Monday, December 14, 2015

BUDAYA SYAWALAN ATAU LOMBAN DI JEPARA

BUDAYA SYAWALAN ATAU LOMBAN DI JEPARA
     Budaya Syawalan atau Lomban di jepara adalah tradisi yang di selenggarakan oleh masyarakat baik nelayan, petani, dan profesi yang lain. Lomban ini telah di kenal sejak ratusan tahun yang lalu, tradisi ini telah dikenal tidak hanya masyarakat jepara tetapi juga oleh masyarakat di daerah lain seperti rembang, kudus, dan demak.
     Kegiatan yang di laksanakan pada hari kedelapan pada bulan Syawal di tandai dengan berbagai profesi antara lain acara selamatan, ziarah, penyelenggaraan wayang kulit, larungan, festival kupat lepet, hiburan dan lain-lain. Pada hari-hari pelaksanaan acara larungan di ikuti oleh bupati dan para pejabat juga di ikuti oleh masyarakat lainya, serta di ikuti oleh
ratusan perahu dari berbagai desa atau kelurahan. Para pejabat dan rakyat juga melarung kepala kerbau ke laut sebagai simbol rasa syukur terhadap allah atas rizki yang telah diberikan. Dengan harapan di tahun mendatang diharapkan rizki pelaut bertambah. Acara syawalan di jepara di maknai sebagai acara yang memupuk kebersamaan, kerukunan dan keguyuban sesama masyarakat nelayan dan petani di jepara.
     Bagi pemerintah perayaan Syawalan merupakan agenda rutin yang masuk dalam agenda rutin yang masuk dalam kalender kegiatan pariwisata nasional. Pada kegiatan ini masyarakat sangat antusias untuk mengikuti acara tahunan ini. Awalnya tradisi lomban merupakan kegiatan para nelayan di jepara, namun seiring berjalanya waktu, sekarang tradisi ini sudah melekat di masyarakat. Di jepara tradisi lomban seakan sudah menjadi ritinitas masyarakat setiap tahunnya. Kegiatan ini biasanya di sebut dengan sebutan “Bada Kupat”. Sebut “Bada Kupat” karna pada saat itu masyarakat jepara merayakannya dengan memasak kupat (ketupat) dan lepet di sertai rangkaian masakan lainya seperti opor ayam, rendang daging, sambal goreng, oseng-oseng, dan lain-lain.
Pesta lomban di jepara di langsungkan di pantai-pantai yang ada di jepara. Pesta besar di pusatkan di area pantai di kecamatan kota Jepara. Star dari tempat pelelangan ikan (TPI) Ujung Batu dan berakhir di Dermaga Pantai Kartini. Rankaian prosese lomban termasuk prosese lomban adalah bentuk kearifan lokal dan sudah menjadi wisata budaya. Selain itu, juga ada rangkaian acara ibadah untyuk berdoa kepada Allah SWT. Daging krbau do paki untuk acara selametan atau untuk mangan warga, adapun yang di buang ke laut hanya kepala kerbau saja.[1]

by. FATIMATUZ ZAHRO/AZZAHROFATIMAH23@YAHOO.CO.ID


[1] Wawancara dengan Ibu Sri Indrahti 21 Mei 2015

No comments:

Post a Comment