BUDAYA SYAWALAN ATAU LOMBAN DI JEPARA
Budaya Syawalan atau Lomban di jepara adalah tradisi yang di
selenggarakan oleh masyarakat baik nelayan, petani, dan profesi yang lain.
Lomban ini telah di kenal sejak ratusan tahun yang lalu, tradisi ini telah
dikenal tidak hanya masyarakat jepara tetapi juga oleh masyarakat di daerah
lain seperti rembang, kudus, dan demak.
Kegiatan yang di
laksanakan pada hari kedelapan pada bulan Syawal di tandai dengan berbagai
profesi antara lain acara selamatan, ziarah, penyelenggaraan wayang kulit,
larungan, festival kupat lepet, hiburan dan lain-lain. Pada hari-hari
pelaksanaan acara larungan di ikuti oleh bupati dan para pejabat juga di ikuti
oleh masyarakat lainya, serta di ikuti oleh
ratusan perahu dari berbagai desa atau kelurahan. Para pejabat dan rakyat juga melarung kepala kerbau ke laut sebagai simbol rasa syukur terhadap allah atas rizki yang telah diberikan. Dengan harapan di tahun mendatang diharapkan rizki pelaut bertambah. Acara syawalan di jepara di maknai sebagai acara yang memupuk kebersamaan, kerukunan dan keguyuban sesama masyarakat nelayan dan petani di jepara.
ratusan perahu dari berbagai desa atau kelurahan. Para pejabat dan rakyat juga melarung kepala kerbau ke laut sebagai simbol rasa syukur terhadap allah atas rizki yang telah diberikan. Dengan harapan di tahun mendatang diharapkan rizki pelaut bertambah. Acara syawalan di jepara di maknai sebagai acara yang memupuk kebersamaan, kerukunan dan keguyuban sesama masyarakat nelayan dan petani di jepara.
Bagi pemerintah perayaan
Syawalan merupakan agenda rutin yang masuk dalam agenda rutin yang masuk dalam
kalender kegiatan pariwisata nasional. Pada kegiatan ini masyarakat sangat
antusias untuk mengikuti acara tahunan ini. Awalnya tradisi lomban merupakan
kegiatan para nelayan di jepara, namun seiring berjalanya waktu, sekarang
tradisi ini sudah melekat di masyarakat. Di jepara tradisi lomban seakan sudah
menjadi ritinitas masyarakat setiap tahunnya. Kegiatan ini biasanya di sebut
dengan sebutan “Bada Kupat”. Sebut “Bada Kupat” karna pada saat itu masyarakat
jepara merayakannya dengan memasak kupat (ketupat) dan lepet di sertai
rangkaian masakan lainya seperti opor ayam, rendang daging, sambal goreng,
oseng-oseng, dan lain-lain.
Pesta lomban di jepara di langsungkan di pantai-pantai yang ada di
jepara. Pesta besar di pusatkan di area pantai di kecamatan kota Jepara. Star
dari tempat pelelangan ikan (TPI) Ujung Batu dan berakhir di Dermaga Pantai
Kartini. Rankaian prosese lomban termasuk prosese lomban adalah bentuk kearifan
lokal dan sudah menjadi wisata budaya. Selain itu, juga ada rangkaian acara
ibadah untyuk berdoa kepada Allah SWT. Daging krbau do paki untuk acara
selametan atau untuk mangan warga, adapun yang di buang ke laut hanya
kepala kerbau saja.[1]
No comments:
Post a Comment