Sunday, October 26, 2014

MAKALAH FILSAFAT ILMU



PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Kita sebagai umat islam diwajibkan untuk mendakwahkan islam secara menyeluruh kepada segenap manusia. Mendakwahkan islam di zaman sekarang ini otomatis akan menghadapi berbagai macam tantangan,sebagai akibat lalu lintas cultural antar bangsa di dunia yang makin tidak mengenal jarak, serta penemuan-penemuan dan penggunaan hasil rekayasa tekhnologi modern telah menggeser nilai-niai hidup yang memiliki nilai luhur.
            Untuk menjawab tantangan yang beraneka ragam itu, kiranya filsafat dapat dijadikan jembatannya. Persoalannya sekarang ini adalah siapakah umat islam yang menggali ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah serta mendalaminya. Kemudian menyuguhkan dengan cara yang dapat di pertanggungjawabkan secara filosofis.
 Ini sebuah tantangan umat islam akhir-akhir ini yang
semakin disibukkan dengan hal-hal yang membuat islam mundur beribu-ribu langkah. Kita wajib bersyukur kepada para filosof muslim masa silam yang telah mengahasilkan pemikiran-pemikiran pada masanya.
 Kita wajib menghargai dan menempatkan pada tempat yang semestinya hasil-hasil pemikiran mereka. Tetapi kita harus ingat filsafat bukanlah hal yang mutlak. Kita wajib mengkaji warisan pemikiran filosof terdahulu dengan kritis. Kita harus memilah mana yang islami dan mana yang tidak.
            Manusia adalah makhluk yang diberi kedudukan yang paling mulia diantara makhluk ciptaan Allah yang lain. Sebagaimana kita tahu bahwa kemuliaan manusia ini dikarenakan Allah sang  pencipta memberikan kepadanya akal pikiran yang sekiranya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sehingga ia (manusia) pun dapat membedakan antara yang hak dan bathil juga degan memfungsikan akal pikirannya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dan Hubungan Ilmu dengan Filasafat Ilmu?
2.      Apa ruang lingkup dan problem-problem dalam Filsafat Ilmu?
3.      Apa manfaat dan tujuan belajar Filsafat Ilmu?

PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan Hubungan Ilmu Dengan Filasafat Ilmu
Filsafat ilmu berasal dari 2 (dua) kata, yaitu filsafat dan ilmu. Kata filsafat , yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah philosophy adalah berasal dari bahsa Yunani philosophia. Kata  philosophia terdiri atas kata philein yang berarticinta (love) dan Sophia yang berarti kebijaksaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya.[1]
Ilmu pengetahuan sering kali disebut sains atau science. Adapun definisi tentang ilmu diantaranya :[2]
a.       Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkangejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
b.      Menurut An English reader’s dictionary,
Ilmu adalah pengetahuan yang diatur dalam sebuah system, khususnya diperoleh melalui pengamatan dan pengujian fakta (science is knowledge arranged in a system, especially obtained by observation and testing of fact).
Filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara untuk memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah proses penyelidikan ilmiah itu sendiri. Definisi filsafat ilmu menurut beberapa ahli adalah :[3]
1.      Robert Akermann
Filsafat ilmu adalah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap pendaat-pendapat masa lampau yang telah dibuktikan atau dalam kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikianitu, tetapi filsafat ilmu dengan jelas bukan suatu cabang ilmu yang bebas dari praktik ilmiah yang sebenarnya.
2.      Lewis white Back
Filsafat ilmu mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah sert a mencoba menetapkan nilai dan peningnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
3.      A. Cornelius Benjamin
Filsafat ilmu sebagai cabang pengetahuan filsafat yang merupakan telaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya, dan praanggapan-praanggapannya, serta letakny adalam kerangka umum dari cabang-cabang pengetahuan intelektual.
4.      May Brodbeck
Filsafat ilmu sebagai analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu.
Jika berbicara mengenai filsafat ilmu, kita sulit memberikan suatu batasan yang positif. Banyak pendapat yang memliki makna serta penekanan yang berbeda tentang filsafat ilmu. Untuk menetapkan dasar pemahaman tentang filsafat ilmu sangat bermanfaat untuk menyimak empat titik pandang (view points) di dalam filsafat ilmu.
Pandangan pertama menyebutkan bahwa filsafat ilmu adalah perumusan world views yang konsisten dengan, dan pada beberapa pengertian didasarkan atas, teori-teori ilmiah yang penting.
Pandangan kedua mengemukakan bahwa filsafat ilmu ialah adalah suatu eksposisi dari para ilmuwan.
Pandangan ketiga mengemukakan bahwa filsafat ilmu itu adalah suatu disiplin yang di dalamnya konsep-konsep dan teori-teori tentang ilmu dianalisis dan diklasifikasikan. Hal ini berarti memberikan kejelasan tentang makna dari berbagai konsep artikel, gelombang, potensial, dan komplek di dalam pemanfaatan ilmiahnya.
Pandangan keempat menyebutkan bahwa filsafat ilmu merupakan suatu patokan tingkat kedua (second-order criteology).
Filsafat Ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial, namun karena permasalahan-permasalahan tekhnis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu ini sering di bagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial. Ilmu memang berbeda dari pengetahuan-pengetahuan secara filsafat, namun tidak terdapat perbedaan yang prinsip antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial, dimana keduanya mempunyai ciri-ciri keilmuan yang sama.[4]
A.    Hubungan Filsafat Dengan Filsafat Ilmu[5]
Posisi Filsafat ilmu dalam sistematika filsafat merupakan bagian atau cabang dari filsafat. Dari sisi obyek meterinya, jika filsafat membahas tentang segala sesuatu, maka filsafat ilmu hanya menbahas tentang ilmu dan segala problematika yang berkaitan denagnnya. Filsafat ilmu merupakan salah satu cababg filsafat pengetahuan, yang di dalamnya menliputi epistemologi, logika, dan filsafat ilmu itu sendiri.
B.     Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Ilmu
Filsafat ilmu dengan ilmu mempunyai keterkaitan yang erat. Ilmu sangat membutuhkan filsafat ilmu dalam rangka untuk memcegah persoalan-persoalan tentang hakekat ilmu tetapi ilmu sendiri tak bisa memberikan solusinya karena ilmu tak pernah menyadarinya dan tak pernah memikirkannya.
Ilmu memiliki keterbatasan-keterbatasan sehingga dia membutuhkan filasafat ilmu sebagaimana beberapa ahli mengungkapakn bahwa :
1.      Jean paul sartre
Menyatakan bahwa ilmu bukanlah sesuatu yang sudah selesai terfikirkan, sesuatu hal yang tidak pernah mutlak, sebab selalu akan disisihkan oleh hasil-hasil penelitian dan percobaan baru yang dilakukan denagn metode-metode baru atau karena adanay perlengkapan-perlengkapan yang lebih sempurna, dan penemuan baru itu akan disisihkan pula oleh hasil-hasil penelitian dan percobaab baru selanjutnya.
2.      D.C Mulder
Menyatakan bahwa tiap-tiap ahli ilmu menhhadapi soal-soal yang tak dapat dipecahkan dengan memakai ilmu itu sendiri
3.      Harsoyo
Menyatakan bahwa ilmu yang dimiliki umat manusia dewasa ini belumlah seberapa dibanding dengan rahasia alam semesta yang melindungi manusia.
4.      J. Boeke
Menyatakan bahwa bagaimana pun telitinya kita menyelidiki peristiwa-peristiwa yang dipertunjukkan oleh zat hidup itu, bagaimanapun juga kita mencoba memperoleh pandangan yang jitu tenttang keadaan sifat zat hidup ituyang bersama-sama tersusun, namun asas hidup yang sevenarnya adalah rahasia abadi bagi kita.
Dengan memperhatikan pernyataan-pernyataan diatas nampak bahwa ilmu itu tidak dapat dipandang sebagai dasar mutlak bagi pemahaman manusia tentang alam, demikian juga kebenaran ilmu harus dipandang secara tentatif, artinya selalu siap berubah bila ditemukan teori-teori baru yang menyangkalnya.
Karena keterbatasan-keterbatasan yang inheren dengan eksistensi ilmu maka imu harus berkonsultasi dengan filsafat imu. Istilah lain filsafat ilmu harus membantu kesulitan-kesulitan yang dialami ilmu. Filsafat ilmu memberikan jawaban filsafati atas permasalahan-permasalahan yang dihadapi eksistensi ilmu atau filsafat ilmu merupakan upaya penjelasan dan penelaah secara mendalam hal-hal yang berkaitan denagan ilmu atas permasalahan tertentu.
Filsafat ilmu juga masuk dan ikut serta dalam setiap kegiatan ilmu untuk memberikan landasan dasar, kontrol, dan bimbingan serta koordinasi menyeluruh sehingga ilmu tersusun dalam satu kesatuan yang utuh, yakni mengetahui hakekat dirinya sendiri, mengetahui dan tetap kritis terhadap metode keilmuan yang membangunnya, serta dalam pengembangan ilmu tersebut tetap mengedepankan moral dan keadilan.
Dalam konteks ini maka filsafat ilmu jika berhadapan dengan perkembangan ilmu, maka filsafat ilmu berkepentingan untuk mendorong, memperkuat, dan menunjukkan jalan yang benar dan tepat dalam hal pengamalannya menurut prinsil nilai-nilai etis, epistemologi, dan ontologis.

B.     Ruang Lingkup dan Problem-problem dalam Filsafat Ilmu
Ruang lingkup pembicaraan atau pembahasan filsafat ilmu ada 3 (tiga) bidang pokok atau bidang garapan, yaitu :
1.      Ontologi
Ontologi berasal dari dua kata on dan logi artinya ilmu tentang ada.  Ontology adalah teori tentang ada dan realitas.[6] Secara istilah ontology adalah bagian dari metafisika yang mempelajari hakikat dan digunakan sebagai dasar untuk memperoleh pengetahuan atau dengan kata lain menjawab tentang pertanyaan apakah hakekat ilmu itu.
Ontologi meliputi permasalahan apa hakekat ilmu itu, apa hakekat kebenaran dan kenyataan yang inhern dengan pengetahuan yang tidak terlepas dari persepsi kita tentang apa dan bagaiman ilmu itu.
Contoh :
Apa ilmu itu ?
Apa bedanya ilmu pengetahuan ilmiah dan non ilmiah ?
Obyek apa yang ditelaah ilmu ?
Apa wujud dari obyek tersebut ?
2.      Epistimologi
Epistimologi membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan. Epistimologi berasal dari kata yunani episteme dan logos, episteme artinya pengetahuan atau kebenaran dan logos artinya pikiran atau kata atau teori, secara epistimologi dapat diartikan teori pengetahuan, yang dalam bahasa inggrisnya menjadi Theory of Knowledge.
Epistimologi adalah cabang filsafat  yang secara khusus membahas teori pengetahuan “logos” artinya teori dengan demikian epistimologi berarti teori pengetahuan.
Contoh :
Ilmu itu dari mana ?
Bagaimana proses yang memungkinkan untuk mendapatkan ilmu ?
Bagaimana prosedurnya ?
Hal-hal apa yang harus diperhatikan untuk mendapatkan ilmu yang benar ?
3.      Aksiologi
Secara etimologi aksiologi berasal dari kata axios yang berarti “nilai” dan “logos” yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah ilmu pengetahuan  yang menyelidiki hakekat nilai, pada umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. Dalam pengertian lain aksiologi ilmu adalah filsafat  yang mempersoalkan penilaian, terutama berhubungan dengan masalah atau teori mengenai nilai.
Contoh :
Untuk apa ilmu digunakan ?
Bagaimana kaitan antara penggunaan ilmu dengan kaidah-kaidah moral ?
Ilmu pengetahuan tersebut bebas nilai atau terikat dengan nilai-nilai kehidupan?
Bagaimana tekhnik procedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral ?
Problem-problem dalam filsafat ilmu antara lain sebagai berikut :[7]
1.      Apakah konsep dasar dari ilmu?
Maksunya bagaimana filsafat ilmu mencoba untuk menjelaskan praanggapan-praangapan dari setiap ilmu, dengan demikian filsafat ilmu dapat lebih menempatkan keadaan  yang tepat bagi setiap cabang ilmu.
2.      Apakah hakikat dari ilmu?
Artinya, langkah-langkah apakah yang dapat dilakukan suatu pengetahuan sehingga mencapai yang bersifat keilmuan.
3.      Apakah batas-batas dari ilmu?
Maksudnya, apakah setiap ilmu mempunyai kebenaran yang bersifat sangat universal

C.    Tujuan dan Manfaat Belajar Filsafat Ilmu
Diantara tujuan belajar filsafat ilmu adalah :
1.      Memperluas wawasan akademik. Artinya dengan belajar filsafat ilmu akan membuka fikiran kita tentang proses logis dan imajinatif dalam tata kerja ilmu pengetahuan.
2.      Memberikan pemahaman seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya tentang ilmu pengetahuan.
3.      Memaham isi dan kedudukan ilmu pengetahuan dalam cakrawala dan  horizon pengetahuan manusia.
4.      Sebagai dasar dan arah dalam menggali, mengembangkan, dan menerapkan ilmu.
Manfaat filsafat ilmu, sebagai berikut :[8]
1.      Sebagai sarana pengukian penalaran ilmiah, sehingga menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah.
2.      Merupakan usaha merefleksi, menguji, menkritik asumsi dan metode keilmuwan.
3.      Memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuwan.
4.      Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi fiasaft secara keseluruhan, yakni : (a) sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada, (b) mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat terhadap lainnya, (c) memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia, (d) memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan, (e) menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, poltik, hukum dan sebagainya. Kalau demikian filsafat ilmu memiliki multifungsi dalam kehidupan. Filsafat ilmu menuntun manusia mencapai derajat ilmu pengetahuan.

ANALISA
Menurut penulis, filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari ilmu filsafat.
Filsafat yaitu ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat segala sesuatu.
Ilmu yaitu pengetahuan tentang suatu bidang yang di perolehnya melalui pengamatan dan pengujian fakta.
Filsafat ilmu yaitu ilmu yang mempelajari suatu pengetahuan yang di perolehnya melalui pengamatan dan pengujian fakta.

PENUTUP

KESIMPULAN:
Filsafat Ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.
Ruang Lingkup filsafat ilmu antara lain:
1.      Ontologi
2.      Epistimologi
3.      Aksiologi
Problem-problem dalam filsafat ilmu antara lain:
1.      Apakah konsep dasar dari ilmu?
2.      Apakah hakikat dari ilmu?
3.      Apakah batas-batas dari ilmu?

DAFTAR PUSTAKA

·  Dr. Endraswara Suwardi,filsafat ilmu,PT. buku seru:2012.
·  Drs. Munir misnal,filsafat ilmu,pustaka pelajar:2001.
·  Drs.Surajiyo,ilmu filsafat suatu pengantar,PT Bumi Aksara:2005.
·  Suriasumantri jujun S,filsafat ilmu sebuah pengantar popular,pustaka sinar permata:1984.
·  Ulya,M.Ag,filsafat ilmu pengetahuan,STAIN KUDUS:2009.


[1] Drs.Surajiyo,ilmu filsafat suatu pengantar,PT Bumi Aksara:2005,1
[2] Ulya,M.Ag,filsafat ilmu pengetahuan,STAIN Kudus:2009,22
[3] Drs. Munir misnal,filsafat ilmu,pustaka pelajar:2001,49
[4] Suriasumantri jujun S,filsafat ilmu sebuah pengantar popular,pustaka sinar permata:1984,33
[5] Ulya,M.Ag,filsafat ilmu pengetahuan,STAIN KUDUS:2009,15
[6] Musa Asy’ari, 1992:18
[7] Drs.Surajiyo,ilmu filsafat suatu pengantar,PT.Bumi Aksara:2005,64
[8] Dr. Endraswara Suwardi,filsafat ilmu,PT. buku seru:2012,41

No comments:

Post a Comment