Thursday, January 22, 2015

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN



PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
            Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujutkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untukmemiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakay bamgsa dan Negara[1].
            Kajian-kajian pendidikan dilakukan oleh beberapa ahli dari berbagai disiplin ilmu, diantaranya adalah ahli filsafat, ahli agama, ahli sosiologi,dan lain sebagainya. Inilah yang menyebabkan munculnya ilmu pengetahuan kependidikan, seperti ilmu filsafat pendidikan, ilmu sosiologi pendidikan dan lain sebagainya.
            Mengenai filsafat pendidikan, ini merupakansuatu cara pandang, tentang bagaimana cara pelaksanaan ataupun perbaikan proses pendidikan . Baik di tenaga pendidik, peserta didik, sampai sarana dan prasarana yang menunjang keberhasilan suatu proses pendidikan.
            Filsafat pendidikan tumbuh seiring dengan kebutuhan manusia untuk meningkatkan dan memperbaiki proses dan mutu pendidikan. Menurut Mohammad Labib Al-Nijhi sebagaimana yang dikutip oleh Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, memahami filsafat pendidikansebagai aktivitas pikiran yang teratur, menyelaraskan dan dan memadukan proses pendidikan[2].
            Masalah pendidikan tidak mungkin dianggap remeh begitu saja.Karena maju atau berkembangnya suatu Negara salah satunya dapat dilihat dari persentase jumlah warga Negara yang berpendidikan tinggi.Oleh  karena itu ditetapkannya wajib belajar 9 tahun oleh pemerintah pusat dan adanya Bantuan Oprasional Sekolah. Tentunya hal ini bertujuan agar semua lapisan masyarakan dapat “menyentuh” pendidikan.Akan tetapi, permasalahannya tidak dapat diselesaikan begitu saja.Pada kenyataannya masih banyak anak-anak dibawah umur yang tidak sekolah.Hal tersebutlah yang harus dipikirkan lebih mendalam, agar tercapai penyelesaiannya.


Rumusan Masalah
Berikut adalah rumusan masalah yang timbul dari latar belakang masalah yang ada :
1.      Apa hubungan filsafat dengan pendidikan ?
2.      Bagaimanakah filsafat pendidikanitu ?
3.      Bagaimanakah filsafat pendidikan Indonesia ?

PEMBAHASAN

1.Hubungan Filsafat dengan Pendidikan
Seorang filosof Amerika John Dewey, yang dikutip kembali oleh Imam Barnadib, berpendapat bahwa hubungan filsafat dan pendidikan adalah suatu keharusan dan selanjutnya beliau mengatakan bahwa filsafat itu adalah teori umum dari pendidikan, landasan semua pemikiran mengenai pendidikan.  Selain itu, filsafat menyelidiki faktor-faktor  realita serta pengalaman yang banyak terdapat dalam lapangan pendidikan.
Hubungan filsafat dan pendidikan tampaknya tidak dapat dipisahkan lagi, karena kajian filsafat pendidikan harus menoleh kembali pada hakikat manusia sebagai makhlik ciptaan Tuhan. Pertanyaan yang mengarah pada pemikiran filsafat pendidikan yang menurun Jacques Maritain dikutip kembali oleh Jalaluddin, berawal dari : siapakah kita,dimana kita dan kemana kita akan pergi, dikaji dalam konteks penciptaannya. Ketiga pertanyaan sederhana itu dihubungkan dengan fungsi dan hakikat manisian sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Dengan demikian, menjadi jelas bahwa filosof pendidikan adalah seseorang yang menggunakan gaya filsafat dalam bidang pendidikan. Dia juga memiliki pandangan pendidikan yang jelas dan sejumlah prinsip dan keyakinan yang mempunyai nilai pelaksanaan dalam vidang pendidikan.Hubungan yang erat antara filosof umum dengan filisof pendidikan adalah pada hubungan yang erat antara filsafat umum dan filsafat pendidikan.
Filsafat  pendidikan adalah adalah poelaksanaan pandangan filsafat dan kaidah filsafat dalam bidang pendidikan. Filsafata tersebut mencerminkan pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam menyelesaikan masalah pendidikan secara praktis.
Menurut Asy-Syaibani, batasan-batasan hubungan antara filsafat umum dan filsafat pendidikan adalah sebagai berikut [3]:
v  Filsafat pendidikan adalah pelaksanaan pandangan filsafat dan kaidah filsafat dalam bidang pengalaman kemanusiaan  yang disebut dengan pendidikan. Filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur dan menjadikan filsafat itu sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan. Filsafat pendidikan itu dapat menjelaskan nilai-nilai lain yang diusahakan untuk mencapainya. Maka filsafat, filsafat pendidikan dan pengalaman manusia adalah tiga unsure yang bersatu padu.
v  Batasan filsafat dengan pendidikan, bahwasannya pendidikan adalah aktivitas yanbg dilakukan oleh pendidik dan filosof-filosof untuk menerangkan, menyelaraskan, dan mengubah proses pendidikan selaras dengan masalah-masalah kebudayaan.
Dengan batasan tersebut meberikan gambaran bahwa dengan mempelajari filsafat pendidika, kita percaya bahwa kajian tersebutsangat penting untuk mengembangkan pandangan kita terhadap proses pendidikan. Disamping itu, penting untuk dapat memperbaiki keadaan pendidikan, persoalanpendidikan yang meliputi penilaian, metode, materi dan lain sebagainya.
Maka filsafat pendidikan yang baik, hendaknya member pedoman kepada perancang-perancang dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Menghubungkan usaha-usaha pendidikan mereka dengan filsafat umum untuk menyelesaikan dengan cepat dan tepat akan masalah-masalah pendidikan.

2.Filsafat Pendidikan
Ø  Pengertian Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Ø  Subjek dan Objek Filsafat Pendidikan
Subjek filsafat pendidikan adalah seseorang yang berfikir atau memikirkan hakikat sesuatu dengan sungguh dan mendalam tentang bagaimana memperbaiki pendidikan . Sedang, objek filsafat dapat dibagi menjadi 2, yakni :
1.      Objek material, yaitu segala sesuatu yang realita, ada yang harus ada , dan yang tidak harus ada.
2.      Objek folmal adalah bersifat mengasaskan  atau berprinsip, oleh karena itu mengkonstatiskan prinsip-prinsip kebenaran  dan tidak kebenaran.
Ø  Aliran-aliran filsafat pendidikan
Berikut adalah aliran-aliran filsafat pendidikan menurut tulisan Imam Bernadib dalam bukunya Filsafat Pendidikan[4] :
1.      Aliran Progresif
Secara umum progresif berpijak pada aliran pragmatis, yaitu aliran filsafat yang berpandang bahwa kebenaran segala sesuatu ada pada kegunaan praktisnya. Atas dasar pandangan pokoknya sebagaimana diatas, pragmatis memandang bahwa :
·  Realita bukanlah semesta atau ide yang bersifat abstrak, umum, tetap, melainkan merupakan sesuatu yang berupa proses , bukan tetap.
·  Hakikat sesuatu dipandang dari kegunaannya.
·  Tidak ada pengetahuan yang tetap, tetapi selalu berubah.
·  Manusia adalah penentu pengembeng pengetahuan itu.
Pandangan progresif tentang beberapa hal terkait pendidikan :
·  Pendidikan harus membawa kemajuan, tidak konservatif dan tidak otoriter.
·  Pendidikan harus memperhatikan kemampuan-kemampuan dasar manusia yang merupakan motor penggerak bagi kemajuan dirinya.
·  Ada ilmu-ilmu yang potensial untuk membantu p[emikiran dan praktik pendidikan, yaitu antropologi, biologi, psikologi dan ilmu alam.
·  Realita yang berupa ide dapat digunakan untuk kemajuaan.
·  Dalam mencari ilmu pengetahuan  lebih menekankan pada pendekatan induktif, rasional dan empiric.
·  Sesuai dengan filsafatnya yang empiric, progresivisme memandang nilaiatau norma bukan sebagai ide murni dan harus diuji secara empiric, yaitu dicocokkan dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat.
·  Pandangannya tentang belajar progresivisme berpendapat bahwa peserta didik memiliki potensi yang berupa akal dan kecerdasan yang dapat digunakan untuk menghadapi lingkungannya dalam bentuk memecahkan berbagai masalah. Konsekuensinya tidak ada pemisahan antara sekolah dan masyarakat. Sekolah juga harus mengembengkan kreativitas peserta didik.
·  Pandangaan progresivisme tentang kurikulum adalah bahwa kurukulum harus fleksibel, tidak bersifat universal, harus sesuai dengan kebutuhan setiap anak, serta sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan setempat. Kuriikulum harus dapat mengembangkan intelek, emosi, motorik,dan social peserta didik secara utuh.
2.      Aliran Esensialisme
Berbeda dengan aliran progresivisme yang berpendapat bahwa tidak ada yang sifatnya universal bahwa disamping adanya perubahan juga ada yang sifatnya abadi, tetap sepanjang zaman, yaitu berupa esensinya sesuatu intinya sesuatu, hakikat sesuatu yang tidak berubah.
Pendapat esensialisme tentang beberapa hal mengenai pendidikan :
·  Tentang apa yang harus diajarkan kepada peserta didik disamping adanya hal-hal yang berubah sesuai dengan tuntutan zaman, ada materi pelajaran yang sifatnya tetap, ada pada setiap zaman. Tentang materi apa yang sifatnya tetap tersebut, misalnya bahasa, moral, matematika, ilmu pengetahuan alam dan sebagainya. Hal-hal yang esensi tersebut ada meskipun wujud riilnya berbeda-beda.
·  Pendidikan harus menemukan hal-hal yang merupakanesensi tersebut.
·  Kurikulum tidak perlu terlalu banyak menyajikan pengetahuan atau pengalaman. Cukup diberikan yang esensi, yang merupakan inti dari berbagai pengetahuan atau pengalaman, dan selanjutnya peserta didik harus mengembangkan dirinya.
3.      Aliran Perenialisme
Perenialisme adalah suatu pandangan bahwa dalam zaman yang selalu berubah tetap ada “benang merah” yang menghubungkan zaman yang satu dengan zaman yang lain, atau antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain pada zaman yang sama.


Pandangan umum perenialisme dintaranya yaitu :
·  Kehidupan manusia dewasa ini dengan penuh kekacauan, baik dalm hal moral,social, maupun intelektual. Hal ini akibat tidak adanya kepastian tidak ada yang dapat dipakai sebagai pegangan untuk menghadapi dunia yang justru selalu berubah. Dengan demikian, aliran ini juga mengakui adanya perubahan, tetapi menghendaki agar dalam perubahan tersebut manusia memiliki pegamgan yang kuat, sehingga tidak terombang-ambing oleh kondisi dan tuntutan lingkunan.
·  Aliran perenialisme menempuh pendekatan regresif, yaitu mencari pegangan dari masa lalu, yaiti apa yang telah menjadi pegangan hidup bagi orang-orang terdahulu yang sampai sekarang masih juga berfungsi sebagai pegangan hidup. Yang dimaksud masa lalu ini adalah masa lalunya masyarakat Eropa, yaitu masa kebesaran para filosof  terkenal pada zaman sebelum Masehi dan masyarakat Eropa zaman pertengahan atau zaman berkembangnya agama-agama besar.
·  Ada dua macam pegangan yang diperlukan manusia sejak dulu hingga sekarang, yaitu kepercayaan yang bersumber dari Tuhan dan kepercayaan hasil rasio.
·  Pandangan perenialisme tentang kebenaran adalah bahwa kebenaran merupakan paduan antara kebenaran hasil fikiran kebenaran yang melekat pada objek, dan keyakinan adanya kesesuian antara hasil berpikir  dan kondisi objek.
·  Kebenaran berpikir diperoleh dengan menggunakan hokum-hukum logika.
·  Pandangan perenialisme tentang nilai atau norma sesuai dengan orientasinya pada abad pertengahan, yaitu :
a.       Memandang norma adalah persoalan kejiwaan.
b.      Dasar nilai bersifat teologis dan ukuran baik buruk dari Tuhan.
Pandangan perenialisme yang menyangkut pendidikan :
·  Tentang kurikulum, perenialisme berpendapat :
1.      Kurikulum merupakan alat untuk mengembamhkan akal dan moral.
2.      Kurikulum harum meliputi pengalaman langsung maupun tidak langsung.
·  Tentang belajar, pandangan perenialisme adalah :
1.      Titik tolak belajar adalah  bahwa manisia adalah makhluk rasionalis. Titik tolak kemampuan manusia adalah kemampuan berfikir.
2.      Dari berfikir berkembanglah kebebasan, ketrampilan, bahasa dan sebagainya.
3.      Belajar adalah persoalan latihan dan disiplin mental. Yang penting adalah pengembengan kemampuan dasar, sedang materi ajar hanyalah alat untuk mengembangkan kemampuan dasar. Kalau kemampuan dasarnya tersebut sudah berkembang dengan sendirinya menusia akan dapat menghadapi dan memecahkan segala masalah yang sedang dihadapi.
4.      Ada belajar yang terjadi dalam bentuk pengajaran dan ada belajar belajar yang berupapenemuan sendiri oleh peserta didik.
Ø  Manfaat Filsafat Pendidikan
Manfaat filsafat pendidikan menurut Al-Syaibany adalah sebagai berikut[5] :
a.       Filsafat pendidikan dapat menolong para perancang pendidikan dan orang-orang yang membutuhkannya untuk membentuk pikiran sehat terhadap proses pendidikan. Disamping itu dapat menolong terhadap tujuan dan fungsi serta meningkatkan mutu pendidikan serta memperbaiki pelaksanaan pendidikan yang meliputi penilaian, bimbingan dan penyuluhan.
b.      Filsafat pendidikan dapat membentuk asas secara untuk menentukan pandangan kajian yang umum, termasuk kurikulm, kaidah-kaidah pengajaran dan kebijaksanaan yang harus dibuat.
c.       Filsafat pendidika dianggap sebagai asas atau dasar yang terbaik untuk pernilaian pendidikan secara menyeluruh. Penilaian pendidikan meliputi segala usaha  adan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah, perguruan tinggi secara umum untuk mendidik warga negara dan segala yang berhubungan dengan pendidikan.
d.      Filsafat pendidikan memberikan corak dan pribadi yang khas dan istimewa sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai agama, dan nilai umat islam. disamping member corzk kebudayaan, social, perekonomian, social dan politik untuk tuntunan masa depan.

3. Filsafat Pendidikan Indonesia
a.Terminology Filsafat Pendidikan dalam Pemikiran dan Praktik Pendidikan di Indonesia
Keadaan formal filsafat pendidikan din Indonesia kenyataanya belum pernah ada meskipun dalam penetapan kebijakan-kebijakan pendidikan  hal tersebut sudah terkandung secara inklusif. Dalam sistem pendidikan di Indonesia sudah tampak adanya dasar pemikiran filosofis, yaiti dalam bentuk pilihan-pilihan yang paling baik yang dipakai sebagai dasar pertimbangan penetapan tujuan, materi metode, alat, manajemen, dan sebagainya yang merupakan kompenen-kompenen sistem pendidikan. Namun, didalam memilih konsep-konsep terbaik tersebut tidak secara jelas menggunakan terminology filsafat ataupn filsafat pendidikan secara baku dan yang dipakai oleh banyak Negara di dunia.
Pendidikan di Indonesia tiadak secara eksplisit memilih cabang filsafat mana dan alairan fisafat mana yang dipakai dalan menetapkan kebijakan atau membuat aturan pelaksanaan. Memang hal ini tampaknya tidak menimbulkan masalah dalam praktik , akan tetapi dengan tidak digunakannya dasar filosofis ini kebijakan dan keputusan yang diambil  para pemangku kewenangan sangat mungkin berubah-ubah tanpa dapat dipertanggungjawabkan.    
b.Pancasila sebagai Landasan Kebijakan Pendidikan di Indonesia
Satu-satunya pegangan yang dapat dikategorikan sebagai dasar filosofis Pendidikan di Indonesia adalah Pancasila[6].Pancasila diakui sebagai filsafat bangsa Indonesia yang berkembang mulai zaman purba sampai sekarang dan diharapka sampai masa-masa selanjutnya.Bahwa Pancasila dapat dipandang sebagai landasan filosofis bagi pemikiran dan praktik pendidikan di Indonesia dapat dipahami atas dasar hakikat Pancasila. Hakikat Pancasila yang mendukung dipakainya sebagai dasar filsafat pendidikn adalah :
v  Pancasila diakui sebagai filsafat bangsa dan dasar negar.
v  Pancasila telah ditetapkan sebagai paradigma pembangunan bangsa.
v  Hakikat Pancasila baik dalam keseluruhannya maupun sila demi sila telah diberikan rumusan yang jelas.
v  Hakikat Pancasila di posisikan sebagai hal yang universal.
v  Hakikat Pancasila dapat mencakup ide-ide pokok berbagai filsafat yang ada.

c.Pancasila sebagai Dasar Filsafat Pendidikan Indonesia
Meskipun  tidak secara eksplisit Pancasila ditetapkan sebagai filsafat pendidikan di Indonesia, namun dalam kenyataanya Pancasila telah ditetapkan sebagai landasan berfikir pendidikan baik dalam bentuk UU maupun dalm praktik penyelenggaraannya.
Pancasila sudah ditetapkan sebagai paradigma pembangunan di Indonesia.Model dan kerangka berpikir perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di Indonesia mengacu pada hakikat Pancasila, baik sebagai filsafat bangsa maupun sebagai dasar Negara. Salah satu bidang  pembangunan  yang menggunakan paradigm pembangunan adalah pembangunan bangsa dan pembentukan karakter bangsa. Dari sinilah dapat dipahami bahwa Pancasila menjadi acuan dasar pemikiran dan pelaksanaan pendidikan.Hal ini telah diterapkan dalam penetapan hokum yang mengeenai pendidikan.
d.Beberapa Kebijakan Pendidikan Terkait Pandangan Filosofisnya
Sudah banyak kebijakan pemerintah Indonesia dalam bidang pendidikan yang didasarkan pada sudut pandang filosofis secara universal. Kebijakan pemerintah tersebut diantaranya yaitu :
1.      Indonesia telah memilih pola pendidikan seumur hidup karena pada prinsipnya manusia dipandang sebagai makluk hidup yang tumbuh dan berkembang mulai lahir sampai mati. Ajaran Pancasila memandang manusia tidak hanya un tuk kehidupan di dunia, tetapi juga kehidupan di akhirat. Begitu pula pendidikan tidak hanya untuk anak, namun untuk orang dewasa juga.
2.      Indonesia juga telah melaksanakan “pendidikan untuk semua”. Hal ini didasarkan pandangan bahwa, pendidikan merupaka hak setiap manusia dan ini sesuai dengan Pancasila.
Dalam system pendidikan nasional Indonesia dikenal istilah Kurikulum Inti.Konsep ini mirip ajaran filsafat pendidikan esensialisme, yang menghendaki adanya mata pelajaran yangtidak terlalu banyak cukup yang pokok-pokok saja.
Dalam jangka waktu tertentu diadakan peninjauan kurikulum.Hal ini pendidikan Indonesia juga bisa menerima aliran filsafat pendidikan progresif yang menghendaki tidak adanya kurikulum yang abadi. Namun peninjauan kembali tesebut pada prinsipnya juga tidak terlalu sering dilakukan, yang terjadi hanyalah perubahan nama kurikulumnya saja.
Dalam pendidikan karakter orientasinya pada jiawa proklamasi, memandang semangat proklamasi sebagai  nilai karakter yang luhur. Hal ini sangat mirip dengan aliran filsafat perenialisme. Konsep multi cultural yang dikembangkan di Indonesia juga merupakan konsep global yang sesuai dengan konsep Pancasila .konsep pendidikan bermakna juga dikembangkan atas dasr filosofi global sesuai dengan hakikat Pancasila.
Dengan demikian dengan dengan ditetapkannya Pancasila sebagai dasar pendidikan secara rasional dan empiric pendidikan Indonesia sudah memiliki landasan filosofis yang dapat dipertanggung jawabkan.

PENUTUP
KESIMPULAN
Hubungan filsafat dan pendidikan tampaknya tidak dapat dipisahkan lagi, karena kajian filsafat pendidikan harus menoleh kembali pada hakikat manusia sebagai makhlik ciptaan Tuhan.Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
            Subjek filsafat pendidikan adalah seseorang yang berfikir atau memikirkan hakikat sesuatu dengan sungguh dan mendalam tentang bagaimana memperbaiki pendidikan . Objek filsafat dapat dibagi menjadi 2, yakni :
1.      Objek material,
2.      Objek folmal.
Aliran-aliran filsafat pendidikan menurut tulisan Imam Bernadib dalam bukunya Filsafat Pendidikanada 3, yakni :
1.      Aliran Progresif
2.      Aliran Esensialisme
3.      Aliran Perenialisme.
Sedang dasar pendidikan di Indonesia adalah Pancasila.Pancasila sudah ditetapkan sebagai paradigma pembangunan di Indonesia.Model dan kerangka berpikir perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di Indonesia mengacu pada hakikat Pancasila, baik sebagai filsafat bangsa maupun sebagai dasar negara.

ANALISIS
Menurut penulis, fisafat pendidikan adalah suatu pandangan ataupun cara berfikir seseorang untuk memperbaiki proses pelaksanaan pendidikan. Penerapan falsafah Pancasila sebagai landasan dasar pelaksanaan pendidikan sudah bisa dikatakan baik, karena selain Pancasila itu sendiri lahir dari kebiasaan dan kebudayaan masyarakat Indonesia, Pancasila juga dapat menyesuaikan atau lebih tepatnya dapat menggabungkan ketiga aliran dalam filsafat pendidikan.


[1]Pasal (1) ayat (1) UU No.23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
[2] Andri Efferi,2011,Filsafat Pendidikan Islam,Kudus,Nora Media Enterprise,hlm.V
[3]Andri Efferi,2011,Filsafat Pendidikan Islam,Kudus,Nora Media Enterprise,hlm.17
[4]Sugiono,Tamzil Muis,2012,Filsafat Pendidikan Teori dan Praktik,Bandung:Remaja Rosdakarya, hlm.114-118

[5]Andri Efferi,2011,Filsafat Pendidikan Islam,Kudus:Nora Media Enterprise,hlm.26

No comments:

Post a Comment