Nilai – Nilai Pendidikan Islam Dalam Adat Tata Cara Pernikahan Ngidak Endok
Pada tanggal 16 April 2015 menjadi pernikahan
adek saudara saya yang bernama Fajnur Ramadhani anak paklek saya yang bernama
Bambang Trisno Hadi dan bulek saya yang bernama Rupik’atun. Dia menikah dengan
Yoko Wibiantoro dari tetangga desa mlatiharjo. Hari itu menjadi moment yang
sangat istimewa bagi mereka yang menikah pada hari itu. Dalam prosesi
pernikahan adat di jawa tengah ada banyak hal yang yang di lakukan, dari mulai
menanyakan kepada pihak keluarga pembelai perempuan tentang kepastian untuk
menerimanya, kemudian lamaran sebagai tanda keseriusan pihak laki-laki sampai
ke jenjang pernikahan.
Setelah persiapan awal dilakukan,
barulah prosesi lanjutan upacara perkawinan adat Jawa dilakukan. Berikut ini
ialah tahapan-tahapan nan biasanya dijalankan oleh para pengantin Jawa.
1.
Pasang Tarub
Tarub ialah
anyaman dari daun kelapa. Tarub dipasang bersamaan
dengan tuwuhan .Tuwuhan atau tumbuhan nan dipasang biasanya
berupa pohon pisang raja nan berbuah. Pohon pisang tersebut diletakkan di
sebelah kanan dan kiri pintu masuk bersamaan dengan daun kelor. Dalam tata cara
perkawinan adat Jawa, pisang dipercaya sebagai simbol kemakmuran dan harapan,
sedangkan daun kelor dipercaya bisa mengusir roh-roh halus sehingga pesta bisa
berlangsung dengan sakral tanpa ada gangguan apapun.
2.
Midodareni
Berasal dari kata widadari nan
artinya 'bidadari'. Secara sederhana, ritual ini bertujuan membuat pengantin
wanita menjadi seperti bidadari. Oleh sebab itu, ritual ini hanya dapat
dilakukan oleh calon pengantin wanita. Dalam
tahapan proses perkawinan adat Jawa, pengantin wanita dimandikan oleh kedua orang tuanya, biasa juga disebut siraman . Selesai siraman , calon pengantin wanita digendong oleh kedua orang tuanya. Siraman dan gandongan seolah bercerita bahwa anak gadis nan dahulu dimandikan dan digendong kini sudah besar dan sebentar lagi akan berumah tangga.
tahapan proses perkawinan adat Jawa, pengantin wanita dimandikan oleh kedua orang tuanya, biasa juga disebut siraman . Selesai siraman , calon pengantin wanita digendong oleh kedua orang tuanya. Siraman dan gandongan seolah bercerita bahwa anak gadis nan dahulu dimandikan dan digendong kini sudah besar dan sebentar lagi akan berumah tangga.
3.
Akad Nikah
Tidak ada yang berbeda dengan prosesi nan
satu ini, begitupun dalam perkawinan adat Jawa. Seperti akad nikah kebanyakan,
pengantin pria mengucapkan ijab kabul di depan catatan sipil dan petugas agama.
4.
Panggih
Pada upacara dalam rangkaian perkawinan adat
Jawa ini, kedua pengantin dipertemukan. Ditandai dengan pertukaran kembang
mayang di antara keduanya sertakalpataru dewadaru . Kemudian,
dilanjutkan dengan ritual balangan suruh , ngidak endhog ,
dan mijiki.
5.
Balangan Suruh
Suruh ialah daun sirih nan dilinting
sehingga membentuk bulat memanjang. Balangan suruh artinya saling melempar
suruh, tentu saja dilakukan antara kedua mempelai. Dalam tata cara perkawinan
adat Jawa, sirih dipercaya sebagai lambang bersatunya kedua pengantin dalam
segala hal.
6.
Ngidak Endhok
Dalam ritual tata cara perkawinan adat Jawa,
upacara ini berarti menginjak telur. Pengantin pria diwajibkan buat menginjak
telur. Prosesi ini bermakna seksual. Menerangkan bahwa kedua pengantin sudah
sama-sama dewasa diharapkan bisa membuahkan keturunan.
7.
Wiji Dadi
Pada ritual ini, pengantin wanita diwajibkan
mencuci kaki pengantin pria nan sudah menginjak telur. Air nan digunakan buat
membasuh dicampur bunga setaman nan melambangkan bahwa benih nan nantinya
diturunkan akan menjadi orang nan baik.
8.
Timbangan
Prosesi dalam perkawinan adat Jawa ini
dilakukan oleh ayah dari pihak wanita. Kedua pengantin masing-masing duduk di
kaki ayah, kemudian ditimbang. Sang ayah kemudian mengatakan seimbang, nan
artinya semoga kedua pengantin bisa selalu seimbang dalam hal apapun.
9.
Kacar-Kucur
Dalam ritual ini, pengantin pria mengucurkan
uang receh nan kemudian diterima oleh pengantin wanita. Prosesi nan hanya ada
pada tata cara perkawinan adat Jawa ini melambangkan bahwa suami bertanggung
jawab buat memenuhi segala kebutuhan istri.
10. Dulangan
Artinya ialah saling menyuapi. Dalam tata
cara perkawinan adat Jawa, prosesi ini perlambang seksual, memberi dan
menerima.
11. Sungkeman
Kedua pengantin duduk merendah dan mencium
lutut kedua orang tua guna meminta restu dan doa. Prosesi ini sebagai simbol
rasa hormat kepada orang tua. Prosesi seperti ini rasanya hampir dimiliki oleh
semua adat, bukan hanya perkawinan adat Jawa.
12. Kirab
Prosesi dalam tata cara perkawinan adat Jawa
ini merupakan acara nan diletakkan dipenghujung ritual. Arak-arakan nan
dilakukan oleh sanak keluarga pada kedua pengantin.
13. Boyongan
Selesai melakukan tahapan-tahapan rumit dalam
prosesi perkawinan adat Jawa, tugas kedua orang tua mempelai wanita belum
selesai. Kedua orangtua harus mengantarkan anak perempuannya menuju ke rumah
suami. Ritual ini dapat juga melambangkan penyerahan tanggung jawab dari
orangtua kepada sang suami.
Dari
serangkaian tradisi pernikahan jawa ini saya mengangkat tentang prosesi “Ngidak
Endok” sebagai penelitian yang akan saya bahas. Salah satu adat jawa dalam
sebuah pernikahan adalah "Ngidak Endok" sering kali kita lihat
setelah akad nikah berlangsung kedua mempelai dipertemukan dan melakukan upacara
adat sederhana tersebut, tapi masih sangat minim pengetahuan kita tentang apa sebenarnya
arti dari Ngidak Endok tersebut.
Wawancara
Tentang Ngidak Endok
Setelah
saya bertanya-tanya kenapa dalam pernikahan harus ada berbagai seruntutan
prosesi seperti itu, termasuk “Ngidak Endok”, sebenarnya ada makna di dalam
nya. Inilah tanya jawab dengan Bapak Abdul sebagai narasumber :
Lina : Apa sebenarnya "Ngidak Endok" itu?
Pak
Abdul : Ngidak Endok adalah sebuah
upacara yang dilakukan dalam pernikahan adat jawa sesudah/sebelum
dilaksanakannya akad nikah. Dalam kasus ini sang pria yang menginjak telur yang
kemudian dibersihkan oleh sang mempelai wanita.
Lina : Apa Nilai dan
Makna Upacara” Ngidak Endok’’?
Pak Abdul : Perkawian
merupakan awal hidup bagi seseorang untuk mengarungi hidup bersama orang lain
dengan sebuah ikatan janji. Acara pernikahan ini pastinya tidak akan berlangsung
dengan tanpa adanya perayaan,(bagi yg merayakannya) dan bagi orang jawa kebanyakan
mempunyai adat tersendiri dan terkadang agak berlainan dengan adat-adat islami.
Adat Ngidak Endok Ini barangkali dapat dikatakan takhayul, tetapi pada kenyataannya
sampai sekarang hal-hal itu masih sangat meresap pada kepercayaan sebagian masyarakat di Indonesia
Khususnya Jawa.
Lina : Lalu ada makna aatau arti apa sehingga
setiap ada upacara pernikaha ada prosesi “ Ngidak Endok “ ?
Pak Abdul : Tentu saja uapacara Ngidak Endok
ini dilakukan karena mempunyai arti nilai dan tujuan juga memiliki ketentuan-ketentuan
yang harus dilakukan.nDalam upacara ini, sang pria diharuskan menginjak telur
yang telah dipecahkan hingga pecah tanpa menggunakkan alas kaki, hal ini wajib disaksikan
keluarga kedua belah pihak. Kemudian setelah telurnya pecah, sang wanita harus
mebersihkan sisa-sisa pecahan telur baik di wadah telur itu dan kaki sang pria,
bahkan di lantai yang terkena cipratan pecahan telur.
Lina : Di dalam Telur itu, apakah ada makna
khusus yang Perlu di ketahui?
Pak Abdul :Telur
melambangkan awal atau permulaan sesuatu kehidupan dari Ayam yang dapat
diibaratkan sebagai sebuah wadah keluarga yang tertutup rapat dan harus terjaga
agar bisa menghasilkan sebuah generasi penerus,
telur juga melambangkan keprawanan dari wanita yang masih utuh dan belum
tersentuh dalamnya. Karena tentunya tidak ada orang yang bisa memegang isi dari telur
tanpa memecahnya. Dan tentunya sama bagi seorang pria tidak akan merasakan
sebuah kenikmatan tanpa memecah keprawanan dari wanita
tersebut.
Lina : Apakah ada Makna tersendiri kenapa
harus seorang laki-laki yang harus menginjak telur ?
Pak Abdul : Pria menginjak telur dimaksudkan
bahwa prialah yang harus domina dalam keluarga, dan ia juga harus bekerja keras
untuk keluarga. Dan saat pria menginjak telur sehingga telur itu
pecah menggambarkan bahwa sang pria itulah yang nanti akan
mendapatkan keperawanan sang wanita
selepas akad nikah.
Lina : Lalu Kenapa pada saat Menginjak
Telur laki-laki tidak menggunakan alas kaki ?
Pak Abdul : Itu menandakan bahwa sang pria
yang nantinya akan menjadi kepala rumah tangga harus berjuang keras untuk
mempertahankan dan menghidupi keluarga tanpa harus merengek-rengek meminta
bantuan orang atau bergantung dengan orang lain. Usaha yang dilakukan pasti
tidak mudah, sama tidak mudahya dengan memecahkan telur tanpa alas kaki
dan ia akan merasa kesakitan tertusuk-tusuk kulit. Sama halnya dalam kehidupan
nyata, nantinya tidak mudah bagi pria menjalankan memperjuangkan
keluarga pasti akan ada rasa sakit, lelah dan sebagainya.
Lina :
Lalu makna nya apa ketika seorang wanita membersihkan pecahan telur tersebut ?
Pak Abdul : Wanita membersihkan pecahan telur. Tindakan ini mengartikan bahwa wanita
itu harus mengabdi pada suami dengan senang hati dan ikhlas. Ini juga
menunjukan bahwa sang istri haruslah patuh terhadap suami. Rasa sakit dan lelah
yang dirasakan suami setelah bekerja kemudian dihilangkan dengan pengabdian
seorang istri di rumah.
Keluarga inti kedua belah pihak menyaksikan
dimaksudkan bahwa walaupun nanti sudah menjadi sebuah keluarga, diharapkan
tidak melupakan orang tua dan tetap patuh terhadap orangtua, pada dasarnya karena
orangtualah kita ada.
Itulah yang dimaksudkan dari
upacara ‘’ Ngidak Endok “ makna dan nilai yang terkandung memiliki tujuan yang
baik, karena pada dasarnya semua tradisi kebudayaan daerah pasti mengandung
nilai-nilai yang positif. Sama halnya seperti nilai dan maksud dari setiap
gerakan ritual upacara ‘’ Ngidak Endok “ setiap bagian pasti mempunyai makna
yang positif dan pesan-pesan yang ditujukan bagi mempelai agar menjadi keluarga
yang sakinah, mawadah dan warohmah.
Dari memahami arti adat ini kita
bisa mengambil manfaat dari suatu acara dalam kebudayaan yang sering kita
lakukan tanpa adanya prasangka buruk pada adat-istiadat tersebut, dan tentunya
untuk mempertebal iman kita pada sang pencipta.
Nilai- Nilai
Pendidikan Islam :
1.
Rasa ke
ikhlasan dalam mengarungi kehidupan dalam berumah tangga.
2.
Mempererat
tali persaudaraan antar dua keluarga yang bersatu.
3.
Kerukunan
dalam rumah tangga yang di ciptakan.
4.
Bersyukur
kepada Allah atas segala rahmat yang telah di berikan.
5.
Menumbuhkan
rasa kasih sayang antar keluarga.
No comments:
Post a Comment