Sunday, December 14, 2014

HUJAN DAN AYAT-AYAT AL-QUR'AN



HUJAN
Setiap saat, miliaran air berpindah dari lautan menuju atmosfer lalu menuju daratan, kehidupan bergantung pada daur air ini. Andai manusia mencoba mengatur daur ini, ia tidak akan pernah berhasil, sekalipun menggunakan semua teknologi yang ada di dunia. Walaupun demikian, kita memperoleh air yang merupakan syarat kehidupan yang utama dan terpentin, melalui penguapan tanpa mengeluarkan biaya maupun energi. Setiap tahunnya 45 miliar liter kubik air menguap dari lautan. Air menguap tersebut dibawa angin melintasi daratan dalam bentuk awan. Setiap tahun 3-4 miliar liter air dibawa dari lautan menuju daratan, menuju manusia.
Singkatnya, air yang daurnya tidak dapat kita atur, dan yang tanpanya kita tidak dapat hidup lebih dari beberapa hari dikirim kepada manusia dengan cara
yang sangat istimewa.
Didalam QS. Ar-Ruum, 48 dijelaskan bahwa :
ª!$# Ï%©!$# ã@Åöãƒ yx»tƒÌh9$# 玍ÏWçGsù $\/$ysy ¼çmäÜÝ¡ö6usù Îû Ïä!$yJ¡¡9$# y#øx. âä!$t±o ¼ã&é#yèøgsur $Zÿ|¡Ï. uŽtIsù s-øŠsqø9$# ßlãøƒs ô`ÏB ¾ÏmÎ=»n=Åz ( !#sŒÎ*sù z>$|¹r& ¾ÏmÎ/ `tB âä!$t±o ô`ÏB ÿ¾ÍnÏŠ$t7Ïã #sŒÎ) ö/ãf tbrçŽÅ³ö;tGó¡o ÇÍÑÈ
48.  Allah, dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.
Menurut Al-Maraghi ayat dimaksudkan bahwa “Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu dapat menimbulkan awan, dan menyebar serta mengumpulkannya di salah satu arah di langit, terkadang awan itu berjalan, dan terkadang berhenti dan terkadang bergumpal-gumpal. Maka kamu dapat melihat air hujan keluar dari celah-celahnya. Maka, apabila hujan itu menimpa sebagian hamba-hamba-Nya, maka mereka bersukaria, karena hujan sangat mereka perlukan di dalam kehidupan mereka.
Menurut Feris Firdaus (alam semesta. 2004. Hlm. 113),
TAHAP KE-1: “Dialah Allah Yang mengirimkan angin…”
Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut “perangkap air”.
TAHAP KE-2: “…lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal…”
Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.
TAHAP KE-3: “…lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya…”
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.
Al Qur’an menarik perhatian kita dengan pernyataan air hujan adalah “tawar” QS. An-Nahl, 10 :
uqèd üÏ%©!$# tAtRr& šÆÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ( /ä3©9 çm÷ZÏiB Ò>#tx© çm÷ZÏBur ֍yfx© ÏmŠÏù šcqßJŠÅ¡è@ ÇÊÉÈ
10.  Dialah, yang Telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.
Seperti telah kita ketahui, air hujan berasal dari penguapan air dan 97% merupakan penguapan air laut yang asin. Namun , air hujan adalah tawar. Air hujan bersifat tawar karena adanya hukum fisika yang telah ditetapkan Allah. Berdasarka hukum ini, dari mana pun asalnya penguapan air ini, baik dari laut yang asin, dari danau yang mengandung mineral, atau dari dalam lumpur, air yang menguap tidak pernah mengandung bahan lain. Air hujan akan jatuh ke tanah dalam keadaan murni dan bersih, sesuai denan ketentuan Allah QS. Al Furqaan, 48 :
uqèdur üÏ%©!$# Ÿ@yör& yx»tƒÌh9$# #MŽô³ç0 šú÷üt/ ôytƒ ¾ÏmÏGyJômu 4 $uZø9tRr&ur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB #YqßgsÛ ÇÍÑÈ
48.  Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan kami turunkan dari langit air yang amat bersih,
            Di dalam Al Qur’an banyak ayat yang menyeru kepada kita agar memperhatikan bahwa hujan berguna untuk menghidupkan negeri. QS. Al Furqaan, 48-49 :
uqèdur üÏ%©!$# Ÿ@yör& yx»tƒÌh9$# #MŽô³ç0 šú÷üt/ ôytƒ ¾ÏmÏGyJômu 4 $uZø9tRr&ur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB #YqßgsÛ ÇÍÑÈ }Å¿ósãZÏj9 ¾ÏmÎ/ Zot$ù#t/ $\GøŠ¨B ¼çmuÉ)ó¡èSur $£JÏB !$oYø)n=yz $VJ»yè÷Rr& ¢ÓÅ$tRr&ur #ZŽÏVŸ2 ÇÍÒÈ
48.  Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan kami turunkan dari langit air yang amat bersih,
49.  Agar kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.
Selain tanah diberi air, yang merupakan kebutuhan mutlak bagi makhluk hidup, hujan juga berfungsi sebagai penyubur.
                Tetesan hujan, yang mencapai awan setelah sebelumnya  menguap dari laut, mengandung zat- zat tertentu yang bisa memberi kesuburan pada tanah yag mati. Tetesan yang member kehidupanini disebut tetesan tegangan permukaan. Tetesan tegangan permukaan terbentuk di bagian atas permukaan laut, yang disebut lapisan mikro oleh ahli biologi. Pada lapisan yang lebih tipis dari 1/10 mm ini, terdapat sisa senyawa organic dari polusi yang disebabkan oleh ganggang mikroskopis dan zooplankton. Dalam sisa senyawa organic ini terkandung beberapa unsur yang sangat jarang ditemukan pada air laut seperti fosfor, magnesium, kalium, dan beberapa logam berat seperti tembaga, seng, kobal, dan timah. Tetesan berisi pupukini naik ke langit dengan bantuan angin dan setelah beberapa waktu akan jatuh ke bumi sebagai tetesan hujan. Dari air hujan inilah, benih dan tumbuhan di bumi memperoleh barbagai garam logam dan unsuur-unsur lain yang penting bagi pertumbuhan mereka. Seperti yang tertera dalam ayat QS. Qaaf, 9 :
$uZø9¨tRur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB %Z.t»t6B $uZ÷Gu;/Rr'sù ¾ÏmÎ/ ;M»¨Zy_ ¡=ymur ÏŠÅÁptø:$# ÇÒÈ
9.  Dan kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam,
Garam-garam mineral yang turun bersama hujan merupakan cntoh dari pupuk konvensional (kalsium, magnesium, kalium, dan lain-lain) yang digunakan untuk meningkatkan kesuburan. Sementara itu, logam berat, yang terdapat dalam tipe aerosol ini, adalah unsure-unsur lain yang meningkatkan kesuburan pada masa perkembangan dan produksi tanaman.
Singkatnya, hujan adalah penyubur yang sangat penting. Setelah seratus tahun lebih, tanah tandus dapat menjadi subur dan kaya akan unsur esensial untuk tanaman, hanya dari pupuk yang jatuh bersama hujan. Hutan pun berkembang dan diberi makandengan bantuan aerosol dari laut tersebut.
Dengan cara seperti ini, 150 juta ton pupuk jatuh ke permukaan bumi setiap tahunnya. Andaikan tidak ada pupuk alami seperti ini, di bumi ini hanya akan terdapat sedikit tumbuhan, dan keseimbangan ekologi akan terganggu.
Penjelasan di atas menunjukkan betapa maha besar Allah, betapa hebatnya Allah, dan betapa kuasanya Allah yang dapat melakukan semua itu. Oleh sebab itu, tidak diperbolehkan menyandarkan turunnya hujan kepada selain Allah berdasarkan paparan di atas, baik itu kepada bintang tertentu atau kepada lainnya, karena, tidak ada yang bisa menurunkan hujan dan tidak ada yang bisa mengetahui kapan turunnya hujan kecuali Allah.
Hujan merupakan salah satu kuasa dan anugerah Allah yang sangat patut untuk disyukuri oleh makhluk hidup. Sebab, tidak ada yang bisa membuat hujan dan tidak ada yang tahu kapan turunnya hujan kecuali Allah. Meski teknologi sangat berkembang sangat pesat, seperti adanya hujan buatan, perlu di ketahui bahwa hujan buatan tersebut bukanlah membuat hujan, karena manusia tidak akan bisa membuatnya. Hal itu hanya merangsang atau mempercepat terjadinya turun hujan menggunakan teknologi penciptaan awan yang mengandung kadar air yang cukup, memiliki kecepatan angin yang rendah dan syarat-syarat tertentu lainnya.
Proses hujan yang sudah dijelaskan pada bab pembahasan merupakan kuasa Allah yang tidak bisa dilakukan oleh siapapun. Tanpa menggunakan teknologi apapun, manusia bisa menikmati hujan dan bisa melangsungkan kebutuhan hidup. Bayangkan jika tidak ada hujan, apakah manusia akan tetap hidup?. Inilah mu’jizat hadis dan juga al-quran, jika memang sains tidak cocok dengan hadis bukan berarti hadis yang salah melainkan akal kita yang tidak bisa mencapai.







DAFTAR PUSTAKA
Yahya, Harun. Keajaiban Al-quran . Bandung: Arkan pubishing. 2008
An-Najjar, Zaghlu. Sains dalam Hadis. Tej. Zainul abidin dkk. Jakarta: Amzah. 2011

No comments:

Post a Comment