HUJAN
Setiap saat, miliaran air
berpindah dari lautan menuju atmosfer lalu menuju daratan, kehidupan bergantung
pada daur air ini. Andai manusia mencoba mengatur daur ini, ia tidak akan
pernah berhasil, sekalipun menggunakan semua teknologi yang ada di dunia.
Walaupun demikian, kita memperoleh air yang merupakan syarat kehidupan yang
utama dan terpentin, melalui penguapan tanpa mengeluarkan biaya maupun energi.
Setiap tahunnya 45 miliar liter kubik air menguap dari lautan. Air menguap
tersebut dibawa angin melintasi daratan dalam bentuk awan. Setiap tahun 3-4
miliar liter air dibawa dari lautan menuju daratan, menuju manusia.
Singkatnya, air yang daurnya tidak
dapat kita atur, dan yang tanpanya kita tidak dapat hidup lebih dari beberapa
hari dikirim kepada manusia dengan cara
yang sangat istimewa.
yang sangat istimewa.
Didalam QS. Ar-Ruum, 48 dijelaskan bahwa :
ª!$# Ï%©!$# ã@Åöã yx»tÌh9$# çÏWçGsù $\/$ysy ¼çmäÜÝ¡ö6usù Îû Ïä!$yJ¡¡9$# y#øx. âä!$t±o ¼ã&é#yèøgsur $Zÿ|¡Ï. utIsù s-øsqø9$# ßlãøs ô`ÏB ¾ÏmÎ=»n=Åz ( !#sÎ*sù z>$|¹r& ¾ÏmÎ/ `tB âä!$t±o ô`ÏB ÿ¾ÍnÏ$t7Ïã #sÎ) ö/ãf tbrçųö;tGó¡o ÇÍÑÈ
48.
Allah, dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan
Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan
menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari
celah-celahnya, Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang
dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.
Menurut Al-Maraghi ayat
dimaksudkan bahwa “Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu dapat
menimbulkan awan, dan menyebar serta mengumpulkannya di salah satu arah di
langit, terkadang awan itu berjalan, dan terkadang berhenti dan terkadang
bergumpal-gumpal. Maka kamu dapat melihat air hujan keluar dari celah-celahnya.
Maka, apabila hujan itu menimpa sebagian hamba-hamba-Nya, maka mereka
bersukaria, karena hujan sangat mereka perlukan di dalam kehidupan mereka.
Menurut Feris Firdaus (alam
semesta. 2004. Hlm. 113),
TAHAP KE-1: “Dialah Allah Yang
mengirimkan angin…”
Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang
dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan
partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya
akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel
ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di
sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan
mekanisme yang disebut “perangkap air”.
TAHAP KE-2: “…lalu
angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang
dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal…”
Awan-awan
terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau
partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil
(dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara
dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.
TAHAP KE-3: “…lalu kamu lihat air hujan keluar dari
celah-celahnya…”
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan
partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan
ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai
jatuh ke tanah sebagai hujan.
Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam
ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang
benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah
yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga
telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum
ditemukan oleh ilmu pengetahuan.
Al Qur’an menarik perhatian kita
dengan pernyataan air hujan adalah “tawar” QS. An-Nahl, 10 :
uqèd üÏ%©!$# tAtRr& ÆÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ( /ä3©9 çm÷ZÏiB Ò>#tx© çm÷ZÏBur Öyfx© ÏmÏù cqßJÅ¡è@ ÇÊÉÈ
10.
Dialah, yang Telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan,
yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.
Seperti telah kita ketahui, air
hujan berasal dari penguapan air dan 97% merupakan penguapan air laut yang
asin. Namun , air hujan adalah tawar. Air hujan bersifat tawar karena adanya
hukum fisika yang telah ditetapkan Allah. Berdasarka hukum ini, dari mana pun asalnya
penguapan air ini, baik dari laut yang asin, dari danau yang mengandung
mineral, atau dari dalam lumpur, air yang menguap tidak pernah mengandung bahan
lain. Air hujan akan jatuh ke tanah dalam keadaan murni dan bersih, sesuai
denan ketentuan Allah QS. Al Furqaan, 48 :
uqèdur üÏ%©!$# @yör& yx»tÌh9$# #Mô³ç0 ú÷üt/ ôyt ¾ÏmÏGyJômu 4 $uZø9tRr&ur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB #YqßgsÛ ÇÍÑÈ
48.
Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat
sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan kami turunkan dari langit air yang
amat bersih,
Di
dalam Al Qur’an banyak ayat yang menyeru kepada kita agar memperhatikan bahwa
hujan berguna untuk menghidupkan negeri. QS. Al Furqaan, 48-49 :
uqèdur
üÏ%©!$#
@yör&
yx»tÌh9$#
#Mô³ç0
ú÷üt/
ôyt
¾ÏmÏGyJômu
4 $uZø9tRr&ur
z`ÏB
Ïä!$yJ¡¡9$#
[ä!$tB
#YqßgsÛ
ÇÍÑÈ
}Å¿ósãZÏj9
¾ÏmÎ/
Zot$ù#t/
$\Gø¨B
¼çmuÉ)ó¡èSur
$£JÏB
!$oYø)n=yz
$VJ»yè÷Rr&
¢ÓÅ$tRr&ur
#ZÏV2
ÇÍÒÈ
48. Dia lah yang meniupkan angin (sebagai)
pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan kami
turunkan dari langit air yang amat bersih,
49. Agar kami menghidupkan dengan air itu negeri
(tanah) yang mati, dan agar kami memberi minum dengan air itu sebagian besar
dari makhluk kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.
Selain
tanah diberi air, yang merupakan kebutuhan mutlak bagi makhluk hidup, hujan
juga berfungsi sebagai penyubur.
Tetesan hujan, yang mencapai awan setelah
sebelumnya menguap dari laut, mengandung
zat- zat tertentu yang bisa memberi kesuburan pada tanah yag mati. Tetesan yang
“member kehidupan”ini
disebut “tetesan tegangan permukaan”.
Tetesan tegangan permukaan terbentuk di bagian atas permukaan laut, yang
disebut lapisan mikro oleh ahli biologi. Pada lapisan yang lebih tipis dari 1/10
mm ini, terdapat sisa senyawa organic dari polusi yang disebabkan oleh ganggang
mikroskopis dan zooplankton. Dalam sisa senyawa organic ini terkandung beberapa
unsur yang sangat jarang ditemukan pada air laut seperti fosfor, magnesium,
kalium, dan beberapa logam berat seperti tembaga, seng, kobal, dan timah.
Tetesan berisi “pupuk”ini
naik ke langit dengan bantuan angin dan setelah beberapa waktu akan jatuh ke
bumi sebagai tetesan hujan. Dari air hujan inilah, benih dan tumbuhan di bumi
memperoleh barbagai garam logam dan unsuur-unsur lain yang penting bagi
pertumbuhan mereka. Seperti yang tertera dalam ayat QS. Qaaf, 9 :
$uZø9¨tRur
z`ÏB
Ïä!$yJ¡¡9$#
[ä!$tB
%Z.t»t6B
$uZ÷Gu;/Rr'sù
¾ÏmÎ/
;MȬZy_
¡=ymur
ÏÅÁptø:$#
ÇÒÈ
9. Dan kami turunkan dari langit air yang banyak
manfaatnya lalu kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman
yang diketam,
Garam-garam
mineral yang turun bersama hujan merupakan cntoh dari pupuk konvensional
(kalsium, magnesium, kalium, dan lain-lain) yang digunakan untuk meningkatkan
kesuburan. Sementara itu, logam berat, yang terdapat dalam tipe aerosol ini,
adalah unsure-unsur lain yang meningkatkan kesuburan pada masa perkembangan dan
produksi tanaman.
Singkatnya,
hujan adalah penyubur yang sangat penting. Setelah seratus tahun lebih, tanah
tandus dapat menjadi subur dan kaya akan unsur esensial untuk tanaman, hanya
dari pupuk yang jatuh bersama hujan. Hutan pun berkembang dan diberi “makan”dengan
bantuan aerosol dari laut tersebut.
Dengan
cara seperti ini, 150 juta ton pupuk jatuh ke permukaan bumi setiap tahunnya.
Andaikan tidak ada pupuk alami seperti ini, di bumi ini hanya akan terdapat
sedikit tumbuhan, dan keseimbangan ekologi akan terganggu.
Penjelasan di atas menunjukkan
betapa maha besar Allah, betapa hebatnya Allah, dan betapa kuasanya Allah yang
dapat melakukan semua itu. Oleh sebab itu, tidak diperbolehkan menyandarkan
turunnya hujan kepada selain Allah berdasarkan paparan di atas, baik itu kepada
bintang tertentu atau kepada lainnya, karena, tidak ada yang bisa menurunkan
hujan dan tidak ada yang bisa mengetahui kapan turunnya hujan kecuali Allah.
Hujan merupakan salah satu kuasa dan anugerah Allah yang
sangat patut untuk disyukuri oleh makhluk hidup. Sebab, tidak ada yang bisa
membuat hujan dan tidak ada yang tahu kapan turunnya hujan kecuali Allah. Meski
teknologi sangat berkembang sangat pesat, seperti adanya hujan buatan, perlu di
ketahui bahwa hujan buatan tersebut bukanlah membuat hujan, karena manusia
tidak akan bisa membuatnya. Hal itu hanya merangsang atau mempercepat
terjadinya turun hujan menggunakan teknologi penciptaan awan yang mengandung
kadar air yang cukup, memiliki kecepatan angin yang rendah dan syarat-syarat
tertentu lainnya.
Proses hujan yang sudah dijelaskan pada bab pembahasan
merupakan kuasa Allah yang tidak bisa dilakukan oleh siapapun. Tanpa
menggunakan teknologi apapun, manusia bisa menikmati hujan dan bisa
melangsungkan kebutuhan hidup. Bayangkan jika tidak ada hujan, apakah manusia
akan tetap hidup?. Inilah mu’jizat hadis dan juga al-quran, jika memang sains
tidak cocok dengan hadis bukan berarti hadis yang salah melainkan akal kita
yang tidak bisa mencapai.
DAFTAR PUSTAKA
Yahya, Harun. Keajaiban Al-quran . Bandung: Arkan pubishing. 2008An-Najjar, Zaghlu. Sains dalam Hadis. Tej. Zainul abidin dkk. Jakarta: Amzah. 2011
No comments:
Post a Comment