Monday, December 14, 2015

TRADISI MENGUBUR ARI-ARI

TRADISI MENGUBUR ARI-ARI

            Ari-ari disebut juga dengan plasenta. Ari-ari menempel pada pusar bayi ketika lahir. Tradisi ini masih dilakukan oleh banyak orang, akan tetapi seiring berkembangnya waktu prosesinya dilakukan dengan kurang lengkap. Di desa saya, tepatnya di Bae, ketika seorang bayi telah dilahirkan, maka tali pusar atau ari-ari segera dikuburkan. Pertama-tama, ari-ari dicuci terlebih dahulu dengan air biasa, kemudian di letakkan di dalam kendhil, sebelumnya dilapisi dengan daun pisang. Setelah ari-ari diletakkan di dalam kendil yang beralas tadi, sebelum ditutup ditambahkan dengan buku, pensil. Ketika saya bertanya dengan Mbah Munti’ah, beliau berkata hal itu adalah do’a yang tersirat agar sang anak kelak menjadi anak yang bisa baca tulis dalam artian menjadi anak yang
pandai, yang  disimbolkan dengan buku dan pensil. Setelah ditutup, kendhil tersebut dikubur. Biasanya ari-ari dikubur di halaman belakang atau halaman depan, tujuannya menurut sumber lain agar dekat dengan keluarga. Ari-ari tersebut dikubur dengan cukup dalam, tujuannya agar hewan buas tidak mengendus-endus dan menjamahnya. Setelah itu, kuburan ari-ari ditutup dengan kurungan supaya tidak didekati hewan. Dan diatas ari-ari yang sudah dikubur ditanami pohon nanas atau pohon pisang atau pohon pandan. Pohon nanas bermakna supaya sang anak kelak mempunyai kedudukan bermahkota seperti bentuk nanas. Kemudian diberi lampu dengan maksud agar hidup anak tersebut tidak suram.

            Tradisi tersebut beserta syaratnya bukan merupakan ajaran Islam, akan tetapi, tidak semua tradisi itu tidak bermakna. Dari penguburan ari-ari diatas, dapat diambil makna antara lain, kita tidak boleh sembarangan memperlakukan bagian dari tubuh manusia, terutama ari-ari, karena jika kita hanya membuangnya sembarangan maka akan menimbulkan bau tidak sedap dan mengundang hewan seperti kucing, anjing untuk memakannya. Selain itu kini ari-ari banyak digunakan sebagai kosmetik. Sebagai orang Islam, terdapat hadits yang menyatakan bahwa rasul SAW menyuruh agar mengubur bagian tubuh, salah satunya adalah ari-ari. Namun setelah ditelusuri, hadits itu dhaif. Akan tetapi sebagai orang yang memiliki hati nurani, kita tidak mungkin membiarkan hewan mengoyak dan manusia menggunakannya sebagai bahan kosmetik.Dengan demikian selain memuliakan bani adam, penguburan ari-ari juga bermakna menjaga kebersihan lingkungan.

by. Atina Rahmah/ithinaroomuach@ymail.com

1 comment: