Sunday, December 14, 2014

Tafsir Evaluasi Pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
            Agama Islam dengan sumber ajaran al-Qur’an yang ditafsirkan para ulama ternyata menunjukkan dengan jelas berbagai masalah dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu ajaran Islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya baik pria maupun wanita yang berlangsung seumur hidup serta melalukan evaluasi terhadap berbagai masalah dalam bidang pendidikan.
Dalam proses evaluasi pendidikan memiliki kedudukan penting dalam pencapaian hasil yang digunakan sebagai input untuk perbaikan kegiatan pendidikan. Dalam kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai evaluasi pendidikan.
B.     Rumusan Masalah
1.  Apa pengertian, tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan?
2.  Bagaimana prinsip dasar evaluasi pendidikan?
3.  Apa saja ayat-ayat yang berhubungan dengan evaluasi pendidikan?

BABII
PEMBAHASAN
A.    Pengertian, tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan
1.      Pengertian Evaluasi Pendidikan.
                         Secara harfiah, evaluasi berasal dari bahasa inggris, yakni evaluation, yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily, 1983). Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Kata kerja “evaluation” adalah “evaluate, yang berarti menaksir atau menilai. Sedangkan, orang yang menilai atau menaksir disebutkan sebagai evaluator.[1]
                         Adapun definisi tentang Evalusi pendidikan yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. “suatu tindakan atau kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud untuk atau suatu proses yang berlangsung dalam rangka menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan ( yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan atau yang terjadi di lapangan pendidikan). Atau singkatnya : evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikann, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
                         Berbicara tentang pengertian istilah evaluasi pendidikan, di tanah air kita, lembaga administrasi negara mengemukakan batasan mengenai evaluasi pendidikan sebagai berikut :
Evaluasi pendidikan adalah :
a.       Proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan
b.      Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik bagi penyempurnaan pendidikan.[2]
2.      Tujuan Evaluasi Pendidikan.
               Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua, yaitu:
a.       Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, tujuan umum dari evaluasi dalam pendidikan adalah untuk memperoleh data pembuktian, yang akan menjadi petunjuk sampai dimana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler, setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
b.      Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangaka waktu tertentu. Jadi tujuan umum yang kedua dari evaluasi pendidikan adalah untuk mengukur dan menilai sampai di manakah efektivitas mengajar dan metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik.
       Adapun yang menjadi tujuan khusus evaluasi dalam bidang  pendidikan ada dua yaitu:
a.       Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.
b.      Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebaab keberhasilan dan ketidak berhasilan pesrta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.[3]
3.      Fungsi Evaluasi Pendidikan
Evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok, yaitu mengukur kemajuan, menunjang penyusunan rencana, dan memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.
Setidaknya, ada dua macam kemungkinan hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi sebagai berikut: 
a.       Hasil evaluasi itu ternyata menggembirakan, sehingga dapat memberikan rasa lega bagi evaluator. Sebab, tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai sesuai dengan yang direncanakan.
b.      Hasil evaluasi tidak menggembirakan, bahkan mengkhawatirkan dengan alasan adanya berbagai penyimpangan dan kendala, sehingga mengharuskan evaluator bersikap waspada. Ia perlu memikirkan dan melakukan pengkajian ulang terhadap rencana yang telah disusun dan memperbaiki cara pelaksanaannya.
                Berdasarkan data hasil evaluasi itu, dicari metode lain yang dipandang lebih tepat dan sesuai dengan keadaan. Perubahan itu akan membawa dampak perencanaan ulang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa evaluasi itu berfungsi menunjang penyusunan rencana.[4]
B.     Prinsip Dasar Evaluasi Pendidikan
      Seorang evaluator dalam melakukan kegiatan evaluasi pendidikan hendaknya memahami satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen yaitu:[5]
1.      Tujuan pembelajaran
2.      Kegiatan pembelajaran atau KBM
3.      Evaluasi
Triangulasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:



 





Penjelasan dari bagan triangulasi diatas adalah sebagai berikut:
1.      Hubungan antara tujuan dengan KBM
Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, anak panah yang menunjukkan hubungan antara keduanya mengarah pada tujuan dengan makna bahwa KBM mengacu pada tujuan, tetapi juga mengarah dari tujuan ke KBM, menunjukkan langkah dari tujuan dilanjutkan pemikirannya ke KBM.
2.      Hubungan antara evaluasi dengan tujuan
            Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah dicapai. Dengan makna demikian maka anak panah berasal dari evaluasi menuju ke tujuan. Di lain sisi, jika dilihat dari langkah, dalam menyusun alat evaluasi ia mengacu pada tujuan yang sudah dirumuskan.
3.      Hubungan antara KBM dengan evaluasi
             Seperti yang sudah disebutkan dalam nomor (1), KBM dirancang dan disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan. Telah disebutkan pula nomor (2) bahwa alat evaluasi juga disusun dengan mengacu pada tujuan. Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu atau disesuaikan dengan KMB yang dilaksanakan. Misal, jika kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh guru dengan menitikberatkan pada keterampilan, evaluasinya juga harus mengukur tingkat keterampilan siswa, bukannya aspek pengetahuan.[6]
       Seorang evaluator dalam melaksanakan evaluasi pendidikan hendaknya memperhatikakan berbagai macam prinsip dasar evaluasi pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Sudjono ( 1996: 31-33) sebagai berikut: Prinsip Keseluruhan, Prinsip Kesinambungan, Prinsip Obyektivitas.
1.      Prinsip Keseluruhan (al-kamalل = الكما)
               Prinsip keseluruhan atau prinsip menyeluruh juga dikenal dengan istilah prinsip komprehensif. Dengan prinsip komprehensif dimaksudkan di sini bahwa evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat dan utuh. Dengan kata lain, evaluasi hasil belajar harus dapat mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik. Adapun aspek yang perlu diungkap adalah aspek proses berpikir, aspek kejiwaan yaitu aspek nilai atau sikap, dan aspek keterampilan yang melekat pada diri masing-masing individu peserta didik.
2.      Prinsip Kesinambungan (Istimrar=استمرار  )
             Untuk meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran. Seorang evaluator harus melaksanakan prinsip kesinambungan juga dikenal dengan istilah prinsip kontinuitas. Dengan prinsip kesinambungan di sini bahwa evaluasi hasil belajar yang baik adalah evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur dan sambung- menyambungdari waktu ke waktu. Dengan demikian pelaksanaan evaluasi hasil belajar yang telah dilaksanakan secara teratur, terencana dan terjadwal. Sehingga dapat diperoleh informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan atau perkembangan peserta didik, sejak dari awal mula mengikuti program pendidikan sampai pada saat-saat mereka mengakhiri program pendidikan yang mereka tempuh itu.
3.      Prinsip Obyektivitas ( Maudluiyyah=موضوعية  )
Dalam pengertian sehari-sehari prinsip obyektivitas telah dengan cepat dapat diketahui bahwa bersikap objektif berarti tidak adanya unsur pribadi bersifat subyektif yang mempengaruhi dalam kegiatan evaluasi pendidikan. Sehubungan dengan itu, dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar, seorang evaluator harus senantiasa berpikir dan bertindak wajar, menurut realitas yang ada, tidak dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yang bersifat subyektif yang dapat menodai dalam kegiatan evaluasi pendidikan.[7]
C.     Ayat-ayat yang berhubungan dengan evaluasi pendidikan.
Surat Al-‘ankabut ayat 2 dan 3
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2)
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ (3)
Artinya: (2) Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?
(3)Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”.
Evaluasi itu perlu dilakukan, dengan mengingat akan sifat-sifat manusia itu sendiri yaitu manusia adalah makhluk yang lemah, makhluk yang suka membantah dan ingkar kepada Allah, mudah lupa dan banyak salah namun mempunyai batas untuk sadar kembali. Tetapi di sisi lain manusia juga merupakan makhluk terbaik dan termulia, yang dipercaya Allah untuk mengemban amanat yang istimewa, yang diangkat sebagai khalifah di bumi dan yang telah diserahi Allah apa yang ada di langit dan di bumi.
Bertolak dari kajian tersebut, maka ditemukan hal-hal prinsipal sebagai berikut : bahwa manusia itu ternyata memiliki kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan tertentu, sehingga perlu diperbaiki baik oleh dirinya sendiri maupun pihak lain. Namun manusia itu juga memiliki kelebihan-kelebihan tertentu sehingga kemampuan tersebut perlu dikembangkan dan manusia mempunyai kemampuan untuk mencapai posisi tertentu sehingga perlu dibina kemampuannya untuk mencapai posisi tersebut. Dengan mengingat hal-hal tersebut, maka evaluasi amatlah diperlukan, apalagi dalam proses pendidikan.
Evaluasi yang dilakukan Allah terhadap umat manusia mengandung pengertian bahwa manusia senantiasa dalam pengawasan Allah yang apabila hal ini disadari oleh manusia berarti ia akan hati-hati dalam bertingkah laku.[8]
Al Qur’an sebagai sumber utama pendidikan Islam, banyak mengungkap konsep evaluasi di dalam ayat-ayatnya sebagai acuan bagi manusia untuk hati-hati dalam melakukan perbuatannya.. Allah dalam berbagai firman-Nya dalam kitab suci Al Qur’an memberitahukan kepada kita bahwa pekerjaan evaluasi terhadap manusia didik adalah merupakan suatu tugas penting dalam rangkaian tugas pendidikan yang dilaksanakan oleh pendidik.
Surat Al-Baqaroh ayat 155
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Artinya : 155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
Sasaran evaluasi dengan teknik testing tersebut adalah ketahanan mental iman dan taqwa kepada Allah. Jika ternyata mereka tahan terhadap uji coba Tuhan, mereka akan mendpatkan segala kegembiraan dalam segala bentuk, terutama kegembiraan yang bersifat mental-rohaniyah.  Seperti kelapangan dada, ketegaran dada, ketegaran hati, terhindar dari putus asa, kesehatan jiwa, dan kegembiraan yang paing tinggi nilainya ialah mendapatkan tiket masuk surga.[9]
Sistem evalusai yang mengetahui apakah bersukur ataupun kufur terhadap Tuhan, Surat An-Naml ayat 40
قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
Artinya : Ia pun berkata: "Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
Nabi Sulaiman pernah mengevaluasi kejujuran seekor burung hud-hud yang memberitahukan tentang adanya kerajaan yang diperintah oleh seorang raja wanita cantik, yang dikisahkan dalam Al-Qur`an surat An-Naml ayat 27 sebagai berikut:
قَالَ سَنَنْظُرُ أَصَدَقْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْكَاذِبِينَ
Berkata Sulaiman: "Akan Kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu Termasuk orang-orang yang berdusta.
            Tuhan memberikan contoh sistem evaluasi seperti difirmankan dalam kitab suci-Nya, yang sasarannya adalah untuk mengetahui dan menilai sejumlah mana kadar iman, taqwa, ketahanan mental dan ketaguhan hati serta kesedihan menerima ajakan Tuhan untuk mentaati dan mematuhi segala perintah dan larangan-Nya kemudian setelah dinilai, maka Tuhan  menetapkan kriteria-kriteria derajat kemulian hamba-Nya. Bagi yang berderajat disisi-Nya. Dia akan memberi hadiah atau pahala sesuai kehendak-Nya yang berpuncak pada pahala tertinggi yaitu surga. Dan yang berderajat rendah kerena ingkar terhdap ajakan-Nya, maka Dia akan memnerikan balasan siksa, dan siksa teringgi adalah neraka.[10]








BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikann, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik.
Fungsi pokok evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidaknya memiliki tiga macam, yaitu mengukur kemajuan, menunjang penyusunan rencana, dan memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.
Seorang evaluator dalam melaksanakan evaluasi pendidikan hendaknya memperhatikakan berbagai macam prinsip dasar evaluasi pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Sudjono ( 1996: 31-33) sebagai berikut: Prinsip Keseluruhan, Prinsip Kesinambungan, Prinsip Obyektivitas.
Ayat-ayat yang berhubungan dengan evaluasi pendidikan yakni :
Surat Al-‘ankabut ayat 2 dan 3 Evaluasi yang dilakukan Allah terhadap umat manusia mengandung pengertian bahwa manusia senantiasa dalam pengawasan Allah yang apabila hal ini disadari oleh manusia berarti ia akan hati-hati dalam bertingkah laku. Surat Al-Baqaroh ayat 155 Sasaran evaluasi dengan teknik testing tersebut adalah ketahanan mental iman dan taqwa kepada Allah. Surat An-Naml ayat 40 Sistem evalusai yang mengetahui apakah bersukur ataupun kufur terhadap Tuhan. Surat An-Naml ayat 27 Nabi Sulaiman pernah mengevaluasi kejujuran seekor burung hud-hud yang memberitahukan tentang adanya kerajaan yang diperintah oleh seorang raja wanita cantik.






DAFTAR PUSTAKA
Putra, sitiatava Rizema. Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Jember: Diva Press. 2012.
Sudirjono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1996.
Masrukhin. Evaluasi Pendidikan. Kudus: STAIN. 2008.
Arikunto, Suharisimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2002.
Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung. 1999,


[1] Putra, sitiatava Rizema. 2012. Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Jember: Diva Press. hlm. 71-72
[2] Sudirjono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hlm. 1-2.
[3] Ibid. Hlm 16-17.
[4] Putra, sitiatava Rizema. Opcit. Hlm 84-87
[5] Masrukhin. 2008. Evaluasi Pendidikan. Kudus: STAIN. Hlm 19.
[6] Arikunto, Suharisimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hlm 24-25.

[7] Masrukhin. Opcit. Hlm 19-21.
[8] Abu Al-fida ismail ibnu katsir , 1986, Tafsir ibn katsir, beirut: Dar al fikr.
[9] Hj. Nur Uhbiyati, 1999, Ilmu Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung.
[10] Ibit, Hlm 4

No comments:

Post a Comment