Friday, December 6, 2013

Sumpah Pemuda



A.Lahirnya Sumpah Pemuda
            Lahirnya Sumpah Pemuda adalah hasil perkembangan dari organisasi Budi Utomo yang telah lahir sebelumnya. Keberadaan Budi Utomo melahirkan beberapa organisasi kepemudaan, seperti Tri Koro Darmo (Jong Java), Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Betawi, dan lain-lain. Organisasi-organisasi itulah yang menjadi cikal bakal lahirnya Sumpah Pemuda.
Untuk mewujudkan persatuan organisasi-organisasi tersebut, mereka kemudian melakukan pertemuan dalam rangka mencapai kata mufakat. Pada 15 November 1925, mereka mengadakan kongres pemuda untuk membentuk panitia pelaksanaan kesepakatan bersama. Kemudian, pada 30 April 1926, organisasi-organisasi itu berkumpul dan membentuk rapat besar yang dikenal sebagai Kongres Pemuda I.[1]
Kongres Pemuda Indonesia II (Jakarta, 26-28 Oktober 1928): dipimpin oleh
Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI), diketuai oleh Soegondo Djodjopoespito. Kongres Pemuda Indonesia II dihadiri oleh wakil-wakil organisasi kepemudaan yang ada pada waktu itu, seperti PPPI, Jong Java, Jong Sumatera Bond, Jong Islamieten Bond, Pemoeda Indonesia, Jong Celebes, Jong Ambon, Jong Batak bond, Pemuda Kaum Betawi, dll. Kongres juga dihadiri sejumlah tokoh politik termasuk Soekarno, Sartono, Sunaryo. Kongres ini dipimpin oleh Soegondo Djojopuspito dari PPPI.[2]
Dan atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda.

Rapat Pertama, Gedung Katholieke Jongenlingen Bond
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Jamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat Kedua, Gedung Oost-Java Bioscoop

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.


Rapat Ketiga, Gedung Indonesisch Huis Kramat

Pada sesi berikutnya, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.[3]

Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda
yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Diantara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie serta Kwee Thiam Hiong sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond.[4]

B.Rumusan Kongres Sumpah Pemuda
            Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato, pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setujupada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.

Sumpah Pemuda versi orisinal :
Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoewa
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Sumpah Pemuda versi Ejaan Yang Disempurnakan :
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.[5]

C.Makna Sumpah Pemuda
            Dimana sejarah mencatat bahwa perubahan negeri ini banyak dipengaruhi oleh pemuda. Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang kemudian dikenal sebagai momentum Sumpah Pemuda. Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 menjadi sejarah dan juga sebuah bukti bahwa pemuda memiliki semangat yang tinggi dalam upaya perbaikan negerinya. Semangat baru ini dikobarkan para pemuda ditengah masa penjajahan. Dengan satu tujuan mencapai citacita
negara Indonesia yang berdaulat. Berbagai peristiwa mewarnai perjuangan mereka dan rela berkorban hanya untuk mengedepankan persatuan, kesatuan, dan tujuan kemerdekaan. Pada saat itu, orang berbicara tentang pentingnya kesatuan, karena melihat kondisi kehidupan masyarakat terpecahpecah oleh kolonialisme Belanda.
Ketika akhirnya tebentuk negara Indonesia pada tahun 1945, dan pada masa pembentukan itu Indonesia mengalami krisis kesatuan dan kebangsaan. Era yang dalam bentangan sejarah disebut masa demokrasiliberal, yang ditandai dengan berbagai pemberontakan daerah dan mengakar kuatnya partai politik. Masamasa yang dilalui dari era demokrasi terpimpin, orde baru, hingga reformasi. Rentang waktu sejarah perjalanan bangsa indonesia sudah cukup panjang. Dan kini, kita sebagai generasi penerus perlu merenungi kembali makna sumpah pemuda dengan jiwa dan semangat kebangsaan serta keinginan bersatu yang tinggi. Tapi apakah ikatan kita sebagai sebuah bangsa sudah kuat dan kokoh. Ini perlu jadi renungan para tokoh bangsa. Ketika tanah air ini amanaman saja, apakah semangat nasional jadi luntur, semangat kebangsaan ikut memudar ? Pada kenyataanya, banyak kaum muda saat ini yang mencoreng dirinya sendiri sebagai generasi penerus bangsa sebagai sosok yang tidak berguna dengan pergaulan yang dilarang dalam agama dan hukum, seperti pecandu narkoba, dan bertindak semaunya tanpa berfikir rasional. Banyak alasan yang mereka kemukakan sebagai pembelaan diri, tetapi sebagai kaum pemuda yang menjadi harapan bangsa harus selalu melihat kedepan dengan segala kemampuanya berusaha dengan sebaik mungkin dan menjadi kebanggaan baik didalam keluarga atau masyarakat, juga mengabdi kepada agama dan bangsa.
Demokrasi yang kita jalani sekarang bisa memberikan berbagai dampak positif dan negatif, apabila tak diikuti dengan kesadaran semangat kebangsaan yang tinggi, tentu saja demokratisasi tidak membuat kita terpecah. Semangat dan jiwa Sumpah Pemuda perlu digelorakan kembali dalam jiwa kaum muda sekarang. Masa depan bangsa ini terletak pada etos kerja dan semangat kaum muda. Dalam sejarah bangsa manapun di dunia, kaum muda tetap menduduki posisi penting pada setiap perubahan. Sumpah Pemuda berkumandang, gelora dan semangat kaum muda dituntut di masa sekarang, dengan tujuan memperbaiki kondisi ekonomi bangsa dan mensejaterakan rakyat Indonesia. Bangkit dan Berjuanglah Pemuda Pemudi Indonesia........![6]


[1]http://belajar-sampai-mati.blogspot.com/2009/07/bagaimana-proses-lahirnya-sumpah-pemuda.html (18/10/2013 12:54)
[2]http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1575/Kongres-Pemuda-Indonesia (18/10/2013 12:23)
[3]http://panjikecenk.blogspot.com/2012/12/sejarah-lahirnya-sumpah-pemuda.html (18/10/2013 11:23)
[4]deanz12.student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_31.pdf (18/10/2013 11:36)
[5]http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemuda (18/10/2013 13:10)
[6]Makna Sumpah Pemuda.pdf

No comments:

Post a Comment