A. PENDAHULUAN
Tujuan studi filsafat adalah
mengantarkan ke dalam dunia filsafat, sehingga minimal dia dapat mengetahui
apakah filsafat, maksud dan tujuannya.
Adapun tujuan umumnya adalah
menjadikan manusia yang susila. Pengertian “susila” di sini terdapat dalam rung
lingkup tertentu sesui dengan tempat dan aturan yang ada. Orang susila
dipandang sebagai ahli filsafat, ahli hidup, dan sekaligus sebagai orang yang
bijaksana. Karena itu, pada giliran selanjutnya, orang tersebut akan
mendapatkan kehidupan yang bahagia.
Sedangkan tujuan khususnya adalah
menjadikan manusia yang berilmu. Dalam hal ini, ahli filsafat dipandang sebagai
orang yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan (ilmuwan), yang selalu mencari
kenyataan kebenaran dari semua problem pokok keilmuwan.
Perbedaan orang yang berfilsafat
dengan yang tidak berfilsafat terletak pada
sikap seseorang terhadap hidupnya. Karena filsafat akan mengajarkan kita tentang kesadaran, kemauan, dan kemampuan manusia sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk individu, makhluk social, dan makhluk Tuhan untuk diaplikasikan dalam hidup, maka yang diperlukan dalam studi filsafat adalah :
sikap seseorang terhadap hidupnya. Karena filsafat akan mengajarkan kita tentang kesadaran, kemauan, dan kemampuan manusia sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk individu, makhluk social, dan makhluk Tuhan untuk diaplikasikan dalam hidup, maka yang diperlukan dalam studi filsafat adalah :
1. Sikap yang sesuai. Sikap yang dimaksud adalah berusaha untuk
mengobyektivikasikan dirinya, serta memandang perlu hal yang di pelajari.
2. Kepribadian yang sesuai. Kepribadian yang dimaksud adalah
berusaha untuk memperoleh sesuatu kepribadian yang sesuai.[1]
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pemikiran filsafat di Timur?
2. Apa saja filsafat modern?
3. Apa saja filsafat dewasa ini?
C.
WACANA
1.
Pemikiran Filsafat
di Timur
a. Filsafat India
India adalah suatu
wilayah yang dibatasi pegunungan yang terjal. Tidak ada jalan lain kecuali
melalui lintasan kaibar. Pada zaman kuno, daerah india sulit dimasuki oleh
musuh, sehingga penduduknya dapat menikmati kehidupan yang tenang, dan banyak
peluang untuk memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan kerohanian.[2]
Filsafat india berkembang dan menjadi
satu dengan agama sehingga pemikiran filsafatnya bersifat relegius dan tujuan
ahirnya adalah mencari keselamatan ahirat. Filsafat india terbagi menjadi lima
zaman :
i.
Zaman Weda , zaman ini diisi oleh peradaban bangsa arya,
dikatakanzaman Weda karena sumber pemikiranya berasal dari kitab Weda
ii.
Zaman wiracarita, Zaman ini diisi oleh perkembangan
sistempemikiran filsafat yang berupa Upanishad. Sebagai latar belakang
zaman ini adanya krisis polotik, kemerosotan moral atau kepercayaan terhadap
para dewa.
iii.
Zaman sastra sutra.
iv.
Zaman kemunduran, Zaman ini diisi oleh pemikiran filsafat
yang mandul karna para pemikir hanya meniru pemikiran yang telah lampau.
v.
Zaman pembaharuan, Zaman ini diisi oleh kebangkitan
pemikiran filsafat India.[3]
b. Filsafat
Tiongkok
Filsafat ini bisa dikatan hidup didalam kebudayaan Tiongkok.
Dalam hal ini ada 4 terdapat empat kitab yang dianggap sebagai kitab suci
rakyat Tiongkok yaitu :
i.
Analecsta Confucius
ii.
Karangan-karangan Mencius
iii.
Ilmu tinggi (the great learning)
iv.
Ajaran tentang jalan tengah[4]
1)
Latar belakang filsafat Tiongkok
Aspek yang
melatar belakangi pemikiran filsafat Tiongkok, seperti aspek-aspek geografis,
ekonomi, sikap terhadap alam, system kekerabatan dan lainnya. Dalam tradisi
Tiongkok jenis pekerjaaan yang mendapat tempat terhormat adalah menuntut ilmu
dan mengolah tanah, akar atau sumber alam pikiran rakyat Tiongkok adalah
taoisme dan confucianisme.[5]
2)
Sentuhan dengan filsafat barat
Orang barat
menamakan Tiongkok sebagai negeri timur jauh, sebaliknya orang Tiongkok
menganggap kebudayaan lain adalah salah atau tidak setinggi dengan kebudayaan
yang dimilikinya. Pada abad ke- 19, karena keunggulan militer, industri dan
perdagangan barat, besamaan dengan krisis politik dalam timbullah sengketa
antara Tiongkok dan misionaris barat. Akibatnya, muncul gerakan untuk kembali
kepada ajaran Confucius. Pelopornya adalah: K’ang yu mei.[6]
3)
Aliran
–aliran pemikiran filsafat tiongkok
a) Confuisme
Pelopornya adalah K’ung fu Tzu, riwayat
hidupnya dapat dietahui lewat sebuah buku lun yun , ketika berumur 73
tahun dia mendirikan madzhab sampai ia meniggal dunia, ia dianggap sebagai guru
kesusialaan bangsa cina.
b) Taoisme
Pendirinya adalah Lao Tze, riwayat
hidupnya hanya sedikit saja yang dapat diketahui, tapi ajaranya berpengaruh
besar dalam masarakat tiongkok. Pemikiranya yaitu, orang hendaknya memberikan
kasih sayangnya tidak hanya terbatas pada anggotanya saja, tapi harus pada para
anggota keluarga yang lain.[7]
c. Filsafat
Islam
Dalam
perjalanan islam selama 15 abad ada fase dimana filsafat islam bisa dibilang
mencapai puncak kejayaan, yaitu pada abad ke 7-12, para ahli pikir islam
merenungkan keduduka manusia didalam hubunganya terhadap sesama, dengan alam.
Mereka berfikir secara sistematis dan analitis serta kritis sehingga lahirlah
filusuf islam yang mempunya kemampuan tinggi karna kebijaksanaanya.namun
demikian tidak semua ulama’ islam sepakat dengan adanya filsafat islam islam,
mereka yang tidak sependapat dengan filsafat islam beralasan bahwa “ adanya
filsafat islam dianggap bid’ah dan menyesatkan”
Pembagian Aliran pemikiran filsafat
islam :
i.
Periode
mu’tazilah
ii.
Periode
filsafat pertama
iii.
Periode
kalam As’ary
iv.
Periode
filsafat kedua[8]
d. Filsafat
Indonesia
Pandangan
dan pemikiran bangsa indonesia tidak sama dengan bangsa- bangsa lain, seperti
bangsa barat, dimana pandangan hidup dan sistem pemikiranya bersumber pada
pemikkran filsafat yunani, meskipun filsafat yunani terbukti mampu membangun
peradaban manusia namun pada ahirnya akan terjadi kepincangan hidup. Karna
manusia produk dari pemikiran yunani hanya melahirkan manusia- manusiayang
individualis. Sedangkan pandangan hidup bangsa indonesia adalah pandangan yang
berasal dari akar hikmah yang terkandung dalam khasanah budaya indonesia.
Budaya merupakan esensi filsafat bangsa indonesia , karna budaya tersebut
sebagai hasil perkembangan rohaniah dan intelektual bangsa.[9]
Bentuk filsafat indonesia terdiri dari lima sila berikut:
Sila I : Ketuhanan
yang maha Esa.
Sila II : Kemanusiaan yang adil
dan beradab.
Sila III : Persatuan Indonesia.
Sila IV :Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
Sila V : keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia[10]
2.
Filsafat Modern
Zaman
modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad ( 14 dan
15) yang ditandai dengan adanya gerakan Renaissance ( kelahiran kembali),
tujuan utamanya dalah merealisasikan kesempurnaan pandangan kristiani dengan
mengaitkan filsafat yunani dengan ajaran agama kristen.[11]
Dalam era filsafat modern, yang
kemudian dilanjutkan dengan era filsafat abad ke 20 munculah berbagai aliran
pemikiran:
·
Rasionalisme
·
Empirisme
·
Kritisisme
·
Idealisme
·
Positifisme
·
Evolusionisme
·
Meterialisme
·
Neo –
Kantianisme
·
Filsafat
hidup
·
Eksistensialisme
·
Neo
–Thomisme
·
Pragmatisme
·
Fenomenologi[12]
3.
Filsafat Dewasa Ini
a.
Filsafat Analis
Tokoh
aliran ini adalah Ludwig Josef Johan Wittgenstein yang lahir di wina, Austria,
ilmu yang ditekuninya adalah matematika setelah menguasai matematika kemudian
ia mendalami filsafat matematika dan logika. Sumbangan yang terbesar dalam
filsafat adalah pemikiranya tentang pentingnya bahasa, fisafat analitis
berpengaruh di inggris dan amerika sejak tahun 1950.[13]
b.
Stukturalisme
Tokohnya
adalah J.lacan yang lahir di paris, menurut pemikiranya, bahasa terdiri dari
termin yang ditentukan oleh posisi -posisinya satu terhadap yang lain.
Dan kita baru menjadi pribadi apabila kita mengabdikan diri pada permainan
bahasa.
Filsafat
dewasa ini juga disebut filsafat barat Abad ke -20, ciri filsafat abad 20
adalah desentralisasi manusia. Desentralisasi manusia adalah perhatian khusus
terhadap sebagai subjek kenyataan sehingga pemikiran filsafat sekarang disebut
logosentris.[14]
D.
ANALISA
Bahwa filsafat itu sangat penting dalam kehidupan manusia, dengan filsafat
bisa merubah cara pandang kita, kehidupan, berfikir dengan realistis dan
sebagainya. Kita ambil contoh saja yunani yang sukses menjadi negara yang maju
dan terkemuka dibidang ilmu pengetahuan, sehingga disana banyak bermunculan
filusuf- filusuf yang pemikiranya dipakai sebagai rujukan dan pedoman dalam
memecahkan permasalahan, sebut saja aristoteles, tales, plato yang terkenal
dengan teorinya masing- masing yang sampai sekarang teori itu masih dipakai.
Filsafat mengajarkan kesadaran, kemauan dan kemampuan manusia sesuai dengan
kedudukanya sebagai mahluk yang paling sempurna dibanding yang lainya karna
manusia diberi akal untuk berfikir, nah disinilah peran utama filsafat karna
filsafat menitik beratkan pada pemikiran, olah pikir dan hal- hal yang
berkaitan dengan akal, sehingga dengan menguasai filsafat maka kita akan mudah
dalam mengelola pemikiran kita, bisa menemukan ide- ide yang imajinatif dan
kreatif, dan tujuan utama dari filsafat adalah menemukan kebenaran yang hakiki.
Pengaruh filsafat terhadap kehidupan manusia sangatlah besar, terbukti
mulai dari yunani sampai indonesia menggunakan filsafat untuk merubah kehidupan
manusianya, namun yang lebih mencolok yaitu filsafat yunani yang mengakar kuat
sampai sekarang sebagai pedoman dalam berfilasfat. Perubahan diyunani sangatlah
drastis setelah timbulnya filsafat, dimana kehidupan lebih tertata, banyak
timbul pemikir- pemikir ulung dan lainya.
E.
KESIMPULAN
Filsafat india berkembang dan menjadi
satu dengan agama sehingga pemikiran filsafatnya bersifat relegius dan tujuan
ahirnya adalah mencari keselamatan ahirat.
Aspek yang melatar belakangi pemikiran filsafat Tiongkok,
seperti aspek-aspek geografis, ekonomi, sikap terhadap alam, system kekerabatan
dan lainnya.
Ahli pikir islam merenungkan keduduka manusia didalam
hubunganya terhadap sesama, dengan alam. Mereka berfikir secara sistematis dan
analitis serta kritis sehingga lahirlah filusuf islam yang mempunya kemampuan
tinggi karna kebijaksanaanya.
Sedangkan pandangan hidup bangsa
indonesia adalah pandangan yang berasal dari akar hikmah yang terkandung dalam
khasanah budaya indonesia.Karna manusia produk dari pemikiran yunani hanya
melahirkan manusia- manusiayang individualis.Pandangan dan pemikiran bangsa
indonesia tidak sama dengan bangsa- bangsa lain, seperti bangsa barat, dimana
pandangan hidup dan sistem pemikiranya bersumber pada pemikkran filsafat
yunani, meskipun filsafat yunani terbukti mampu membangun peradaban manusia
namun pada ahirnya akan terjadi kepincangan hidup.
Dalam era filsafat modern, yang kemudian dilanjutkan dengan era filsafat
abad ke 20 munculah berbagai aliran pemikiran:
· Rasionalisme
· Empirisme
· Kritisisme
· Idealisme
· Positifisme
· Evolusionisme
· Meterialisme
· Neo – Kantianisme
· Filsafat hidup
· Eksistensialisme
· Neo –Thomisme
· Pragmatisme
· Fenomenologi
[1]
Asmoro Ahmadi,Filsafat Umum,PT.RajaGrafindo Persada:Jakarta,1995,hlm VII
[2]
Ibid, hlm 79
[3]
Ibid, hlm 79-84
[4] Ibid,
hlm 85
[5] Ibid,
hlm 86
[6] Ibid,
hlm 88
[7] Ibid,
hlm 89
[8] Ibid,
hlm 90-98
[9] Ibid,
hlm 99
[10] Ibid,
hlm 104
[11] Ibid,
hlm 107
[12] Ibid,
hlm 109-122
[13] Ibid,
hlm 123
[14] Ibid,
hlm 124
No comments:
Post a Comment