Thursday, December 10, 2015

NILAI PENDIDIKAN ISLAM DARI KEBERADAAN SUMUR BANDUNG HONGGOSOCO JEKULO KUDUS

NILAI PENDIDIKAN ISLAM DARI KEBERADAAN SUMUR BANDUNG HONGGOSOCO JEKULO KUDUS

Di desa Honggosoco, tepatnya di dukuh Bandung RT 5 RW 5 Jekulo Kudus ada sebuah sumur yang diberi nama oleh warga sekitar “Sumur Bandung”. Sumur ini berbeda dengan sumur-sumur pada umumnya. Sumur Bandung berbentuk kaki kuda. Sumur Bandung ini terletak di tepi sungai perbatasan antara dukuh Bandung dan dukuh Pule.
Konon katanya, pada zaman dahulu ada seorang Raden murid dari Mbah Sunan Muria dari dukuh Pandak desa Colo yang diberi tugas untuk membuka lahan atau istilah dalam bahasa Jawanya adalah “Babat alas” sekaligus menyebarkan agama Islam, beliau adalah Mbah Honggowongso. Kemudian Mbah Honggowongso pun menunggangi Kudanya, pergi mencari sebuah daerah. Setelah menemukan lokasi yang tepat untuk membuka lahan Mbah Honggowongso pun membangun sebuah masjid di tempat baru tersebut. Dahulu penduduk di sekitar masjid mayoritas beragama Budha.
Selain mendirikan masjid Mbah Honggowongso juga mendirikan tempat  peristirahatan atau dalam bahasa Jawa biasa di sebut
pesarehan . Sebagaimana tempat peristirahatan yang lain, tempat peristirahatan Mbah Honggowongso juga ada sumurnya. Dahulu Mbah Honggowongso ini dianggap orang pintar di daerah dukuh Bandung sehingga banyak orang yang berdatangan kepada beliau untuk berobat. Setiap orang yang berobat diberi air minum dari air sumur tersebut. Atas izin Allah orang tersebut pun sembuh sehingga Mbah Honggowongso kian hari kian ramai dengan pasien. Karena saking ramainya itu akhirnya tempat peristirahatan Mbah Honggowongso dijadikan sebagai tempat pengobatan.
Suatu ketika Mbah Honggowongso ini ingin memandikan kudanya. Beliau pun membawa kudanya ke sungai yang tak jauh dari tempat pesarehannya. Ketika sampai di tepi sungai beliau pun mulai memandikan kudanya menggunakan bathok dan pring uloh . Lama kelamaan ternyata kaki kudanya itu semakin tenggelam. Kudanya pun dipindahkan ke tempat lain dan bekas kakinya itu mengeluarkan sumber air yang tiada henti. Orang-orang pun berdatangan untuk melihat fenomena. Sementara, pring uloh yang digunakan untuk menyambung bathok ditinggalkan begitu saja di sekitar sumur tersebut sehingga kini tumbuh menjadi pohon bambu.
Setiap hari orang yang berdatangan kian bertamabah, tidak hanya dari dalam kota melainkan dari kota-kota sekitar seperti Pati, Rembang, Demak bahkan Jakarta . Mereka berbondong-bondong untuk mengambil air dari mata air Sumur Bandung tersebut. Karena warga beranggapan bahwa itu bukanlah sumur biasa melainkan sumur yang penuh berkah dimana airnya dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit.
Semenjak itu ada dua sumber air di dukuh Bandung yaitu satu berada di punden dan sumur bentuk kaki kuda  yang ada di tepi sungai perbatasan antara dukuh Bandung dan Pule. Kemudian oleh Kyai Sanusi dari Jekulo sumber air yang ada di punden ditutup dengan Al-Qur’an, sehingga sumber air yang masih aktif adalah sumber air yang berasal dari sumur kaki kuda atau yang disebut Sumur Bandung . Dahulu sumur tersebut selebar kaki kuda tetapi karena saking banyaknya orang yang berdatangan untuk mengambil air tersebut akhinya lubang sumur mengalami abrasi sehingga sekarang lubangnya mejadi besar tetapi tetap membentuk kaki kuda sehingga sekarang Sumurnya dibentengi dengan tempok.
Sampai dengan saat ini masih banyak orang yang memanfaatkan air dari Sumur Bandung. Warga yang tinggal di sekiktar punden dan Sumur  Bandung biasanya mandi di sumur tersebut ketika bulan Muharrom bertepatan dengan Haul Mbah Honggoongso yang biasanya dilaksanakan pada tanggal 13 Muharrom. Sebelum warga mandi, sumur biasanya dikuras dulu agar airnya bersih. Ketika sedang mandi di Sumur Bandung baik laki-laki maupun perempuan harus pakai ninjungan atau tidak boleh telanjang dan sebaiknya sebelum mandi hendaknya nyekar dulu ke punden Mbah Honggoowongso sekaligus menyampaikan maksud dan tujuan. Itu merupakan adab yang harus dipatuhi bagi siapa saja yang ingin mandi di sumur tersebut. Apabila adab tersebut tidak dipatuhi maka akan terjadi peristiwa yang aneh dan bisa dikatakan mengerikan. Jadi dahulu pernah ada salah seorang yang melanggar adab tersebut yaitu mandi di Sumur Bandung dengan telanjang, tiba-tiba ada sebuah kepala ular yang berukuran cukup besar keluar dari lubang sumur tersebut .
Sementara kata salah satu warga dukuh Pule, air dari Sumur Bandung akan menjadi lebih berkhasiat ketika ada seperti sumber air dari arah punden ke Sumur Bandung yang terjadi setelah pukul dua belas malam pada malam Jum,at . Hal tersebut biasanya terjadi jika di dukuh Bandung dan Pule sedang terjadi mageblug . Meskipun demikian, masih banyak warga yang mengambil air Sumur Bandung kapanpun mereka menginginkan. Sebab mereka beranggapan bahwa air dari Sumur Bandung adalah air yang penuh berkah sehingga dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Berdasarkan cerita diatas dapat kita petik nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya yaitu kita selain sebagai hamba Allah yang senantiasa beribadah kepada-Nya, kita juga sebagai khalifah di muka bumu ini. Sebagai seorang khalifah kita memiliki tugas untuk memanfaatkan, mengelola setra memelihara keseimbangan alam semesta. Islam mengajarkan kepada umat manusia untuk senantiasa menjaga dan melestarikan alam sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 56, yang berbunyi :
ولا تفسدوا فى الارض بعد اصلاحها وادعوه خوفا وطمعا ان رحمت الله قريب من المحسنين
Artinya : “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S Al A’raf : 56).
Sudah  sepantasnya kita sebagai  umat manusia yang memakmurkan bumi hendaklah senantiasa menjaga keseimbangan alam. Kepedulian terhadap alam atau lingkungan dapat kita realisasikan mulai dari hal-hal yang kecil seperti membuang sampah sembarangan, tidak merusak tanaman secara sembarangan, dsb.
Akan tetapi realita yang terjadi sekarang justru masyarakat berlomba-lomba dalam kerakusan. Mengambil sumber daya alam yang  secara berlebih-lebihan tanpa mempedulikan akibat yang akan terjadi dalam jangka panjang dan tanpa disertai upaya untuk menyeimbangkannya kembali. Masyarakat seolah lepas  tangan terhadap tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Hal tersebut dapat dilihat melalui aktivitas masyarakat dalam keseharian seperti rendahya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, rendahnya masyarakat untuk melakukan tebang pilih dan penanaman kembali setelah menebang  pohon, sehingga hutan-hutan kini menjadi gundul dan sungai-sungai penuh dengan sampah. Di mana gundulnya hutan dapat mengakibatkan berkurangnya oksigen yang dihasilkan oleh alam, kekeringan di musim kemarau, banjir dan longsor di musim penghujan.
Kalau sudah terjadi bencana saja terkadang dengan entengnya mulut kita berbicara bahwa semua itu adalah bagian dari takdir Allah. Akan tetapi bukankah Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 41 yang berbunyi :
ظهر الفساد فى البر والبحر بما كسبت ايدى الناس ليذيقهم بعض الذي عملوا لعلهم يرجعون
Artinya : “Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Ar Rum : 41).
Dari ayat di atas dapat kita ketahui, bahwa memang tidak ada  sesuatupun yang akan menimpa bumi kecuali atas izin Allah. Tetapi perlu kita ingat bahwa ketentuan Allah ada dua macam, yakni ketentuan atau ketapan yang tidak dapat diubah dan ketentuan atau ketetapan yang bisa diubah dengan usaha dan do’a manusia. Kerusakan ataupun alam merupakan salah satu ketetapan Allah yang bisa diubah dengan usaha dan do’a manusia. Itu berarti bahwa bencana alam yang sering menimpa Negara Indonesia seperti banjir di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau sebenarnya dapat ditanggulangi dengan cara penanaman kembali hutan-hutan yang telah gundul. Karena dengan adanya tumbuh-tumbuhan ia akan mampu menyerap air di musim penghujan dan menyimpan cadangan air untuk musim berikutnya.
 by. Danny Setyowati / setyowati_danny@yahoo.co.id

1 comment:

  1. Saya sedang mencari cari referensi dan belajar seputar sumur dan jenis air untuk usaha Berkah Cuci Toren Air Terdekat di Solo. Terimakasih, sangat bermanfaat sekali tulisannya.

    ReplyDelete