dikenal di dunia.
2)
Filafat Yunani Klasik
Filsafat
yunani telah mencapai kejayaannya sehingga melahirkan peradaban yunani dan
menjadikan titik tolak peradaban manusia di dunia. Filsafat yunani telah
menyebar dan mempengaruhi di berbagai bangsa diantaranya adalah bangsa Romawi,
karena Romawi merupakan kerajaan terbesar di daratan Eropa pada waktu itu.
Bangsa Romawi yang semula beragama kristen dan kemudian kemasukan filsafat
merupakan suatu formulasi baru yaitu agama berintegrasi dengan filsafat,
sehingga munculah filsafat Eropa yang tak lain penjelmaan dari filsafat Yunani.
Para
sarjana filsafat mengatakan bahwa mempelajari filsafat Yunani berarti
menyaksikan kelahiran filsafat. Karena itu tidak ada pengantar filsafat yang
lebih ideal dari pada study perkembangan pemikiran filsafat di negeri Yunani.
Alfred Whitehead mengatakan tentang Plato: “All Western phylosophy is but a
series of footnotes to Plato”. Pada Plato dan filsafat Yunani umumnya
dijumpai problem filsafat yang masih dipersoalkan sampai hari ini. Tema-tema
filsafat Yunani seperti ada, menjadi, substansi, ruang, waktu, kebenaran, jiwa,
pengenalan, Allah dan dunia merupakan tema-tema bagi filsafat seluruhnya.
C. Tokoh –
Tokoh Filsafat Yunani
Ciri umum
filsafat rasionalisme. Rasionalisme pada orang – orang sofis. Berikut ini nama
– nama orang sofis beserta pemikiranya :
a)
Thales (624 – 546 SM)[5]
Nama
Thales muncul atas penuturan sejarawanHerodatus pada abad ke-5 SM. Thales
sebagai salah satu dari tujuh orang yang bijaksana (Seven Wise Men of
Greece). Aristoteles memberikan gelar The Father of Filoshopy. Salah satu
jasanya yang besar adalah meramal gerhana matahari pada tahun 585 SM.
Thales
berpendapat bahwa dasar pertama atau intisari alam ialah air. Thales
mengembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat
dasar dan struktur komposisi daria alam semesta. Sebagai ilmuwan pada masa itu
ia mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Juga
mengembangkan astronomi dan matematika dengan mengemukakan pendapat, bahwa
bulan bersinar karena memantulkan cahaya matahari. Dengan demikian, Thales
merupakan ahli matematika yang pertama dan juga The Father of Deductive
reasoning (bapak penalaran deduktif).
Walaupun
pandangan –pandangan Thales benyak yang kurang jelas, akan tetapi pendapatnya
merupakan percobaan pertama yang masih sanagt sederhana dengan menggunakan rasio(akal
pikiran).
b)
Anaximander (640-546 SM)[6]
Anaximander
mencoba menjelaskan bahwa subtansi pertama itu bersifat kekal da nada dengan
sendirinya. Dia mengatakan itu udara. Alasanya udara merupakan sumber segala
kehidupan. Di dalam filsafat terdapat lebih dari satu kebenaran tentang satu
persoalan. Sebab ialah bukti kebenaran teori filsafat terletak pada logis atau
tidak argument yang digunakan,bukan terletak pada kongklusi Di sini sudah
kelihatan bibit relatifisme yang kelak dikembangkan dalam filsafat sofisme.
c)
Heraclitus (544-484 SM)[7]
Heraclitos
lahir di Epesus, sebuah kota perantauan di Asia Kecil dan merupakan kawan dari
Pythagoras dan Xenophanes, akan tetapi ia lebih tua. Ia mendapat julukan si
gelap karena untuk menulusuri gerak pemikirannya sangat sulit. Hanya dengan
melihat fragmen-fragmennya , ia mempunyai kesan hati yang tinggi dan sombong ,
sehingga ia mudah mencela kebanyakan manusia untuk mengatakan jahat dan bodoh,
juga mencela orang –orang yang terkemuka di Yunani.
Menurut
Heraclitos alam semesta ini sealu dalam keadaan berubah, sesuatu yang dingin
berubah menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin. Itu berarti kita
hendak memahami kehidupan kosmos, kita mentaati menyadari bahwa kehidupan
kosmos itu dinamis. Kosmos itu tidak pernah berhenti (diam), ia selalu
bergerak, dan bergerak berarti berubah. Gerak itu menghasilkan
perlawanan-perlawanan . Itulah sebabnya
ia sampai pada kongkulasi bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini bukanlah baha (stuff)-nya
seperti yang dipertanyakan oleh para filosof yang pertama itu, melainkan
prosesnya. Penyataan “semua mengalir” berarti semua berubah bukanlah pernayatan
yang sederhana. Implikasi pernyataan tersebut amat hebat.
Dan itu
mengandung pengertian bahwa kebenaran sealalu berubah, tidak tetap. Pengertian
adil pada hari ini belum tentu masih
benar besok. Hari ini 2 x 2 = 4 namun besok dapat juga bukan empat. Pandangan ini merupakan warna dasar flsafat
sofisme.
Menurut
pendapatnya, di alam arche terkandung sesuatu yang hidup (seperti roh ) yang
disebut sebagai logos ( akal atau semacam wahyu). Logos inilah
yang menguasai sekaligus mengendalikan keberadaan segala sesuatu. Hidup manusia
akan selamat sesuai dengan logos.
d)
Parmanides (540-475 SM)[8]
Parmenides
lahir di kota Elea, kota perantauan Yunani di Italia Selatan, Arena. ia di
lahirkan di Elea, maka penganutnya disebut kaum Elea. Kebesarannya sama dengan
kebesaran Heraclitos. Ia lah yang pertama kali memikirkan tentang hakikat
tentang ada (being).
Parmanides adalah salah seorang tokoh relatifisme yang
penting. Dikatakan sebagai logikawan pertama dalam sejarah filsafat, bahkan
dapat disebut filosof pertama dalam pengertian modern. Sistemnya secara
keseluruhan disandarkan pada dedukasi logis, tidak seperti Heraclitos,
misalnya, yang menggunakan metode intuisi. Ternyata plato amat menghargai
metode parmenides itu. Dan Plato lebih banyak mengambil dari Parmenides
dibandingkan dengan dari filosof yang lain pendahulunya.
Ia
berpendapat bahwa hanya pnegetahuan ynag tetap dan umum yang mengenai yang satu
sajlaah (pengetahuan budi) yang dapat dipercaya. Pengetahuan budi itulah yang
dapat dipercayai, kalau ia benar maka sesuailah ia dengan realitas. sebab itu
yang merupakan realitas bukanlah yang berubah dan bergerak serta beralih dan
bermacam-macam, melainkan yang tetap. Realitas bukanlah yang menjadi melainkan
ada. Hal ini berbeda dengan pendapat Heraclitos yaitu bahwa realitas adalah
gerak dan perubahan.
Dalam The
way of Truth Parmanides bertanya:
Apa standar kebenaran dan apa ukuran realitas? Bagaimana hal itu dapat
dipahami? ia menjawab : ukurannya ialah logika yang konsisten. Contoh. Ada 3
cara berfikir tentang Tuhan : pertama ada, kedua tidak ada, dan ketiga ada dan
tidak ada. Yang benar ialah ada (1) tidak mungkin meyakini yang tidak ada (2)
sebagai ada karena ayng tidak ada pastilah tidak ada. Yang (3) tidak mungkin
karena tidak mungkin Tuhan itu ada dan sekaligus tidak ada. Jadi, benar-tidaknya
suatu pendapat diukur dengan logika. Disinilah muncul masalah. Bentuk ekstrem
pernyataan itu adalah bahwa ukuran kebenaran adalah akal manusia.
Yang ada
(being) itu ada, yang ada tidak dapat hilang menjadi tidak ada, dan yang
tidak ada tidak mungkin muncul menjadi ada, yang tidak adalah tidak ada,
sehingga tidak dapat dipikirkan. Yang dapat dipikirkan adalah hanyalah yang ada
saja sedangkan yang tidak ada tidak dapat dipikirkan. Jadi, yang ada (being)
itu satu, umum, tetap dan tidak dapat dibagi-bagi. Karena membagi yang ada akan
menimbulkan atau melahirkan banyak ada, dan itu tidak mungkin.yang ada
dijadikan dan tidak dapat musnah.yang ada di segala tempat, oleh karenanya
tidak ada ruangan yang kosong , maka di luar yang ada masih ada sesuatu yang
lain.
e)
Zeno (± 490-430 SM)[9]
Zeno lahir
di Elea , dan murid dari Parmenides. Sebagai murid ia dengan gigih
mepertahankan ajaran gurunya dengan cara memberikan argumentasi secara baik
sehingga kemudian hari ia dianggap sebagai peletak dasar dialektika.
Menurut
Aristoteles, Zeno lah yang menemukan dialektika yaitu suatu argumentasi yang
bertitik tolak dari suatu pengandaian ayat hipotesa, dan dari hipotesa tersebut
ditarik suatu kesimpulan. Dalam melawan penentang-penentangnya kesimpulan yang
diajukan oleh Zeno dari hipotesa yang diberikan adalah suatu kesimpulan yang
mustahil, sehingga terbukti bahwa hipotesa itu salah.
Sebagai
contoh dalam mengemukakan hipotesis terhadap melawan gerak :
a.
Anak panah yang dilepaskan dari busurnya sebagi hal yang
tidak bergerak, karena pada setiap saat panah tersebut berhenti di suatu tempat
tertentu. Kemudian dari tempat tersebut bergerak ke suatu tempat pemberhentian
yang lain dan seterusnya. Memang dikatakan anak panah tersebut meleset hingga
sampai pada yang dituju, artinya perjalanan anak panah tersebut sebenarnya
merupakan kumpulan pemberhentian-pemberhentian anak panah.
b.
Achilles si jago lari yang termasyur dalam mitologi Yunani
tidak dapat menang melawan kura-kura, karena kura-kura berankgat sebelum
Achilles, sehingga Achiles lebih dahulu harus melewati atau mencapai titik
dimana dimana kura-kura berada pada saat ia berangkat. Setelah Archles berada
pada suatu titik, kura-kura tersebut sudah lebih jauh lagi seterusnya sehingga
jarak antara Achiles dan kura-kura selalu berkurang akan tetapi idak pernah
habis.
Argumentasi
Zeno ini selama 20 abad lebih tidak dapat dipecahkan orang secara logis. Baru
dapat dipecahkan setelah para ahli matematika membuat pengertian limit dari
seri tak terhingga.
f)
Socrates (470-399 SM)
Ajaran bahwa
semua kebenaran itu relatif telah menggoyahkan teori-teori sains yang telah
mapan,menggucangkan keyakinan agama. Ini menyebabkan kebingungan dan kekacuan
dalam kehidupan. Inilah sebabnya Socrates harus bangkit. Ia harus meyakinkan
orang Athena bahwa tidak semua kebenaran itu relatif;ada kebenaran yang umum
yang dapat dipegang oleh semua orang. Sebagian kebenaran memang relatif, tetapi
tidak semuanya.
Kalau
dipandang sepintas lalu, dia tidaklah banyak berbeda dengan orang-orang sofis.
Sama dengan orang sofis,Socrates memulai filsafatnya dengan bertolak dari
pengalaman sehari-hari. Akan tetapi, ada perbedaan yang amat penting antara
sofis dan Socrates yaitu ketidaksetujuan Socrates terhadap relatifisme kaum
sofis.[10]
Akhir
hidup seorang Socrates sangatlah tragis. Di depan para hakim dia menengguk
segelas racun dengan penuh kemantapan. Ia pun mati dalam alam demokrasi.[11]
g)
Plato[12]
Plato,
adalah seorang murid dan teman Socrates. Untuk memperkuat argumen gurunya ia
berpendapat, kebenaran umum (definisi) itu bukan dibuat dengan cara dialog
induktif seperti pada Socrates;pengertian umum itu sudah tersedia di”sana” di
alam idea. Definisi pada Socrates dapat saja diartikan tidak memiliki realitas. Menurut Plato esensi
itu memiliki realitas. Realitasnya ada di alam idea, untuk menjelaskan hakikat
idea tersebut Plato mengarang mitos penunggu gua yang sangat terkenal yang
dimuat di dalam dialog Politei.
Plato
dengan ajaran idea yang lepas dari objek yang berada di alam idea bukan hasil
abstraksi seperti pada Socrates, jelas memperkuat posisi Socrates dalam
menghadapi sofisme. Idea itu umum berarti berlaku umum. Sama dengan gurunya,
Plato juga berpendapat bahwa selain kebenaran yang umum itu ada kebenaran
khusus yaitu “kongkretisasi” idea di alam ini. “Kucing ” di alam idea
berlaku umum,kebenaran umum;” kucing hitam di rumah saya” adalah kucing yang
khusus.
h)
Empedocles (490-435 SM )
Lahir di
Akragos, Pulau Sicilia, ia sangat dipengaruhi oleh ajaran kaum Ptagorean dan
aliran keagamaan refisme. Ia pandai dalam bidang kedokteran, penyair retorika,
politik dan pemikir. Ia menulis karyanya dalam bentuk puisi , seperti
Parmenides.
Dalam
bukunya tentang alam dikatakan oleh Empedocles bahwa sebenarnya tak ada menjadi
dan hilang, ia mengikuti Parmenides. Adapun perbedaan dalam seluruh keadaan itu
tak lain adalah daripada campuran dan penggabungan unsur-unsur (rizomata)
: air. Udara. Api, dan atnah. Keempat unsur inilah yang merupakan dasar
terakhir dari segala sesuatu. Proses penggabungan ini terpelihara oleh dua
kekuatan yang saling bertentangan, yaitu cinta dan benci. Karena cinta maka
pada mulanya keempt unsur tersebut tersusun dalam keseimbangan , adapun
bencilah yang mencerai beraikan keseimbangan yang semula itu. Cinta lalu
mengambil tindakan dan mengembalikan yang semula. Tetapi dicerai beraikan lagi
oleh benci. Penegtahuan tidak lain daripada proses pergabungan : karena
tergabung dengan tanah, kita tahu akan tanah, tergabung dengan air kita tahu
akan air.
Dengan
demikian, dalam kejadian di alam semesta ini, unsur cinta dan benci selalu
menyertai juga proses penggabungan dan penceraian tersebut berlaku untuk
melahirkan anak-anak makhluk hidup. Sedangakan manusia pun terdiri dari empat
unsur (api, udara, tanah dan air) juga mengenal akan empat unsur. Hal ini
karena teori pengenalan yang dikemukakan oleh Empedocles bahwa yang sama
mengenal yang sama.
i)
Anaxagoras (±499-20 SM )
Ia
dilahirkan di kota Klazomenai, Lonia, kemudian menetap di Athena selama 30
tahun. Anaxagoras adalah ahli pikir yang pertama yang berdomisili di Athena ,
dimana dikemudia hari Athena inlah menjadi pusat utana perkembangan filsafat
yunani samapi abad ke 2 SM.
Pemikirannya,
realitas bukanlah satu , akan tetapi terdiri dari banyak unsur dan tidak dapat
dibagi-bagi, yaitu atom. Atom ini sebagai bagian dari materi yang terkecil dari
materi sehingga tidak dapat terlihat dan jumlahnya tidak terhingga.
Tentang
terbentuknya dunia (kosmos), atom-atom yang berbeda bentuknya saling
terkait, kemudian digerakkan oleh puting beliung. Semakin banyak atom yang
bergerak akan menimbulkan pusat gerak atom (atom yang padat).yang disebut
realitas seluruhnya adalah sebagai suatu campuran yang mengandung semua
benih-benih . Indera kita tidak dapat melihat semua benih yang ada di dalamnya.
Hanya bisa melihat benih yang dominan. Misalnya, kita melihat emas ( yang
telihat emas, karena warna kuning yang dominan), walaupun benih-benih yang lain
seperti perak, besi, tembaga terdapat didalamnya.
Pemikirannya
tentang nus, bahwa apa yang dikemukakan oleh Empedocles tentang cinta dan benci
yang menyebabkan adanya penggabungan dan penceraian, maka Anaxagros
mengemukakan yang menyebabkan benih-benih menjadi kosmos adalah nus yang
berarti roh atau rasio, tidak tercampur dengan benih-benih dan terpisah dari
semua benda. Oleh karena ajrannya tentang nus inilah Anaxagoras untuk pertama
kalinya dalam filsafat dikenal adanya perbedaan antara jasmani dan yang rohani.
j)
Democritos (460-370 SM)
Ia lahir
di kota Abdera di pesisir Thrake di Yunani Utara. Karena ia berasal dari
keluarga yang kaya raya, maka dengan kekayaannya itu ia bepergian ke Mesir dan
negeri –negeri Timur lainnya. Dari karya-karyanya ia telah mewariskan sebanyak
70 karangan tentang bernacam-macam masalah seperti, kosmologi, matematika,
astronomi, logika, etika, teknik, mesin, puisi dan lain-lain. Sehingga ia dipandang
sebagai seorang sarjana yang menguasai banyak bidang.
Pemikirannya,
bahwa realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsur dan jumlahnya
tak terhingga. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian materi yang sangat tidak
dapt dibagi-bagi lagi. Unsur tersebut dikatakan sebagai atom yang berasal dari
satu dari yang lain karena ini tidak dijadikan dan tidak dapat dimusnahkan,
tidak berubah dan tidak berkualitas.
Menurut
pendapatnya, atom-atom itu selalu bergerak, berarti harus ada ruang yang
kosong. Sebab satu atom hanya dapat bergerak dan menduduki satu tempat saja.
Sehingga Democratos berpendapat bahwa realitas itu ada dua, yaitu : atom itu
sendiri (yang patuh) dan ruang tempat atom bergerak (kosong).
Democritos
pun membedakan adanya dua macam pengetahuan, yaitu pengetahuan indera yang
keliru dan pengetahuan budi yang sebenarnya.”Ada dua pengetahuan katanya,
pengetahuan yang sebenarnya dan pengetahuan yang tidak sebenarnya. Adapun yang
tidak sebenanya adalah penglihatan, penciuman, rasa”.
BAB IV
ANALISIS
Filsafat dan agama adalah kekuatan yang mewarnai dunia,
mulai kelihatan kebenarannya pada zaman Yunani. Filsafat pada dasarnya adalah
akal,agama pada pokonya adalah iman (hati,rasa). Oleh karena itu, wajarlah bila
perkembangan budaya selalu dilatar belakangi oleh pertentangan antara akal dan
hati,antara rasio dan iman,antara filsafat dan agama. Hal ini sudah dapat
terlihat sejak pada zaman Yunani Kuno. Terbukti para tokoh filsafat Thales dan
kawan-kawan mulai mendominasi hidup dengan
akal tapi tetap menggunakan hati dan iman.
Pada zaman sofis keadaan mulai banyak berubah. Pada zaman
ini akal dapat dikatakan menang mutlak. Manusia adalah ukuran kebenaran, juga
semua kebenaran relatif yang merupakan ciri filsafat sofisme. Hal tersebut
jelas sebagai pertanda bahwa akal sudah menang mutlak terhadap iman.
Keadaan itu berdampak pada adanya kekacuan, yaitu kekacuan
kebenaran. Tidak adanya ukuran yang dapat berlaku umum tentang kebenaran.
Dampak selanjutnya adalah semua teori sains diragukan, semua kaidah agama
dicurigai. Ini sudah cukup untuk jadi bukti bahwa manusia zaman itu telah hidup
tanpa pegangan. Ini sangatlah berbahaya. Keadaan itu disertai pula oleh
munculnya “pembela - pembela” kebenaran yaitu orang sofis. Mereka mengajar,
menjadi guru terutama bagi para pemuda, dalam filsafat mereka jadi filosof dan
menjadi hakim.
Dengan adanya kekacuan itu munculah sang pembela kebenaran
yaitu Secrotes. Misi Secrotes sangatlah jelas yaitu menghentikan pemikiran
sofis yang menganggap bahwa semua kebenaran itu relatif. Pemikiran inilah yang
menjadi biang keladi dari semua kekacuan itu. Cara yang ditempuh oleh Secrotes
mudah ditebak,yaitu menyakinkan orang Athena terutama para filosof dan hakim
sofis bahwa tidak semuan kebenaran itu relatif. Ada beberapa yang umum,yaitu
kebenaran yang dapat diterima oleh semua orang inilah pengertian umum. Dalam
kerangka ini pengertian umum inilah yang merupakan temuan Socretes yang
terpenting.
Setelah orang dapat diyakinkan bahwa ada kebenaran yang umum
maka tidaklah terlalu sulit lagi mengajak orang kembali kepada agamanya. Akan
tetapi, pengajaran Secrotes harus dibayarnya dengan harga yang mahal yaitu
dengan hukuman mati hanya denga segelas racun. Hal tersebut putusan pengadilan
yang hakimnya seorang sofis. Namun, ajaibnya pemikiran Socrotes tetap bekerja
dengan dilanjutkan dua muridnya yaitu Plato dan Aristoteles.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Kelahiran
pemikiran Filsafat Barat diawali pada abad ke-6 sebelum Masehi, yang diawali
oleh runtuhnya mite-mite dan dongeng-dongeng yang selama ini menjadi
pembenaran terhadap setiap gejala alam.
Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan
bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada
mitos atau dongeng-dongeng. Dalam sejarah filsafat biasanya filsafat yunani
dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa
Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani.
Pada masa
itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan
penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli
pikir tidak puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui
budinya. Mereka menanyakan dan mencari jawabannya apakah sebetulnya alam itu.
Peredoisasi filsafat yunani dibagi menjadi dua yaitu filsafat yunani kuno dan
filsafat yunani klasik. Ciri yang menonjol dari Filsafat Yunani Kuno di awal
kelahirannya adalah ditunjukkannya perhatian terutama pada pengamatan gejala
kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna menemukan suatu (arche) yang
merupakan unsur awal terjadinya segala gejala.
Terdapat
tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:
a)
Bangsa yunani yang kaya akan mitos
(dongeng).
b) Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai
pendorong kelahiran filsafat Yunani.
c)
Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang
berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah
sungai Nil.
Tokoh-tokoh
pada masa Yunani Kuno antara lain,
yaitu:
1.
Thales (624 – 546 SM)
2.
Anaximander (640-546 SM)
3.
Heraclitus (544-484 SM)
4.
Parmanides (540-475 SM)
5.
Zeno (± 490-430 SM)
6.
Socrates (470-399 SM)
7.
Plato
8.
Empedocles (490-435 SM )
9.
Democritos (460-370 SM)
10. Anaxagoras (±499-20 SM )
B. Referensi
At –Thawil, Taufiq. 2013. Pertarungan
Agama dan Filsafat. Jawa Timur : Yayasan
PP. Al Furqon
I.R. Poedjawijatna.1980. Pembimbing
ke Arah Alam Filsafat. Jakarta : PT PEMBANGUNAN
Muzairi, M.A. 2009. Filsafat
Umum.Yogjakarta: Teras
Russell, Betrand. 2004. Sejarah
Filsafat Barat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Surojiyo. 2005. Ilmu filsafat
Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Tafsir, Ahmad. 2002. Filsafat
Umum (Akal dan Hati sejak Thales Sampai Capra). Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
[1]
Muzairi, M.Ag, Filsafat
Umum. Yogjakarta: Teras, 2009. hlm.41-42
[2]
Prof. Dr. Ahmad Tafsir. Filsafat
Umum (Akal Dan Hati Sejak Thakes Sampai Capra). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2002. Hlm. 47
[3] I.R.Poedjawijatna. Pembimbing ke
Arah Alam Filsafat, (Jakarta : PT PEMBANGUNAN), Cetakan Kelima, 1980. hlm.19
[4] Drs. Surajiyo. Ilmu Filsafat
Suatu Pengantar.Jakarta:PT. Bumi Aksara. 2005. Hlm 153-154
[5] I.R.Poedjawijatna. Op. Cit. hlm.19
[6] Prof. Dr. Ahmad Tafsir. Op.
Cit. Hlm. 48
[7]
Muzairi, M.Ag. Op. Cit.
hlm.49-50
[8] Prof. Dr. Ahmad Tafsir. Op.
Cit. hlm.49
[9]
Prof. Dr. Ahmad Tafsir. Op.
Cit. hlm. 50
[10]
Prof. Dr. Ahmad Tafsir. Op.
Cit. hlm.53
[11] Dr.Taufiq At Thawil.. Pertarungan
Agama & Filsafat. Jawa Timur : Yayasan PP. Al Furqon. 2013.Hlm. 56
[12] Prof. Dr. Ahmad Tafsir. Op.
Cit. hlm.53
No comments:
Post a Comment